Klik 👇👇👇

Sunday, 25 March 2018

MOTIVASI GURU DAN PENGELOLAAN KELAS


MOTIVASI GURU DAN PENGELOLAAN KELAS
Mencapai suatu tujuan itu merupakan sumber utama dari motivasi kerja.  Artinya, tujuan-tujuan tersebut memberitahu pekerja mengenai apa yang harus dilakukan dan seberapa besar upaya yang harus dikerahkan.  Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan yang spesifik dapat meningkatkan kinerja; bahwa tujuan-tujuan yang sulit dicapai, bila diterima, bisa menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang tujuan-tujuan yang tidak terlalu sulit; dan bahwa umpanbalik akan mengarah pada kinerja yang lebih tinggi ketimbang bila tidak ada umpanbalik.
Tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit akan menghasilkan suatu tingkat output yang lebih tinggi ketimbang tujuan umum “lakukan yang terbaik”.  Kekhususan tujuan itu sendiri bertindak sebagai suatu stimulus internal. Jika faktor seperti kemampuan dan penerimaan tujuan-tujuan tersebut bersifat konstan, dapat dikatakan bahwa semakin sulit tujuan tersebut dicapai semakin tinggi tingkat kinerja.  Namun, bisa juga diasumsikan bahwa tujuan yang lebih mudah itu tampaknya dapat lebih diterima.  Namun bila seorang pekerja menerima tugas yang berat, dia akan mengerahkan segala daya upaya sampai tujuan itu tercapai, sampai target tujuan itu diturunkan, atau sampai tujuan itu ditinggalkan.
A.      TEORI-TEORI MOTIVASI
Dalam buku Robert Kreitner, 2014 mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologi yang menyebabkan stimulus, arahan, dan kegigihan terhadap sebuat kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan.  Bahkan saat ini banyak sekali yang mengemukakan teori-teori mengenai motivasi dan juga berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan mansia. Beberapa teori motivasi yang sering digunakan diantaranya:
1.         Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a.       Kebutuhan Fisiologis è Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b.       Kebutuhan Rasa Aman è Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c.       Kebutuhan Sosial è Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d.      Kebutuhan Penghargaan è Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e.       Kebutuhan Aktualisasi diri è Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
2.         Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
a.       Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
b.      Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c.       Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
3.         Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a.       Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b.      Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c.       Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a)      Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b)      Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c)      Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d)     Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.
4.         Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
5.         Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
B.       STRETEGI MEMOTIVASI KELAS
Jika siswa merasa kurang minat dalam belajar atau guru merasa siswa perlu ditingkatkan, dapat menggunakan berbagai motivasi, diantaranya adalah:
a)      Memberi angka è Karena banyak murid belajar untuk mendapatkan angka yang baik, dan menyalahkan jawaban yang memang salah, dan menegurnya serta mengislahnya dengan senyum. Cara ini dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik
b)      Hadiah è Tetapi jika sering dilakukan, maka motivasi intristiknya akan menurun. Hadiah yang terbaik untuk anak adalah bukan terpusat pada materi, tetapi lebih kepada senyuman, anggukan, kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan umum, jika yang terjadi sedemikian ini, maka iklim belajarpun sangat menggugah selera, dan pelajaran tambahan pun itu merupakan hadiah yang berarti.
c)      Saingan è Persaingan ini baik dari individual maupun kelompok, sikap anak sendiripun lain-lain dalam persaingan.Ada yang ingin mempertinggi harga diri, Ada yang cuek, ada yang minder. Maka, persaingan, jika iklim seperti ini dibiarkan berlalu, maka yang minder akan selalu minder tanpa ada motivasi dari gurunya.
d)     Ego-Involvement è Sedapat mungkin kita menciptakan suasana yang murid merasa mengerjakannya, atau melibatkan dirinya, dan membuatnya merasa perlu melakukan ini dengan menggunakan AMBAK (apa manfaatnya bagiku ?). jadi bukan hanya kita yang sibuk dan mengerti sendiri.
e)      Ulangan è Jika murid mendengar kata ulangan, maka yang terbayang dalam benaknya adalah sekumpulan soal yang harus dijawab, maka dari sini ia harus dapat menjawab apa yang akan ditanyakan oleh gurunya, dari sini ia akan belajar untuk lebih terpacu lagi.
f)       Mengetahui hasil è Jika telah mengadakan ulangan beritahukanlah hasilnya kepada anak, sehingga anak tahu apa yang kurang pada dirinya, dan sebagai guru, harus menyemangati jika ada yang mendapatkan nilai rendah di dalam kelas itu, dan membawanya untuk meraih apa yang telah diraih oleh teman-temannya.
g)      Pujian è Pujian ini jika kita layangkan akan berakibat buruk juga, anak akan menjadi manja, dan jika salah menafsirkan akan menjadi suatu kesombongan, maka pujian ini dilakukan jika kita merasa perlu saja. Tetapi kalau terhadap anak yang minder, pujian ini sangat manjur, karena akan menaikkan harga diri anak tersebut, dan merasa semangat kembali, jika kita memujinya dengan cara yang benar.
h)      Minat è Dapat dibangkitkan dengan cara: membuatnya membutuhkan ini, kita hubungkan dengan pengalaman yang lampau, it`s time to do the best. Katakan Nothing success like success, dan gunakan bentuk belajar yang disukainya, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan tujuan pelajaran kita diterima baik.
i)        Tugas yang challenging è Dengan memberi tugas yang membuat mereka berpikir ekstra, timbul dalam diri siswa, bahwa dia harus menyelesaikannya dengan baik, dan ia percaya ia bisa, tentunya, setelah guru memberikan suatu dorongan yang membuat siswa merasa bahwa tugas itu penting dan perlu, serta mengasyikkan. Tapi harus masih diingat bahwa tugas itu adalah tugas yang masih dalam batasan kemampuan siswa, tidak keluar dari apa yang menjadi kemampuan siswa. Meskipun nanti hasil yang dituainya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, justru dari situ kita dapat memotivasi anak didik tersebut dengan mengatakan “ Tetap Semangat ”.
j)        Berikan Masukan è Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
k)      Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil è Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
l)        Peduli dengan siswa-siswa Anda è Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi siswa.
C.      TEKNIK ATAU METODE MENGAJAR
Macam-Macam Metode pembelajaran :
1.        Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.        Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3.        Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
1)      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
2)      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3)      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi:
1)      Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
2)      Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
3)      Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4.        Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a.       Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.      Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c.       Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.        Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri. Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
6.        Metode sosiodrama dan bermain peran
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.

7.        Metode karyawisata
Menurut Djamarah (2000:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.
8.        Metode Test
Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.

KESIMPULAN
Jadi, motivasi dari dalam siswa dapat dibentuk jika seorang guru/pendamping mampu membuat suatu pelajaran tersebut menyenangkan bagi siswa. Caranya bisa melalui permainan, simulasi, menonton film, interaksi langsung dengan alam, penggunaan media-media interaktif dan sebisa mungkin justru menghindari hukuman. Hukuman tidak efektif untuk membentuk perilaku, jadi sebaiknya justru dihindari, lebih baik menggunakan sistem pujian atau hadiah. Hukuman hanya akan memberikan rasa takut pada siswa, padahal rasa takut adalah penghambat seseorang untuk belajar.
Jika pelajaran adalah menyenangkan bagi siswa tentu dengan sendirinya membentuk long term learning, siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu, untuk terus belajar. Tentunya kita juga harus memperhatikan bakat kesenangan masing-masing siswa dan tidak bisa menyama-ratakan bahwa semua siswa harus suka dengan pelajaran tersebut karena disitulah justru letak keunikan seseorang (individual difference).
Prinsip belajar yang menyenangkan ini secara psikologi sering diterapkan dalam berbagai metode seperti quantum learning, accelerated learning. Teori Thorndike juga mengatakan bahwa perilaku yang memberi efek menyenangkan akan terus diulang-ulang.


DAFTAR PUSTAKA
Sidirman A. M. Interaksi dan memotivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta 1986. Hal 73-100
Prof. Dr. Hamid darmadi, M. Pd. Kemanpuan Dasar Mengajar. ALFABETA. Bandung 2009. Hal 8
Drs. Syaiful Bahri Djamarah. M. Ag dan Drs. Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. RINEKA CIPTA. Jakarta 2010. Hal 140-147
Prof. Soejipto dan Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. Prosfesi Keguruan. RINEKA CIPTA. Jakarta 2009. Hal 59-66
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd. Konsep dan Makna Pembelajaran. ALFABETA. Bandung 2012. Hal 100-115
https://jodenmot.wordpress.com/tag/motivasi-mengajar-guru/

No comments:

Post a Comment