MOTIVASI
GURU DAN PENGELOLAAN KELAS
Mencapai suatu tujuan itu merupakan sumber
utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan-tujuan tersebut memberitahu
pekerja mengenai apa yang harus dilakukan dan seberapa besar upaya yang harus
dikerahkan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan yang spesifik
dapat meningkatkan kinerja; bahwa tujuan-tujuan yang sulit dicapai, bila
diterima, bisa menghasilkan kinerja yang lebih tinggi ketimbang tujuan-tujuan
yang tidak terlalu sulit; dan bahwa umpanbalik akan mengarah pada kinerja yang
lebih tinggi ketimbang bila tidak ada umpanbalik.
Tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit akan
menghasilkan suatu tingkat output yang lebih tinggi ketimbang tujuan umum
“lakukan yang terbaik”. Kekhususan tujuan itu sendiri bertindak sebagai
suatu stimulus internal. Jika faktor seperti kemampuan dan penerimaan
tujuan-tujuan tersebut bersifat konstan, dapat dikatakan bahwa semakin sulit
tujuan tersebut dicapai semakin tinggi tingkat kinerja. Namun, bisa juga
diasumsikan bahwa tujuan yang lebih mudah itu tampaknya dapat lebih
diterima. Namun bila seorang pekerja menerima tugas yang berat, dia akan
mengerahkan segala daya upaya sampai tujuan itu tercapai, sampai target tujuan
itu diturunkan, atau sampai tujuan itu ditinggalkan.
A.
TEORI-TEORI
MOTIVASI
Dalam buku
Robert Kreitner, 2014 mendefinisikan motivasi sebagai proses psikologi yang
menyebabkan stimulus, arahan, dan kegigihan terhadap sebuat kegiatan yang
dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan. Bahkan saat ini banyak sekali yang
mengemukakan teori-teori mengenai motivasi dan juga berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan mansia. Beberapa teori motivasi yang sering digunakan
diantaranya:
1.
Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow
Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia
sebagai berikut:
a.
Kebutuhan Fisiologis è
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen,
tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman è
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan
yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja.
c. Kebutuhan
Sosial è Jika kebutuhan fisiologis dan rasa
aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu
kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan
sebagainya.
d. Kebutuhan
Penghargaan è Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas
kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
e.
Kebutuhan Aktualisasi
diri è
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya
dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada
kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan
perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri
senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow
mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan
perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan
yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia
menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,
maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan
mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari
perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang
lebih kecil.
2.
Teori Motivasi Prestasi
dari Mc. Clelland
Konsep penting
lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri
manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
a.
Kebutuhan prestasi
tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan
secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar
dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan
inovatif.
b. Kebutuhan
afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
c. Kebutuhan
kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh
atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia
mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
3.
Teori X dan Y dari Mc.
Gregor
Teori motivasi
yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh
Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia.
Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai
kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X.
Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko
(1996 : 87 )
a.
Rata-rata pekerja itu
malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena
pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c.
Rata-rata pekerja lebih
senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil,
kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih
banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu
benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan
anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang
terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan
pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a)
Usaha fisik dan mental
yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b) Rata-rata
manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
c) Ada
kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
d) Pengendalian
dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan
organisasi.
4.
Teori Motivasi dari
Herzberg
Teori motivasi
yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan
M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan
faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang
sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,
penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor
kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru
sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan
antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi
ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor
”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
5.
Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer
merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan
tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan
pertumbuhan (Growth) (G). Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan
terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu,
jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan
menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena
menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan
tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang
perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari
seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena
kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer
untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi
kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi
salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
B.
STRETEGI
MEMOTIVASI KELAS
Jika siswa merasa kurang minat
dalam belajar atau guru merasa siswa perlu ditingkatkan, dapat menggunakan
berbagai motivasi, diantaranya adalah:
a)
Memberi angka è
Karena banyak murid belajar untuk mendapatkan angka yang baik, dan menyalahkan
jawaban yang memang salah, dan menegurnya serta mengislahnya dengan senyum.
Cara ini dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik
b) Hadiah
è
Tetapi jika sering dilakukan, maka motivasi intristiknya akan menurun. Hadiah
yang terbaik untuk anak adalah bukan terpusat pada materi, tetapi lebih kepada
senyuman, anggukan, kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan
umum, jika yang terjadi sedemikian ini, maka iklim belajarpun sangat menggugah
selera, dan pelajaran tambahan pun itu merupakan hadiah yang berarti.
c) Saingan
è
Persaingan ini baik dari individual maupun kelompok, sikap anak sendiripun
lain-lain dalam persaingan.Ada yang ingin mempertinggi harga diri, Ada yang
cuek, ada yang minder. Maka, persaingan, jika iklim seperti ini dibiarkan
berlalu, maka yang minder akan selalu minder tanpa ada motivasi dari gurunya.
d) Ego-Involvement
è
Sedapat mungkin kita menciptakan suasana yang murid merasa mengerjakannya, atau
melibatkan dirinya, dan membuatnya merasa perlu melakukan ini dengan
menggunakan AMBAK (apa manfaatnya bagiku ?). jadi bukan hanya kita yang sibuk
dan mengerti sendiri.
e) Ulangan
è
Jika murid mendengar kata ulangan, maka yang terbayang dalam benaknya adalah
sekumpulan soal yang harus dijawab, maka dari sini ia harus dapat menjawab apa
yang akan ditanyakan oleh gurunya, dari sini ia akan belajar untuk lebih
terpacu lagi.
f) Mengetahui
hasil è
Jika telah mengadakan ulangan beritahukanlah hasilnya kepada anak, sehingga
anak tahu apa yang kurang pada dirinya, dan sebagai guru, harus menyemangati
jika ada yang mendapatkan nilai rendah di dalam kelas itu, dan membawanya untuk
meraih apa yang telah diraih oleh teman-temannya.
g) Pujian
è
Pujian ini jika kita layangkan akan berakibat buruk juga, anak akan menjadi
manja, dan jika salah menafsirkan akan menjadi suatu kesombongan, maka pujian
ini dilakukan jika kita merasa perlu saja. Tetapi kalau terhadap anak yang
minder, pujian ini sangat manjur, karena akan menaikkan harga diri anak
tersebut, dan merasa semangat kembali, jika kita memujinya dengan cara yang
benar.
h) Minat
è
Dapat dibangkitkan dengan cara: membuatnya membutuhkan ini, kita hubungkan
dengan pengalaman yang lampau, it`s time to do the best. Katakan
Nothing success like success, dan gunakan bentuk belajar yang disukainya,
sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan tujuan pelajaran kita diterima
baik.
i)
Tugas yang challenging è
Dengan memberi tugas yang membuat mereka berpikir ekstra, timbul dalam diri
siswa, bahwa dia harus menyelesaikannya dengan baik, dan ia percaya ia bisa,
tentunya, setelah guru memberikan suatu dorongan yang membuat siswa merasa
bahwa tugas itu penting dan perlu, serta mengasyikkan. Tapi harus masih diingat
bahwa tugas itu adalah tugas yang masih dalam batasan kemampuan siswa, tidak
keluar dari apa yang menjadi kemampuan siswa. Meskipun nanti hasil yang
dituainya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, justru dari situ kita dapat
memotivasi anak didik tersebut dengan mengatakan “ Tetap Semangat ”.
j)
Berikan Masukan è Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan
kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih
termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatife. Komentar
positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya
bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
k)
Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil è Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar
mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa
dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
l)
Peduli dengan siswa-siswa Anda è Para siswa akan menunjukkan minat dan
motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda
memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa
mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal
tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun
hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda
memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda
ketika anda masih menjadi siswa.
C.
TEKNIK
ATAU METODE MENGAJAR
Macam-Macam Metode pembelajaran :
1.
Metode Ceramah
Metode
pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam
jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui
ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan
Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan
belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2.
Metode Diskusi
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk
berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat
interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
3.
Metode Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana
cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya.
Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau
seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
1) Perhatian
siswa dapat lebih dipusatkan.
2) Proses
belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3) Pengalaman
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi:
1) Siswa
kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
2) Tidak
semua benda dapat didemonstrasikan.
3) Sukar
dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.
4.
Metode Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari
satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.
Ada tiga macam metode ceramah plus,
diantaranya yaitu:
a. Metode
ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode
ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.
Metode Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri. Metode pemberian tugas adalah suatu cara
dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru.
Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk
mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering
digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
6.
Metode sosiodrama dan
bermain peran
Metode ini
menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau
benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran
melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan
interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa
melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi
sesama mereka.
7.
Metode karyawisata
Menurut Djamarah (2000:105), pada
saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,
dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah
yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study
tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula
yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karyawisata adalah
metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam
rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut (
sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa
dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk
pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk
pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek
kegiatan ekonomi.
8.
Metode Test
Ialah metode
mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak – anak untuk
mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan
setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan
bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.
KESIMPULAN
Jadi,
motivasi dari dalam siswa dapat dibentuk jika seorang guru/pendamping mampu
membuat suatu pelajaran tersebut menyenangkan bagi siswa. Caranya bisa melalui
permainan, simulasi, menonton film, interaksi langsung dengan alam, penggunaan
media-media interaktif dan sebisa mungkin justru menghindari hukuman. Hukuman
tidak efektif untuk membentuk perilaku, jadi sebaiknya justru dihindari, lebih
baik menggunakan sistem pujian atau hadiah. Hukuman hanya akan memberikan rasa
takut pada siswa, padahal rasa takut adalah penghambat seseorang untuk belajar.
Jika
pelajaran adalah menyenangkan bagi siswa tentu dengan sendirinya membentuk long
term learning, siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu, untuk terus
belajar. Tentunya kita juga harus memperhatikan bakat kesenangan masing-masing
siswa dan tidak bisa menyama-ratakan bahwa semua siswa harus suka dengan
pelajaran tersebut karena disitulah justru letak keunikan seseorang (individual
difference).
Prinsip
belajar yang menyenangkan ini secara psikologi sering diterapkan dalam berbagai
metode seperti quantum learning, accelerated learning. Teori Thorndike juga
mengatakan bahwa perilaku yang memberi efek menyenangkan akan terus
diulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Sidirman A. M. Interaksi dan memotivasi Belajar Mengajar. Rajawali
Pers. Jakarta 1986. Hal 73-100
Prof. Dr. Hamid
darmadi, M. Pd. Kemanpuan Dasar Mengajar.
ALFABETA. Bandung 2009. Hal 8
Drs. Syaiful
Bahri Djamarah. M. Ag dan Drs. Aswan Zain. Strategi
Belajar Mengajar. RINEKA CIPTA. Jakarta 2010. Hal 140-147
Prof. Soejipto
dan Drs. Raflis Kosasi, M. Sc. Prosfesi
Keguruan. RINEKA CIPTA. Jakarta 2009. Hal 59-66
Prof. Dr.
Syaiful Sagala, M. Pd. Konsep dan Makna
Pembelajaran. ALFABETA. Bandung 2012. Hal 100-115
https://jodenmot.wordpress.com/tag/motivasi-mengajar-guru/
No comments:
Post a Comment