Setiap orang Kristen telah diberi setidaknya satu karunia rohani yang dapat digunakan untuk melayani jemaat tubuh Kristus. "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin" (1 Petrus 4:10-11; bandingkan dengan Efesus 4:11-16). Jadi, langkah penting dalam menetapkan cara seseorang melayani dalam gereja adalah mencari tahu karunia rohani yang dimilikinya. Namun kita tidak perlu menunda terlibat dalam gereja hanya karena belum mengetahui jenis karunia rohani yang kita miliki. Sebaliknya, kita sering menemukan karunia rohani kita ketika kita sedang melayani. Berbagai jenis karunia rohani telah didaftarkan dalam Roma 12:6-8 dan 1 Korintus 12:4-11,28.
Ada perbedaan di antara Tubuh Kristus secara global (1 Korintus 12:12-13) dan gereja lokal yang dihadiri umat Kristen guna beribadah bersama (Ibrani 10:25). Akan tetapi, tidak ada perbedaan dalam cara orang Kristen menggunakan karunia rohani mereka, karena melayani Allah adalah kewajiban dua puluh empat jam, bukan hanya kegiatan di hari Minggu. Semua orang Kristen dimanapun juga sudah sepatutnya melayani Allah dalam gereja lokal mereka dan mencari kesempatan untuk melayani di luar bangunan gereja (2 Korintus 9:12-13). Mungkin saja kita kesulitan menemukan karunia rohani khusus yang Allah berikan pada kita, namun adalah jauh lebih baik untuk melayani daripada tidak melayani (Roma 12:11). Seringkali, penemuan karunia rohani semakin jelas ketika kita sedang bertindak - ketika kita sedang menjalankan berbagai tugas, kita menyadari keahlian kita dan ketertarikan pada bidang tertentu (1 Tawarikh 28:9).
Akan selalu lebih banyak kebutuhan dibanding pekerja yang bersedia; hal ini benar pada jaman Kristen dan masih bersifat demikian pada jaman ini (Matius 9:37). Kita tidak mungkin kesulitan mencari kebutuhan yang belum terpenuhi dalam gereja lokal kita. Baik melalui penginjilan komunitas terdekat (yang diamanatkan Yesus kepada semua orang Kristen, Kisah 1:8) sampai dengan membersihkan kamar mandi, akan selalu ada saja tugas yang perlu dilakukan. Ada baiknya jika kita menanyakan tugas yang tersedia pada kepemimpinan gereja. Anda dapat menanyakan pendeta atau penatua tentang posisi pelayanan yang terbuka dan berdiskusi tentang kecocokan Anda dengan tugas yang tersedia.
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Klik 👇👇👇
Friday, 17 May 2019
Sunday, 25 March 2018
MOTIVASI GURU DAN PENGELOLAAN KELAS
MOTIVASI
GURU DAN PENGELOLAAN KELAS
Mencapai suatu tujuan itu merupakan sumber
utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan-tujuan tersebut memberitahu
pekerja mengenai apa yang harus dilakukan dan seberapa besar upaya yang harus
dikerahkan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan yang spesifik
dapat meningkatkan kinerja; bahwa tujuan-tujuan yang sulit dicapai, bila
diterima, bisa menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang tujuan-tujuan
yang tidak terlalu sulit; dan bahwa umpanbalik akan mengarah pada kinerja yang
lebih tinggi ketimbang bila tidak ada umpanbalik.
Tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit akan
menghasilkan suatu tingkat output yang lebih tinggi ketimbang tujuan umum
“lakukan yang terbaik”. Kekhususan tujuan itu sendiri bertindak sebagai
suatu stimulus internal. Jika faktor seperti kemampuan dan penerimaan
tujuan-tujuan tersebut bersifat konstan, dapat dikatakan bahwa semakin sulit
tujuan tersebut dicapai semakin tinggi tingkat kinerja. Namun, bisa juga
diasumsikan bahwa tujuan yang lebih mudah itu tampaknya dapat lebih
diterima. Namun bila seorang pekerja menerima tugas yang berat, dia akan
mengerahkan segala daya upaya sampai tujuan itu tercapai, sampai target tujuan
itu diturunkan, atau sampai tujuan itu ditinggalkan.
A.
TEORI-TEORI
MOTIVASI
Dalam buku
Robert Kreitner, 2014 mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologi yang
menyebabkan stimulus, arahan, dan kegigihan terhadap sebuat kegiatan yang
dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan. Bahkan saat ini banyak sekali yang
mengemukakan teori-teori mengenai motivasi dan juga berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan mansia. Beberapa teori motivasi yang sering digunakan
diantaranya:
1.
Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow
Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia
sebagai berikut:
a.
Kebutuhan Fisiologis è
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen,
tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman è
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan
yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja.
c. Kebutuhan
Sosial è Jika kebutuhan fisiologis dan rasa
aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu
kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan
sebagainya.
d. Kebutuhan
Penghargaan è Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas
kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e.
Kebutuhan Aktualisasi
diri è
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya
dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada
kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan
perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri
senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow
mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan
perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan
yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia
menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,
maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan
mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari
perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang
lebih kecil.
2.
Teori Motivasi Prestasi
dari Mc. Clelland
Konsep penting
lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri
manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
a.
Kebutuhan prestasi
tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan
secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar
dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan
inovatif.
b. Kebutuhan
afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c. Kebutuhan
kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia
mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
3.
Teori X dan Y dari Mc.
Gregor
Teori motivasi
yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh
Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia.
Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai
kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X.
Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko
(1996 : 87 )
a.
Rata-rata pekerja itu
malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena
pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c.
Rata-rata pekerja lebih
senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil,
kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih
banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu
benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan
anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang
terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan
pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a)
Usaha fisik dan mental
yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b) Rata-rata
manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
c) Ada
kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
d) Pengendalian
dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan
organisasi.
4.
Teori Motivasi dari
Herzberg
Teori motivasi
yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan
M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan
faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang
sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,
penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor
kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru
sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan
antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi
ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor
”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
5.
Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer
merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan
tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan
pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan
terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu,
jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan
menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena
menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan
tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang
perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari
seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena
kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer
untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi
kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi
salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
B.
STRETEGI
MEMOTIVASI KELAS
Jika siswa merasa kurang minat
dalam belajar atau guru merasa siswa perlu ditingkatkan, dapat menggunakan
berbagai motivasi, diantaranya adalah:
a)
Memberi angka è
Karena banyak murid belajar untuk mendapatkan angka yang baik, dan menyalahkan
jawaban yang memang salah, dan menegurnya serta mengislahnya dengan senyum.
Cara ini dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik
b) Hadiah
è
Tetapi jika sering dilakukan, maka motivasi intristiknya akan menurun. Hadiah
yang terbaik untuk anak adalah bukan terpusat pada materi, tetapi lebih kepada
senyuman, anggukan, kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan
umum, jika yang terjadi sedemikian ini, maka iklim belajarpun sangat menggugah
selera, dan pelajaran tambahan pun itu merupakan hadiah yang berarti.
c) Saingan
è
Persaingan ini baik dari individual maupun kelompok, sikap anak sendiripun
lain-lain dalam persaingan.Ada yang ingin mempertinggi harga diri, Ada yang
cuek, ada yang minder. Maka, persaingan, jika iklim seperti ini dibiarkan
berlalu, maka yang minder akan selalu minder tanpa ada motivasi dari gurunya.
d) Ego-Involvement
è
Sedapat mungkin kita menciptakan suasana yang murid merasa mengerjakannya, atau
melibatkan dirinya, dan membuatnya merasa perlu melakukan ini dengan
menggunakan AMBAK (apa manfaatnya bagiku ?). jadi bukan hanya kita yang sibuk
dan mengerti sendiri.
e) Ulangan
è
Jika murid mendengar kata ulangan, maka yang terbayang dalam benaknya adalah
sekumpulan soal yang harus dijawab, maka dari sini ia harus dapat menjawab apa
yang akan ditanyakan oleh gurunya, dari sini ia akan belajar untuk lebih
terpacu lagi.
f) Mengetahui
hasil è
Jika telah mengadakan ulangan beritahukanlah hasilnya kepada anak, sehingga
anak tahu apa yang kurang pada dirinya, dan sebagai guru, harus menyemangati
jika ada yang mendapatkan nilai rendah di dalam kelas itu, dan membawanya untuk
meraih apa yang telah diraih oleh teman-temannya.
g) Pujian
è
Pujian ini jika kita layangkan akan berakibat buruk juga, anak akan menjadi
manja, dan jika salah menafsirkan akan menjadi suatu kesombongan, maka pujian
ini dilakukan jika kita merasa perlu saja. Tetapi kalau terhadap anak yang
minder, pujian ini sangat manjur, karena akan menaikkan harga diri anak
tersebut, dan merasa semangat kembali, jika kita memujinya dengan cara yang
benar.
h) Minat
è
Dapat dibangkitkan dengan cara: membuatnya membutuhkan ini, kita hubungkan
dengan pengalaman yang lampau, it`s time to do the best. Katakan
Nothing success like success, dan gunakan bentuk belajar yang disukainya,
sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan tujuan pelajaran kita diterima
baik.
i)
Tugas yang challenging è
Dengan memberi tugas yang membuat mereka berpikir ekstra, timbul dalam diri
siswa, bahwa dia harus menyelesaikannya dengan baik, dan ia percaya ia bisa,
tentunya, setelah guru memberikan suatu dorongan yang membuat siswa merasa
bahwa tugas itu penting dan perlu, serta mengasyikkan. Tapi harus masih diingat
bahwa tugas itu adalah tugas yang masih dalam batasan kemampuan siswa, tidak
keluar dari apa yang menjadi kemampuan siswa. Meskipun nanti hasil yang
dituainya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, justru dari situ kita dapat
memotivasi anak didik tersebut dengan mengatakan “ Tetap Semangat ”.
j)
Berikan Masukan è Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan
kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih
termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar
positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya
bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
k)
Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil è Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar
mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa
dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
l)
Peduli dengan siswa-siswa Anda è Para siswa akan menunjukkan minat dan
motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda
memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa
mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal
tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun
hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda
memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda
ketika anda masih menjadi siswa.
C.
TEKNIK
ATAU METODE MENGAJAR
Macam-Macam Metode pembelajaran :
1.
Metode Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui
ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan
Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.
Metode Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3.
Metode Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
1) Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
2) Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3) Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi:
1) Siswa
kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
2) Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan.
3) Sukar
dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
4.
Metode Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus,
diantaranya yaitu:
a. Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode
ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.
Metode Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri. Metode pemberian tugas adalah suatu cara
dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru.
Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk
mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering
digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
6.
Metode sosiodrama dan
bermain peran
Metode ini
menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau
benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan
interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa
melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi
sesama mereka.
7.
Metode karyawisata
Menurut Djamarah (2000:105), pada
saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,
dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah
yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study
tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula
yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karyawisata adalah
metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam
rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut (
sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa
dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk
pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk
pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek
kegiatan ekonomi.
8.
Metode Test
Ialah metode
mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak untuk
mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan
setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan
bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.
KESIMPULAN
Jadi,
motivasi dari dalam siswa dapat dibentuk jika seorang guru/pendamping mampu
membuat suatu pelajaran tersebut menyenangkan bagi siswa. Caranya bisa melalui
permainan, simulasi, menonton film, interaksi langsung dengan alam, penggunaan
media-media interaktif dan sebisa mungkin justru menghindari hukuman. Hukuman
tidak efektif untuk membentuk perilaku, jadi sebaiknya justru dihindari, lebih
baik menggunakan sistem pujian atau hadiah. Hukuman hanya akan memberikan rasa
takut pada siswa, padahal rasa takut adalah penghambat seseorang untuk belajar.
Jika
pelajaran adalah menyenangkan bagi siswa tentu dengan sendirinya membentuk long
term learning, siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu, untuk terus
belajar. Tentunya kita juga harus memperhatikan bakat kesenangan masing-masing
siswa dan tidak bisa menyama-ratakan bahwa semua siswa harus suka dengan
pelajaran tersebut karena disitulah justru letak keunikan seseorang (individual
difference).
Prinsip
belajar yang menyenangkan ini secara psikologi sering diterapkan dalam berbagai
metode seperti quantum learning, accelerated learning. Teori Thorndike juga
mengatakan bahwa perilaku yang memberi efek menyenangkan akan terus
diulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Sidirman A. M. Interaksi dan memotivasi Belajar Mengajar. Rajawali
Pers. Jakarta 1986. Hal 73-100
Prof. Dr. Hamid
darmadi, M. Pd. Kemanpuan Dasar Mengajar.
ALFABETA. Bandung 2009. Hal 8
Drs. Syaiful
Bahri Djamarah. M. Ag dan Drs. Aswan Zain. Strategi
Belajar Mengajar. RINEKA CIPTA. Jakarta 2010. Hal 140-147
Prof. Soejipto
dan Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. Prosfesi
Keguruan. RINEKA CIPTA. Jakarta 2009. Hal 59-66
Prof. Dr.
Syaiful Sagala, M. Pd. Konsep dan Makna
Pembelajaran. ALFABETA. Bandung 2012. Hal 100-115
https://jodenmot.wordpress.com/tag/motivasi-mengajar-guru/
Wednesday, 24 May 2017
MALAIKAT ( PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU )
PELAYANAN MALAIKAT KEPADA ORANG PERCAYA DALAM
PERJANJIAN BARU
BAB
I
PENDAHULUAN
Alkitab adalah satu-satunya sumber yang benar
tentang dunia roh. Malaikat dan
pelayanannya, dibahas dengan panjang lebar oleh para penulis Alkitab, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Di dalam Perjanjian Lama, malaikat kadang kala menggantikan atau
mewakili pribadi Allah, untuk menampilkan wujudnya kepada manusia. Atau sebaliknya Tuhan menggunakan wujud
malaikat untuk menyatakan dirinya kepada manusia, yang biasa disebut Malaikat
Yahweh.
Oleh karena pokok bahasan tentang malaikat
sangat luas, maka penulis membatasi pembahasan, hanya pelayanan malaikat kepada
orang-orang percaya di dalam Perjanjian Baru.
Memahami konteks dekat adalah salah satu cara yang tepat yang akan
ditempuh dalam makalah ini. Tujuan
penulis dan maksud pembicara dalam konteks merupakan langkah berikutnya yang
menolong untuk mengerti pelayanan malaikat.
Untuk mengerti dengan baik tentang pelayanan
malaikat dalam makalah ini, maka bagian
pertama yang harus diteliti ialah arti dari kata “malaikat” dan “pelayanan
malaikat yang tergantung pada perintah Tuhan”.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan "malaikat sebagai
makhluk halus pesuruh Tuhan yang mempunyai tugas khusus.”1
Menurut Ensiklopedi Perjanjian Baru:
malaikat (angel)
berasal dari bahasa Yunani aggeloj,
kata yang mempunyai peranan "pembawa berita", "utusan",
tetapi tidak menyatakan kodrat malaikat.
Alkitab mengandaikan eksistensi para malaikat Allah yang menjadi bagian
dari struktur alam ciptaan. Melalui para
malaikat, pandangan kita melampaui dunia yang kelihatan; melalui mereka,
kemuliaan Allah, kehadiran dan transendensiNya menjadi lebih nyata. Pandangan yang terdahulu realistis mengenai
makhluk-makhluk surgawi itu, harus dihindari.
Sebab mereka disebut "kemuliaan-kemuliaan dalam Alkitab.2
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini,
mendefinisikannya sebagai berikut:
Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut
etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yang mengenalNya muka dengan
muka, karena itu mempunyai kelebihan dari pada manusia. Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan
mantap, walaupun mempunyai kemauan yang bebas dan karena itu bisa terpengaruh
terhadap godaan dan dosa.3
Dengan adanya definisi ini, pembaca dapat
mengenal tentang malaikat, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, di
kekekalan masa lampau, yang bersifat roh, tidak bertubuh, yang memiliki tugas
khusus dari Allah untuk memuliakan namaNya dan melayani umat Tuhan. Orang percaya boleh menghargai pelayanan
malaikat, namun tidak menyembah.
BAB
II
PELAYANAN
MALAIKAT KEPADA ORANG-ORANG PERCAYA DALAM PERJANJIAN BARU
Alkitab Perjanjian Lama mencatat
pelayanan malaikat kepada umat Allah, namun dalam makalah ini tidak dibahas,
dan hanya menguraikan pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya di dalam
Perjanjian Baru saja.
A. Menolong Dan Membantu Orang Percaya
Penulis Surat Ibrani sedang berbicara mengenai
Yesus Kristus yang lebih tinggi daripada para malaikat. Dengan tegas mengatakan bahwa selain melayani
Allah dan Yesus Kristus, para malaikat memiliki pelayanan yang lain yakni
melayani orang-orang percaya yang telah diselamatkan oleh Tuhan (Ibr.
1:14). Ayat ini tidak memberikan petunjuk
mengenai cara dan bentuk pelayanan para malaikat kepada orang-orang percaya,
oleh karena itu sering disebut sebagai pelayanan yang bersifat umum.
B.
Mengambil Bagian Dalam Jawaban Allah Atas Doa
Ketika terjadi penganiayaan atas orang-orang
Kristen di Yerusalem, Herodes membunuh Yakobus. Pembunuhan itu nampaknya menyenangkan
orang-orang Yahudi, karena itu Herodes melanjutkan niatnya dengan menangkap
Petrus, salah satu murid yang berpengaruh.
Kisah Para rasul 12:4, mengatakan bahwa Herodes merencanakan hal
pembunuhan atas Petrus seperti halnya kepada Yakobus, setelah hari paskah.
Ayat 5b, merupakan titik awal dari tindakan
Allah menolong Petrus keluar dari penjara.
Bermula dari doa yang dipanjatkan dengan tekun oleh jemaat kepada Allah,
kemudian Allah merencanakan yang lain untuk menggagalkan rencana si jahat. “Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan
dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruangan itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk
membangunkannya, katanya: “Bangunlah segera!”
Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya: “Kenakanlah
jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia
mengikuti malaikat itu keluar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan
malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan”
(Kis 12:7-9).
Lukas, penulis Kisah Para Rasul, mengakui
adanya malaikat yang siap melakukan perintah Tuhan untuk melayani jemaat dan
Petrus. Yang datang dan berdiri, menepuk
dan menyelamatkan Petrus dalam perikop ini, bukan pribadi Allah atau salah satu
dari Allah Tritunggal, tetapi malaikat, utusan Tuhan. Sebagai sorang dokter, Lukas percaya adanya
makhluk rohani yakni malaikat, yang melayani orang percaya setiap saat.
Pendeta Yunus BS mengatakan:
Malaikat
itu ada, mereka ikut serta melayani manusia, kita berterima kasih bagi pelayanannya,
tetapi sekali-kali tidak boleh menyembahnya, sebab mereka juga hamba-hamba
Allah seperti kita (Wah 19:10 ;
22:8-9).1
“Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai
keujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus
berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh
malaikatNya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu
yang diharapkan orang Yahudi.” (Kis 12:10b-11).
Rasul Petrus yang mengenal Tuhan Yesus dengan baik, juga mengenal Bapa
dan Roh Kudus yang dicurahkan belum lama sebelum peristiwa ini terjadi, tidak
mengatakan bahwa Bapa atau Yesus atau Roh Kudus yang datang dan
menyelamatkannya. Dia tahu benar-benar
bahwa malaikatlah yang datang dengan kekuatan dan kuasanya.
Sudah
tentu para malaikat tidak henti-hentinya digunakan untuk mencegah hal yang
jahat dan mengupayakan hal yang baik. Jika Allah menolong manusia melalui
manusia, kita tidak perlu heran bahwa Dia menolong manusia melalui para
malaikat.2
Dengan kekuatan, kuasa, pengetahuan,
kemampuan dan hikmat yang dimiliki oleh malaikat, tidak dapat diragukan, mereka
sanggup mencegah hal-hal yang jahat yang ingin menyerang orang-orang percaya.
C.
Memperhatikan Pengalaman Hidup Orang Kristen
Malaikat sebagai pribadi, sering disejajarkan
dengan pribadi manusia dan juga dengan pribadi Allah yang dapat bertindak dan
memperhatikan segala sesuatu di dalam hidup orang percaya, menurut ajaran
Paulus. Di dalam I Kor 4:9, mengatakan
“. . . sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan
bagi manusia”. Maksudnya ialah: selain
manusia dan makhluk lain di dunia ini, malaikat juga memperhatikan jalan hidup
orang benar. Sama halnya dengan I Tim
5:21, kalimat yang digunakan oleh Paulus untuk menyampaikan pesannya,
memperlihatkan pemahamannya tentang malaikat yang melayani manusia dengan cara
menunjukkan perhatian pada jalan hidup dan pelayanan orang-orang percaya.
Roy H. Hicks mengatakan :
Masing-masing
kita mempunyai malaikat yang ditentukan Bapa dan diberikan untuk menjaga kita
sebagai Penjaga dan Pelindung (Ibrani 1:14 ;
Matius 18:10 ). Malaikat-malaikat itu diberikan kepada kita
waktu lahir, diutus oleh Allah Bapa untuk menjaga kita dan mengusahakan setiap
waktu kehendak Allah yang sempurna tergenapi di dalam hidup kita.3
Dalam kutipan ini, Hicks menekankan usaha malaikat untuk menjaga dan
mengupayakan agar kehendak Bapa tergenapi di dalam hidup orang percaya. Pendapat ini dapat di terima, sebagai bagian
dari tujuan Allah bagi pelayanan para malaikat untuk kebaikan umat Tuhan.
D. Membawa Berita, Menguatkan Dan
Memberi Pengharapan
Menurut penulis, malaikat yang datang
menyampaikan berita tentang adanya pertolongan dari Tuhan, dalam bahaya yang
dihadapi oleh Paulus dan seisi kapal (KPR 27:23-24) adalah untuk memberikan
kekuatan dan pengharapan.
Penyertaan Allah dalam perjalanan Paulus ini,
dinyatakan melalui kehadiran malaikat, sebagai bagian dari pelayanan malaikat
bagi orang yang sedang menghadapi bahaya, yakni memenuhi kebutuhan utama manusia. Berita yang disampaikan kepada Paulus adalah
berita dari surga, sehingga Paulus tidak meragukannya sedikitpun, dan berita
itu terjadi, tidak ada yang binasa diantra mereka.
Dalam
bukunya, Charles dan Frances Hunter menulis:
Dalam kehebatan
kehadiran malaikat-malaikat Allah, saya sering merasa seperti Maria, yang
mengatakan, “Biarlah segala sesuatu yang telah kaukatakan itu terjadi” (Lukas 1:38 , FAYH). Ketika Paulus berkata, “. . . tadi malam
seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang kusembah sebagai milikNya”
(Kis 27:23), dia tahu bahwa hal itu akan
terjadi! Dengan cara yang sama, saya
mengetahui bahwa berita-berita yang berasal dari hati Allah ini senantiasa
merenggut calon penghuni neraka.
Kebenaran-kebenaran itu penting dan nyata! Kehadiran malaikat-malaikat
agung, yang langsung datang dari singgasana Allah, demikian mengagumkan,
sehingga tidak salah kalau seseorang jatuh sujud menyembahnya.4
E.
Menyambut
Jiwa-Jiwa Baru Dalam Kerajaan Allah
Arti dari perumpamaan tentang dirham yang hilang
kemudian ditemukan, dijelaskan oleh Yesus sendiri di bagian akhir perikop ini,
yaitu: “Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena
satu orang berdosa yang bertobat” (Luk. 15:10 ). Perkataan “satu orang berdosa yang bertobat”,
mengacu pada orang percaya yang jatuh dalam dosa dan bertobat, dan kepada orang
yang baru dimenangkan untuk kerajaan Allah.
Para malaikat menyambut dan memulai
pelayanannya bagi orang seperti ini.
Malaikat menaruh perhatian atas kegiatan
penginjilan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen (Kis. 8:26 -27).
Dalam peristiwa ini, malaikat Allah memberi petunjuk kepada Filipus
untuk pergi memberitakan Injil kepada seorang sida-sida yang siap menerima
keselamatan dari Tuhan.
F.
Melayani orang benar di saat meninggal
Pelayanan malaikat kepada orang-orang percaya
tidak hanya pada waktu masih hidup, tetapi juga setelah mati. Alkitab mencatat dua peristiwa yang sama-sama
membicarakan tentang pelayanan malaikat setelah orang percaya mati, baik kepada
Lazarus dan juga kepada Musa. Lukas 16:22 mengatakan: “Kemudian matilah
orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pengkuan Abraham”; dan
Yudas 9, mengatakan: “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu
perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa”. Malaikat masih melayani orang percaya setelah
meninggal.
G.
Melayani Anak-Anak Dari Orang Percaya
Tuhan Yesus menegur murid-muridNya dan
mengingatkan mereka bahwa malaikat anak-anak itu selalu memandang Bapa di
surga. Maksudnya ialah malaikat-malaikat
diutus oleh Bapa untuk melayani anak-anak dan melindungi mereka dari bahaya dan
kejahatan.
Dr. Roy H. Hicks mengatakan:
Ketika Yesus
memberikan peringatan perihal anak-anak dan para malaikat mereka, Dia
mengatakan bahwa malaikat-malaikat mereka, ada di sorga, selalu memandang wajah
Bapa (Mat 18:10 ). Bahkan jika malaikat penjaga itu ditugaskan
untuk melindungi anak-anak anda, dia tidak dapat bertindak menurut kehendaknya
sendiri, tetapi hanya sebagaimana dia menerima perintah dari Bapa.5
Orang percaya yang ingin menikmati pelayanan
para malaikat, hanya dengan menjaga hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Meminta kepada Allah agar Dia mengutus para malaikatNya untuk melayani
kita. Ini adalah bagian dari rencana
Allah dalam hidup kita, yang dapat kita nikmati, seperti halnya dengan
rencanaNya yang lain.
BAB
III
SIKAP
ORANG PERCAYA TERHADAP MALAIKAT
Setelah memahami betapa hebatnya pelayanan
malaikat kepada orang-orang percaya, maka bagian yang harus dibahas adalah sikap
orang percaya terhadap malaikat.
Malaikat tidak setara dengan Allah dan dia bukan Allah. Oleh karena itu, orang percaya tidak boleh
menyembahnya. Di dalam tulisan Yohanes
mengatakan bahwa dia pernah menyembah malaikat, namun malaikat itu sendiri yang
melarang Yohanes untuk menyembahnya.
Wahyu 19:10: “Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah
dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba,
sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus.
Sembahlah Allah!”. Malaikat, sebagai
pelayan Allah, dengan tegas dan segera melarang Yohanes untuk menyembahnya, dan
memberi petunjuk yang benar: “Sembahlah Allah”.
Kalimat yang mengatakan: “Janganlah berbuat demikian” artinya jangan
sujud dan menyembahku, kata malaikat.
Malaikat tidak mau dibuang oleh Tuhan kerena menerima penyembahan dari
manusia; dan ia tidak mau kalau Yohanes dihukum karena menyembah yang lain,
selain Allah.
Yohanes yang takjub melihat kehebatan
malaikat, mengulangi kesalahan yang sama dalam Wahyu 22:8-9. Malaikat yang menyadari kedudukannya, tetap
menolak penyembahan Yohanes, hanya Allah yang layak di sembah.
Musa di dalam Keluaran 20:4-5 melarang orang Israel
menyembah yang lain selain Allah, dan menyamakan penyembahan kepada ciptaan
sebagai tindakan membenci Allah (malaikat adalah ciptaan).
Pdt Yusus BS, mengatakan:
Karena ini
kitapun memerlukan pelayanannya, asal kita mengerti dan menjaga tidak
membesar-besarkannya atau menyembahnya.
Jangan berdoa kepada malaikat, hanya kepada Allah. Salah satu cara Allah
menjawab doa anak-anakNya ialah dengan mengirimkan malaikatNya. Dari masa-masa
yang kritis dan sangat sukar, kadang-kadang Tuhan Yesus mengutus
malaikat-malaikat untuk menyatakan diri dan menolong beberapa orang (misalnya
Dan 10:12).1
BAB
IV
KESIMPULAN
Tuhan menciptakan malaikat dengan jumlah yang
tidak terbatas, untuk melayani setiap orang percaya dan orang-orang yang akan
diselamatkan. Disamping apa yang
diajarkan Tuhan kita tentang malaikat-malaikat, para penulis Perjanjian Baru
juga menegaskan bahwa malaikat-malaikat itu benar-benar ada.
Dalam bukunya “Dan Kemudian Aku MelihatNya”, Pdt.
Dr. Samuel Doctorian mengatakan: Mereka sungguh-sungguh nyata, mereka adalah
makhluk-makhluk sorgawi sebagaimana yang anda baca di dalam Alkitab, baik
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. . . . Mereka berada di dunia yang tidak
terlihat di mana mata jasmani manusia tidak bisa melihat dan makhluk-makhluk
sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya.[1]
Menurut catatan dalam Kitab Kisah Para Rasul,
malaikat-malaikat terlibat dalam memberikan pertolongan kepada hamba-hamba
Allah: membuka pintu-pintu penjara bagi rasul-rasul, memimpin Filipus dan
Kornelius dalam pelayanan dan meneguhkan hati Paulus ketika kapal yang
ditumpanginya dilanda badai dalam perjalannya ke Roma.
Pelayanannya kepada anak-anak, dijelaskan oleh
Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.
Penulis lebih setuju kepada pemahaman bahwa hanya anak-anak dari
orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesuslah yang menikmati pelayanan para
malaikat, menjaga dan mengupayakan agar rencana Allah terlaksana. Pelayanan mereka terus berlangsung sampai
pada hari penghakiman.
Orang percaya dapat bekerja sama dengan
malaikat, dengan iman yang teguh kepada Tuhan Yesus, mentaati suaraNya,
mengikuti perintahNya dan mendengarkan bisikan Roh Kudus.
Pelayanan Para malaikat adalah suatu bagian
dari rencana Allah bagi orang percaya, yang dapat dipandang sebagai
anugerah. Pelayanan para malaikat dapat
dinikmati dengan memohon kepada Tuhan agar anugerah tersebut, dicurahkan. Dapat meminta agar Mazmur 34:8 digenapi;
“Malaikat berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia.”
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Halaman 620
2 Ensiklopedi Perjanjian Baru, Halaman 278
3 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 2, halaman 15
1Yusuf
BS, Pendeta, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya:
t.p., 1986), hal. 94
2Roy
H. Hicks, Dr., Malaikat Penjaga (Jakarta :
Immanuel, t.t.) hal.
3Dr.
Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta :
Immanuel, t.t.), hal. 100.
4Charles
dan Frances Hunter, Kunjungan Utusan Surgawi (Malang: Gandum Mas, 1979),
halaman 33.
5Dr.
Roy H. Hicks, Malaikat Penjaga (Jakarta : Immanuel, t.t.),
hal. 70.
1Pdt Yusus BS, Allah, Malaikat dan Setan (Surabaya:
t.p., 1986), hal. 94-101
[1] Samuel Doctorian, Dan
Kemudian Aku MelihatNya (Jakarta : Adonai, 2000),
hal. 40
Subscribe to:
Posts (Atom)