Klik 👇👇👇

Friday, 17 May 2019

Tanggung Jawab Sebagai Orang Kristen

Setiap orang Kristen telah diberi setidaknya satu karunia rohani yang dapat digunakan untuk melayani jemaat tubuh Kristus. "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin" (1 Petrus 4:10-11; bandingkan dengan Efesus 4:11-16). Jadi, langkah penting dalam menetapkan cara seseorang melayani dalam gereja adalah mencari tahu karunia rohani yang dimilikinya. Namun kita tidak perlu menunda terlibat dalam gereja hanya karena belum mengetahui jenis karunia rohani yang kita miliki. Sebaliknya, kita sering menemukan karunia rohani kita ketika kita sedang melayani. Berbagai jenis karunia rohani telah didaftarkan dalam Roma 12:6-8 dan 1 Korintus 12:4-11,28.
Ada perbedaan di antara Tubuh Kristus secara global (1 Korintus 12:12-13) dan gereja lokal yang dihadiri umat Kristen guna beribadah bersama (Ibrani 10:25). Akan tetapi, tidak ada perbedaan dalam cara orang Kristen menggunakan karunia rohani mereka, karena melayani Allah adalah kewajiban dua puluh empat jam, bukan hanya kegiatan di hari Minggu. Semua orang Kristen dimanapun juga sudah sepatutnya melayani Allah dalam gereja lokal mereka dan mencari kesempatan untuk melayani di luar bangunan gereja (2 Korintus 9:12-13). Mungkin saja kita kesulitan menemukan karunia rohani khusus yang Allah berikan pada kita, namun adalah jauh lebih baik untuk melayani daripada tidak melayani (Roma 12:11). Seringkali, penemuan karunia rohani semakin jelas ketika kita sedang bertindak - ketika kita sedang menjalankan berbagai tugas, kita menyadari keahlian kita dan ketertarikan pada bidang tertentu (1 Tawarikh 28:9).

Akan selalu lebih banyak kebutuhan dibanding pekerja yang bersedia; hal ini benar pada jaman Kristen dan masih bersifat demikian pada jaman ini (Matius 9:37). Kita tidak mungkin kesulitan mencari kebutuhan yang belum terpenuhi dalam gereja lokal kita. Baik melalui penginjilan komunitas terdekat (yang diamanatkan Yesus kepada semua orang Kristen, Kisah 1:8) sampai dengan membersihkan kamar mandi, akan selalu ada saja tugas yang perlu dilakukan. Ada baiknya jika kita menanyakan tugas yang tersedia pada kepemimpinan gereja. Anda dapat menanyakan pendeta atau penatua tentang posisi pelayanan yang terbuka dan berdiskusi tentang kecocokan Anda dengan tugas yang tersedia.

Sunday, 25 March 2018

MOTIVASI GURU DAN PENGELOLAAN KELAS


MOTIVASI GURU DAN PENGELOLAAN KELAS
Mencapai suatu tujuan itu merupakan sumber utama dari motivasi kerja.  Artinya, tujuan-tujuan tersebut memberitahu pekerja mengenai apa yang harus dilakukan dan seberapa besar upaya yang harus dikerahkan.  Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan yang spesifik dapat meningkatkan kinerja; bahwa tujuan-tujuan yang sulit dicapai, bila diterima, bisa menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang tujuan-tujuan yang tidak terlalu sulit; dan bahwa umpanbalik akan mengarah pada kinerja yang lebih tinggi ketimbang bila tidak ada umpanbalik.
Tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit akan menghasilkan suatu tingkat output yang lebih tinggi ketimbang tujuan umum “lakukan yang terbaik”.  Kekhususan tujuan itu sendiri bertindak sebagai suatu stimulus internal. Jika faktor seperti kemampuan dan penerimaan tujuan-tujuan tersebut bersifat konstan, dapat dikatakan bahwa semakin sulit tujuan tersebut dicapai semakin tinggi tingkat kinerja.  Namun, bisa juga diasumsikan bahwa tujuan yang lebih mudah itu tampaknya dapat lebih diterima.  Namun bila seorang pekerja menerima tugas yang berat, dia akan mengerahkan segala daya upaya sampai tujuan itu tercapai, sampai target tujuan itu diturunkan, atau sampai tujuan itu ditinggalkan.
A.      TEORI-TEORI MOTIVASI
Dalam buku Robert Kreitner, 2014 mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologi yang menyebabkan stimulus, arahan, dan kegigihan terhadap sebuat kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan.  Bahkan saat ini banyak sekali yang mengemukakan teori-teori mengenai motivasi dan juga berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan mansia. Beberapa teori motivasi yang sering digunakan diantaranya:
1.         Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a.       Kebutuhan Fisiologis è Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b.       Kebutuhan Rasa Aman è Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c.       Kebutuhan Sosial è Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d.      Kebutuhan Penghargaan è Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e.       Kebutuhan Aktualisasi diri è Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
2.         Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
a.       Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b.      Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c.       Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
3.         Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a.       Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b.      Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c.       Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a)      Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b)      Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c)      Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d)     Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.
4.         Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
5.         Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
B.       STRETEGI MEMOTIVASI KELAS
Jika siswa merasa kurang minat dalam belajar atau guru merasa siswa perlu ditingkatkan, dapat menggunakan berbagai motivasi, diantaranya adalah:
a)      Memberi angka è Karena banyak murid belajar untuk mendapatkan angka yang baik, dan menyalahkan jawaban yang memang salah, dan menegurnya serta mengislahnya dengan senyum. Cara ini dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik
b)      Hadiah è Tetapi jika sering dilakukan, maka motivasi intristiknya akan menurun. Hadiah yang terbaik untuk anak adalah bukan terpusat pada materi, tetapi lebih kepada senyuman, anggukan, kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan umum, jika yang terjadi sedemikian ini, maka iklim belajarpun sangat menggugah selera, dan pelajaran tambahan pun itu merupakan hadiah yang berarti.
c)      Saingan è Persaingan ini baik dari individual maupun kelompok, sikap anak sendiripun lain-lain dalam persaingan.Ada yang ingin mempertinggi harga diri, Ada yang cuek, ada yang minder. Maka, persaingan, jika iklim seperti ini dibiarkan berlalu, maka yang minder akan selalu minder tanpa ada motivasi dari gurunya.
d)     Ego-Involvement è Sedapat mungkin kita menciptakan suasana yang murid merasa mengerjakannya, atau melibatkan dirinya, dan membuatnya merasa perlu melakukan ini dengan menggunakan AMBAK (apa manfaatnya bagiku ?). jadi bukan hanya kita yang sibuk dan mengerti sendiri.
e)      Ulangan è Jika murid mendengar kata ulangan, maka yang terbayang dalam benaknya adalah sekumpulan soal yang harus dijawab, maka dari sini ia harus dapat menjawab apa yang akan ditanyakan oleh gurunya, dari sini ia akan belajar untuk lebih terpacu lagi.
f)       Mengetahui hasil è Jika telah mengadakan ulangan beritahukanlah hasilnya kepada anak, sehingga anak tahu apa yang kurang pada dirinya, dan sebagai guru, harus menyemangati jika ada yang mendapatkan nilai rendah di dalam kelas itu, dan membawanya untuk meraih apa yang telah diraih oleh teman-temannya.
g)      Pujian è Pujian ini jika kita layangkan akan berakibat buruk juga, anak akan menjadi manja, dan jika salah menafsirkan akan menjadi suatu kesombongan, maka pujian ini dilakukan jika kita merasa perlu saja. Tetapi kalau terhadap anak yang minder, pujian ini sangat manjur, karena akan menaikkan harga diri anak tersebut, dan merasa semangat kembali, jika kita memujinya dengan cara yang benar.
h)      Minat è Dapat dibangkitkan dengan cara: membuatnya membutuhkan ini, kita hubungkan dengan pengalaman yang lampau, it`s time to do the best. Katakan Nothing success like success, dan gunakan bentuk belajar yang disukainya, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan tujuan pelajaran kita diterima baik.
i)        Tugas yang challenging è Dengan memberi tugas yang membuat mereka berpikir ekstra, timbul dalam diri siswa, bahwa dia harus menyelesaikannya dengan baik, dan ia percaya ia bisa, tentunya, setelah guru memberikan suatu dorongan yang membuat siswa merasa bahwa tugas itu penting dan perlu, serta mengasyikkan. Tapi harus masih diingat bahwa tugas itu adalah tugas yang masih dalam batasan kemampuan siswa, tidak keluar dari apa yang menjadi kemampuan siswa. Meskipun nanti hasil yang dituainya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, justru dari situ kita dapat memotivasi anak didik tersebut dengan mengatakan “ Tetap Semangat ”.
j)        Berikan Masukan è Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
k)      Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil è Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
l)        Peduli dengan siswa-siswa Anda è Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi siswa.
C.      TEKNIK ATAU METODE MENGAJAR
Macam-Macam Metode pembelajaran :
1.        Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.        Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3.        Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
1)      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
2)      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3)      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi:
1)      Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
2)      Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
3)      Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4.        Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a.       Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.      Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c.       Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.        Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
6.        Metode sosiodrama dan bermain peran
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.

7.        Metode karyawisata
Menurut Djamarah (2000:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.
8.        Metode Test
Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.

KESIMPULAN
Jadi, motivasi dari dalam siswa dapat dibentuk jika seorang guru/pendamping mampu membuat suatu pelajaran tersebut menyenangkan bagi siswa. Caranya bisa melalui permainan, simulasi, menonton film, interaksi langsung dengan alam, penggunaan media-media interaktif dan sebisa mungkin justru menghindari hukuman. Hukuman tidak efektif untuk membentuk perilaku, jadi sebaiknya justru dihindari, lebih baik menggunakan sistem pujian atau hadiah. Hukuman hanya akan memberikan rasa takut pada siswa, padahal rasa takut adalah penghambat seseorang untuk belajar.
Jika pelajaran adalah menyenangkan bagi siswa tentu dengan sendirinya membentuk long term learning, siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu, untuk terus belajar. Tentunya kita juga harus memperhatikan bakat kesenangan masing-masing siswa dan tidak bisa menyama-ratakan bahwa semua siswa harus suka dengan pelajaran tersebut karena disitulah justru letak keunikan seseorang (individual difference).
Prinsip belajar yang menyenangkan ini secara psikologi sering diterapkan dalam berbagai metode seperti quantum learning, accelerated learning. Teori Thorndike juga mengatakan bahwa perilaku yang memberi efek menyenangkan akan terus diulang-ulang.


DAFTAR PUSTAKA
Sidirman A. M. Interaksi dan memotivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta 1986. Hal 73-100
Prof. Dr. Hamid darmadi, M. Pd. Kemanpuan Dasar Mengajar. ALFABETA. Bandung 2009. Hal 8
Drs. Syaiful Bahri Djamarah. M. Ag dan Drs. Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. RINEKA CIPTA. Jakarta 2010. Hal 140-147
Prof. Soejipto dan Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. Prosfesi Keguruan. RINEKA CIPTA. Jakarta 2009. Hal 59-66
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd. Konsep dan Makna Pembelajaran. ALFABETA. Bandung 2012. Hal 100-115
https://jodenmot.wordpress.com/tag/motivasi-mengajar-guru/

Wednesday, 24 May 2017

MALAIKAT ( PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU )


PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG PERCAYA DALAM 
PERJANJIAN BARU

BAB I
PENDAHULUAN

             Alkitab adalah satu-satunya sumber yang benar tentang dunia roh.  Malaikat dan pelayanannya, dibahas dengan panjang lebar oleh para penulis Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.  Di dalam Perjanjian Lama, malaikat kadang kala menggantikan atau mewakili pribadi Allah, untuk menampilkan wujudnya kepada manusia.  Atau sebaliknya Tuhan menggunakan wujud malaikat untuk menyatakan dirinya kepada manusia, yang biasa disebut Malaikat Yahweh.
             Oleh karena pokok bahasan tentang malaikat sangat luas, maka penulis membatasi pembahasan, hanya pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru.  Memahami konteks dekat adalah salah satu cara yang tepat yang akan ditempuh dalam makalah ini.  Tujuan penulis dan maksud pembicara dalam konteks merupakan langkah berikutnya yang menolong untuk mengerti pelayanan malaikat.
             Untuk mengerti dengan baik tentang pelayanan malaikat  dalam makalah ini, maka bagian pertama yang harus diteliti ialah arti dari kata “malaikat” dan “pelayanan malaikat yang tergantung pada perintah Tuhan”.  Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan "malaikat sebagai makhluk halus pesuruh Tuhan yang mempunyai tugas khusus.”1
 Menurut Ensiklopedi Perjanjian Baru:
malaikat (angel) berasal dari bahasa Yunani aggeloj, kata yang mempunyai peranan "pembawa berita", "utusan", tetapi tidak menyatakan kodrat malaikat.  Alkitab mengandaikan eksistensi para malaikat Allah yang menjadi bagian dari struktur alam ciptaan.  Melalui para malaikat, pandangan kita melampaui dunia yang kelihatan; melalui mereka, kemuliaan Allah, kehadiran dan transendensiNya menjadi lebih nyata.  Pandangan yang terdahulu realistis mengenai makhluk-makhluk surgawi itu, harus dihindari.  Sebab mereka disebut "kemuliaan-kemuliaan dalam Alkitab.2
 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, mendefinisikannya sebagai berikut:  Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yang mengenalNya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia.  Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yang bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa.3
 Dengan adanya definisi ini, pembaca dapat mengenal tentang malaikat, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, di kekekalan masa lampau, yang bersifat roh, tidak bertubuh, yang memiliki tugas khusus dari Allah untuk memuliakan namaNya dan melayani umat Tuhan.  Orang percaya boleh menghargai pelayanan malaikat, namun tidak menyembah.


BAB II
PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG-ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU

 Alkitab Perjanjian Lama mencatat pelayanan malaikat kepada umat Allah, namun dalam makalah ini tidak dibahas, dan hanya menguraikan pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru saja.

A.       Menolong Dan Membantu Orang Percaya
 Penulis Surat Ibrani sedang berbicara mengenai Yesus Kristus yang lebih tinggi daripada para malaikat.  Dengan tegas mengatakan bahwa selain melayani Allah dan Yesus Kristus, para malaikat memiliki pelayanan yang lain yakni melayani orang-orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan (Ibr. 1:14).  Ayat ini tidak memberikan petunjuk mengenai cara dan bentuk pelayanan para malaikat kepada orang-orang percaya, oleh karena itu sering disebut sebagai pelayanan yang bersifat umum.

B.       Mengambil Bagian Dalam Jawaban Allah Atas Doa
 Ketika terjadi penganiayaan atas orang-orang Kristen di Yerusalem, Herodes membunuh Yakobus.  Pembunuhan itu nampaknya menyenangkan orang-orang Yahudi, karena itu Herodes melanjutkan niatnya dengan menangkap Petrus, salah satu murid yang berpengaruh.  Kisah Para rasul 12:4, mengatakan bahwa Herodes merencanakan hal pembunuhan atas Petrus seperti halnya kepada Yakobus, setelah hari paskah.
 Ayat 5b, merupakan titik awal dari tindakan Allah menolong Petrus keluar dari penjara.  Bermula dari doa yang dipanjatkan dengan tekun oleh jemaat kepada Allah, kemudian Allah merencanakan yang lain untuk menggagalkan rencana si jahat.  “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruangan itu.  Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: “Bangunlah segera!”  Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.  Lalu kata malaikat itu kepadanya: “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!”  Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan” (Kis 12:7-9).
 Lukas, penulis Kisah Para Rasul, mengakui adanya malaikat yang siap melakukan perintah Tuhan untuk melayani jemaat dan Petrus.  Yang datang dan berdiri, menepuk dan menyelamatkan Petrus dalam perikop ini, bukan pribadi Allah atau salah satu dari Allah Tritunggal, tetapi malaikat, utusan Tuhan.  Sebagai sorang dokter, Lukas percaya adanya makhluk rohani yakni malaikat, yang melayani orang percaya setiap saat.
 Pendeta Yunus BS mengatakan:
Malaikat itu ada, mereka ikut serta melayani manusia, kita berterima kasih bagi pelayanannya, tetapi sekali-kali tidak boleh menyembahnya, sebab mereka juga hamba-hamba Allah seperti kita (Wah 19:10; 22:8-9).1

 “Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai keujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.  Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikatNya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.” (Kis 12:10b-11).  Rasul Petrus yang mengenal Tuhan Yesus dengan baik, juga mengenal Bapa dan Roh Kudus yang dicurahkan belum lama sebelum peristiwa ini terjadi, tidak mengatakan bahwa Bapa atau Yesus atau Roh Kudus yang datang dan menyelamatkannya.  Dia tahu benar-benar bahwa malaikatlah yang datang dengan kekuatan dan kuasanya.
Sudah tentu para malaikat tidak henti-hentinya digunakan untuk mencegah hal yang jahat dan mengupayakan hal yang baik.  Jika Allah menolong manusia melalui manusia, kita tidak perlu heran bahwa Dia menolong manusia melalui para malaikat.2
Dengan kekuatan, kuasa, pengetahuan, kemampuan dan hikmat yang dimiliki oleh malaikat, tidak dapat diragukan, mereka sanggup mencegah hal-hal yang jahat yang ingin menyerang orang-orang percaya.

C.       Memperhatikan Pengalaman Hidup Orang Kristen
 Malaikat sebagai pribadi, sering disejajarkan dengan pribadi manusia dan juga dengan pribadi Allah yang dapat bertindak dan memperhatikan segala sesuatu di dalam hidup orang percaya, menurut ajaran Paulus.  Di dalam I Kor 4:9, mengatakan “. . . sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia”.  Maksudnya ialah: selain manusia dan makhluk lain di dunia ini, malaikat juga memperhatikan jalan hidup orang benar.  Sama halnya dengan I Tim 5:21, kalimat yang digunakan oleh Paulus untuk menyampaikan pesannya, memperlihatkan pemahamannya tentang malaikat yang melayani manusia dengan cara menunjukkan perhatian pada jalan hidup dan pelayanan orang-orang percaya.
 Roy H. Hicks mengatakan :
Masing-masing kita mempunyai malaikat yang ditentukan Bapa dan diberikan untuk menjaga kita sebagai Penjaga dan Pelindung (Ibrani 1:14; Matius 18:10).  Malaikat-malaikat itu diberikan kepada kita waktu lahir, diutus oleh Allah Bapa untuk menjaga kita dan mengusahakan setiap waktu kehendak Allah yang sempurna tergenapi di dalam hidup kita.3
Dalam kutipan ini, Hicks menekankan usaha malaikat untuk menjaga dan mengupayakan agar kehendak Bapa tergenapi di dalam hidup orang percaya.  Pendapat ini dapat di terima, sebagai bagian dari tujuan Allah bagi pelayanan para malaikat untuk kebaikan umat Tuhan.

D.       Membawa Berita, Menguatkan Dan Memberi Pengharapan
 Menurut penulis, malaikat yang datang menyampaikan berita tentang adanya pertolongan dari Tuhan, dalam bahaya yang dihadapi oleh Paulus dan seisi kapal (KPR 27:23-24) adalah untuk memberikan kekuatan dan pengharapan.
 Penyertaan Allah dalam perjalanan Paulus ini, dinyatakan melalui kehadiran malaikat, sebagai bagian dari pelayanan malaikat bagi orang yang sedang menghadapi bahaya, yakni memenuhi kebutuhan utama manusia.  Berita yang disampaikan kepada Paulus adalah berita dari surga, sehingga Paulus tidak meragukannya sedikitpun, dan berita itu terjadi, tidak ada yang binasa diantra mereka.
Dalam bukunya, Charles dan Frances Hunter menulis:
Dalam kehebatan kehadiran malaikat-malaikat Allah, saya sering merasa seperti Maria, yang mengatakan, “Biarlah segala sesuatu yang telah kaukatakan itu terjadi” (Lukas 1:38, FAYH).  Ketika Paulus berkata, “. . . tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang kusembah sebagai milikNya” (Kis 27:23),  dia tahu bahwa hal itu akan terjadi!  Dengan cara yang sama, saya mengetahui bahwa berita-berita yang berasal dari hati Allah ini senantiasa merenggut calon penghuni neraka.  Kebenaran-kebenaran itu penting dan nyata! Kehadiran malaikat-malaikat agung, yang langsung datang dari singgasana Allah, demikian mengagumkan, sehingga tidak salah kalau seseorang jatuh sujud menyembahnya.4
 
E.        Menyambut Jiwa-Jiwa Baru Dalam Kerajaan Allah
 Arti dari perumpamaan tentang dirham yang hilang kemudian ditemukan, dijelaskan oleh Yesus sendiri di bagian akhir perikop ini, yaitu: “Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat” (Luk. 15:10).  Perkataan “satu orang berdosa yang bertobat”, mengacu pada orang percaya yang jatuh dalam dosa dan bertobat, dan kepada orang yang baru dimenangkan untuk kerajaan Allah.  Para malaikat menyambut dan memulai pelayanannya bagi orang seperti ini.
 Malaikat menaruh perhatian atas kegiatan penginjilan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen (Kis. 8:26-27).  Dalam peristiwa ini, malaikat Allah memberi petunjuk kepada Filipus untuk pergi memberitakan Injil kepada seorang sida-sida yang siap menerima keselamatan dari Tuhan.

F.        Melayani orang benar di saat meninggal
 Pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya tidak hanya pada waktu masih hidup, tetapi juga setelah mati.  Alkitab mencatat dua peristiwa yang sama-sama membicarakan tentang pelayanan malaikat setelah orang percaya mati, baik kepada Lazarus dan juga kepada Musa.  Lukas 16:22 mengatakan: “Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pengkuan Abraham”; dan Yudas 9, mengatakan: “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa”.  Malaikat masih melayani orang percaya setelah meninggal.

G.       Melayani Anak-Anak Dari Orang Percaya
 Tuhan Yesus menegur murid-muridNya dan mengingatkan mereka bahwa malaikat anak-anak itu selalu memandang Bapa di surga.  Maksudnya ialah malaikat-malaikat diutus oleh Bapa untuk melayani anak-anak dan melindungi mereka dari bahaya dan kejahatan.
             Dr. Roy H. Hicks mengatakan:
Ketika Yesus memberikan peringatan perihal anak-anak dan para malaikat mereka, Dia mengatakan bahwa malaikat-malaikat mereka, ada di sorga, selalu memandang wajah Bapa (Mat 18:10).  Bahkan jika malaikat penjaga itu ditugaskan untuk melindungi anak-anak anda, dia tidak dapat bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi hanya sebagaimana dia menerima perintah dari Bapa.5
             Orang percaya yang ingin menikmati pelayanan para malaikat, hanya dengan menjaga hidup kudus dan berkenan kepada Allah.  Meminta kepada Allah agar Dia mengutus para malaikatNya untuk melayani kita.  Ini adalah bagian dari rencana Allah dalam hidup kita, yang dapat kita nikmati, seperti halnya dengan rencanaNya yang lain.


BAB III
SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP MALAIKAT

             Setelah memahami betapa hebatnya pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya, maka bagian yang harus dibahas adalah sikap orang percaya terhadap malaikat.  Malaikat tidak setara dengan Allah dan dia bukan Allah.  Oleh karena itu, orang percaya tidak boleh menyembahnya.  Di dalam tulisan Yohanes mengatakan bahwa dia pernah menyembah malaikat, namun malaikat itu sendiri yang melarang Yohanes untuk menyembahnya.  Wahyu 19:10: “Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah!”.  Malaikat, sebagai pelayan Allah, dengan tegas dan segera melarang Yohanes untuk menyembahnya, dan memberi petunjuk yang benar: “Sembahlah Allah”.  Kalimat yang mengatakan: “Janganlah berbuat demikian” artinya jangan sujud dan menyembahku, kata malaikat.  Malaikat tidak mau dibuang oleh Tuhan kerena menerima penyembahan dari manusia; dan ia tidak mau kalau Yohanes dihukum karena menyembah yang lain, selain Allah.
             Yohanes yang takjub melihat kehebatan malaikat, mengulangi kesalahan yang sama dalam Wahyu 22:8-9.  Malaikat yang menyadari kedudukannya, tetap menolak penyembahan Yohanes, hanya Allah yang layak di sembah.
             Musa di dalam Keluaran 20:4-5 melarang orang Israel menyembah yang lain selain Allah, dan menyamakan penyembahan kepada ciptaan sebagai tindakan membenci Allah (malaikat adalah ciptaan). 
             Pdt Yusus BS, mengatakan:
Karena ini kitapun memerlukan pelayanannya, asal kita mengerti dan menjaga tidak membesar-besarkannya atau menyembahnya.  Jangan berdoa kepada malaikat, hanya kepada Allah. Salah satu cara Allah menjawab doa anak-anakNya ialah dengan mengirimkan malaikatNya. Dari masa-masa yang kritis dan sangat sukar, kadang-kadang Tuhan Yesus mengutus malaikat-malaikat untuk menyatakan diri dan menolong beberapa orang (misalnya Dan 10:12).1


BAB IV
KESIMPULAN

             Tuhan menciptakan malaikat dengan jumlah yang tidak terbatas, untuk melayani setiap orang percaya dan orang-orang yang akan diselamatkan.  Disamping apa yang diajarkan Tuhan kita tentang malaikat-malaikat, para penulis Perjanjian Baru juga menegaskan bahwa malaikat-malaikat itu benar-benar ada.
             Dalam bukunya “Dan Kemudian Aku MelihatNya”, Pdt. Dr. Samuel Doctorian mengatakan: Mereka sungguh-sungguh nyata, mereka adalah makhluk-makhluk sorgawi sebagaimana yang anda baca di dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. . . . Mereka berada di dunia yang tidak terlihat di mana mata jasmani manusia tidak bisa melihat dan makhluk-makhluk sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya.[1]
             Menurut catatan dalam Kitab Kisah Para Rasul, malaikat-malaikat terlibat dalam memberikan pertolongan kepada hamba-hamba Allah: membuka pintu-pintu penjara bagi rasul-rasul, memimpin Filipus dan Kornelius dalam pelayanan dan meneguhkan hati Paulus ketika kapal yang ditumpanginya dilanda badai dalam perjalannya ke Roma.
             Pelayanannya kepada anak-anak, dijelaskan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.  Penulis lebih setuju kepada pemahaman bahwa hanya anak-anak dari orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesuslah yang menikmati pelayanan para malaikat, menjaga dan mengupayakan agar rencana Allah terlaksana.  Pelayanan mereka terus berlangsung sampai pada hari penghakiman.
             Orang percaya dapat bekerja sama dengan malaikat, dengan iman yang teguh kepada Tuhan Yesus, mentaati suaraNya, mengikuti perintahNya dan mendengarkan bisikan Roh Kudus.
             Pelayanan Para malaikat adalah suatu bagian dari rencana Allah bagi orang percaya, yang dapat dipandang sebagai anugerah.  Pelayanan para malaikat dapat dinikmati dengan memohon kepada Tuhan agar anugerah tersebut, dicurahkan.  Dapat meminta agar Mazmur 34:8 digenapi; “Malaikat berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia.”



1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Halaman 620
2 Ensiklopedi Perjanjian Baru, Halaman 278
3 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 2, halaman 15
1Yusuf BS, Pendeta, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya: t.p., 1986), hal. 94
2Roy H. Hicks, Dr., Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.) hal.
3Dr. Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.), hal. 100.
4Charles dan Frances Hunter, Kunjungan Utusan Surgawi (Malang: Gandum Mas, 1979), halaman 33.
5Dr. Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta: Immanuel, t.t.), hal. 70.

1Pdt Yusus BS, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya: t.p., 1986), hal. 94-101

[1] Samuel Doctorian, Dan Kemudian Aku MelihatNya  (Jakarta : Adonai, 2000), hal. 40