Klik 👇👇👇

Monday, 30 May 2016

HOMILETIKA (belajar berkhotbah secara terstruktur)

1.      Arti Homiletik
Kata ini berasal dari bahasa Gerika “Homilia” yang berarti: perundingan, penguraian atau khotbah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai ilmu berkhotbah atau pelajaran berbicara dihadapan orang banyak. Homiletik bertujuan untuk semata-mata hendak menerangkan suatu usaha, supaya khotbah tentang Injil dan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan berkuasa.

2.      Asal Usul Homiletik
Homiletik sebenarnya berasal dari benua Timur, yakni bangsa Israel. Hal ini terlukis nyata dalam kitab suci:
Perjanjian Lama
a.    Ketika Yehuda memohon kelepasan bagi adiknya Benyamin, maka Yehuda sudah mengatur dengan baik-baik percakapannya, indah susunannya dan sopan juga tutur katanya.
b.    Orang kedus ialah nabi Musa, yang pandai menerangkan dan menafsirkan sesuatu. Seluruh kitab Ulangan memuat tentang tafsiran nabi Musa tentang hukum Israel.
c.    Selanjutnya ialah Yotam dengan caranya berkhotbah, contoh seperti yang ditulis dalam Hakim-hakim 9:7-21 dan ditulis sebagai gurindam.
d.   Raja Daud, ialah dengan menyatakan perasaan hatinya rangkaian syair, dipuji-pujinya nama Tuhan dalam mazmur dan tahlil.
Begitupun nabi Yesaya, nabi Yeremia, dan para nabi yang lain adalah orang-orang yang pandai menguraikan atau mengatur pembicaraan, supaya dapat menguraikan segala sabda Tuhan.

Perjanjian Baru
a.    Yohanes Pembaptis, penghubung Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama yang memiliki ketegasan dalam tutur katanya tetapi jelas pendiriannya, sebab itu banyak orang tertarik mendengar khotbahnya, meskipun khotbahnya di padang gurun.
b.    Yang paling istimewa ialah cara Yesus Kristus sendiri yang di mana-mana Ia mengajar dan berunding dan selalu bercakap dengan susunan kata yang teratur rapi, sehingga banyak orang yang bersaksi kerena kalimat yang tersusun rapi, perumpamaan yang mudah dipahami dan Ia sangat cerdik dalam soal jawab dengaan siapun juga.
c.    Demikian juga Khotbah Para Rasul, tokoh yang menjadi panutan dalam Khotbah Para Rasul yaitu Paulus dan Petrus yang menyatakan bahwa kepandaian mereka dalam penyusuna perkataan, sehingga tegas dan mudah dipahami isinya oleh setiap orang.

3.      Apakah Khotbah Itu?
Khotbah adalah suatu pembicaraan yang menerangkan jalan keselamatan manusia melalui Yesus Kristus atau Firman Tuhan yang diterima, dirasakan dan dilakukan oleh orang tersebut dan kemudian diutarakan dengan tegas dan nyata supaya menjadi kesaksian bagi manusia lainnya. Ada hal yang penting dalam berkhotbah yaitu pribadi yang berkhotbah dan isi khotbahnya. Kedua hal ini tidak boleh dipisahkan karena khotbah yang tidak diperkuat oleh kelakuan adalah dusta yang amat besar.

4.      Judul dan Tema Khotbah
Kalau pengkhotbah tahu maksud dantujuan khotbanya, alangkah baiknya ia menjelaskan kepada pendengarnya soal apakah yang hendak dikhotbahkannya. Jika tidak, pasti pendengar sendiri memberi judul kepada khotbah itu, baik juga kalau ia memberikan judul yang bener tetapi kalau tidak! Hal itu akan menjadi penyesalan belaka. Sebaiknya juga pengkhotbah memberikan sebuah judul yang selaras dengan isi khotbah seperti basi berani bagi pendengarnya.
Bagaimana cara mendapatkan tema dan member judul yang selaras dengan isi khotbahnya? Maka dengan demikian pengkhotbah harus memeriksa bunyi ayat atau pasal yang hendak dikhotbahkan. Dalam suatu ayat atau pasal, terdapat beberapa ucapan yang meberikan tekanan lebih dari ayat-ayat lain. Maka dengan itu hendaklah ucapan itu dipakai senagai tema atau menjadi pokok pembicaraan dan dari situ juga pengkhotbah mendapatkan judul yang sesuai.

5.      Arah Tujuan Khotbah
Seorang pengkhotbah bukan saja harus menyediakan baik-baik isi khotbahnya, melainkan harus juga menjaga supaya khotbahnya tetap pada suatu jurusan tertentu. Tujuan yang terbaik dalam khotbah ialah: Yesus Kristus dengan segala pekerjaan-Nya yang sudah genap dan sempurna. Khotbah semacam ini yang sering dipakai roh kudus untuk mendatangkan mujizat dalam pertobatan, yaitu seorang pendosa menangisi dosanya, lali menghampiri Tahta Anugerah Yesus memohon pengampunan dosa. Selain bertujuan tetap, hendaklah khotbah juga mengenai keperluan dan kebutuhan para pendengar.

6.      Memilih Ayat Mas
Sekali-kali jangan gegabah atau ceroboh apabila mengambil sebuah ayat mas sebagai dasar pembicaraan dalam khotbah. Karena dasar itulah yang menentukan apakah khotbahnya akan diabaikan atau diperhatikan orang. Sebab, ada juga yang tidak boleh gegabah dipakai, ada juga yang tidak selaras dengan tiap kejadian dan tiap waktu. Kesalahan yang sering terjadi ialah kecerobohan memakai ayat mas atau dasar pembicaraan khotbahnya. Jadi, bagaimana cara memperoleh ayat mas, dasar pembicaraan kita? Yang perlu dilakukam ialah meminta bimbingna dari Tuhan, membuat buku pribadi tentan ayat kitab sucu yang kelak akan dapat membantu.

7.      Menyediakan Bab dan bagian-bagianya
Setelah menemukan ayat mas, tibalah saatnya untuk menyediakan bab dan bagian-bagiannya atau pokok-pokoknya. Kalau begitu, bagaimana mencari bab dan bagian-bagian atau pokok-pokoknya:
a.    Dengan cara memeriksa ayat sebelum dan sesudahnya, kadang-kadang kita menemukan pokok-pokok yang diperlukan.
b.    Dengan jalan menguraikan ayat ma situ sendiri, kata demi kata, kadang-kadang kita akan memperoleh garis-garis besar yang diperlukan.
c.    Kadang-kadang dengan menambahkan sebagian pernyataan, kita menemukan pokok yang diperlukan.
d.   Kadang-kadang juga dengan mengganti penekanan kata-kata dalam susunan ayat mas tersebut, sehingga mendapat bagian yang tepat.

8.      Tiga Syarat Dalam Hal Berkhotbah
a.    Tulus, lebih dahulu pengkhotbah hendaklah seseorang yang tulus dala persekutuan dengan Tuhan Yesus. Dalam hal ini tulus dapat dilihat dalam ketulusan dalam berdoa, tulus membaca Alkitab, tulus dalam jabatan, pekerjaan, dan terlebih tulus dalam berkhotbah dengan menerangkan Firman Tuhan dengan yang sebenarnya. Agar tulus dalam berkhotbah, pertama-tama kita harus mengerti baik-baik ayat mas, kita harus mengetahui dengan pasti ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat mas, semua ayat itu harus dipahami maksudnya dan terangkan bagaimana semestinya.
b.    Lurus, banyak bagian dan bab dalam sebuah khotbah, tetapi maksudnya hanya sebuah saja dan semua keterangan menjelaskan tujuan ayat mas yang dijadikan dasar pembicaraan. Kadang-kadang ada juga orang yang berkhotbahdengan memakai banyak ungkapan atau kiasan untuk  menyampaikan maksud dan tujuannya. Maka dengan itu yang perlu kita lakukan ialah:
a)      Lurus dalam menguraikan tujuann ayat mas
b)      Lurus mengikuti bab dan bagian-bagiannya
c)      Lurus dalam menyusun cerita.
c.    Bagus, bukan saja artinya permai atau indah, melainkan berarti juga jelas, lancer, tidak kalut, berurutan, tidak lintang pukang, tetapi terang-benderang, tidak campur-baur, tetapi lurus teratur.

9.      Pendahuluan Atau Pembukaan Khotbah
Pada umumnya khotbah terdiri dari tiga bagian/rangkaian yaitu:
a.    Pendahuluan sebagai daya tarik khotbah
Dalam hal ini, pendahuluan yang tepat dipakai menarik perhatian agar awal dari khotbah yang akan disampaikan memberikan rasa penasaran dan perhatian para jemaat. Jika dalam permulaan tidak diawali agar pendahuluan yang menarik perhatian jemaat mungkin sampai khotbah selesai mereka sama sekali tidak memerhatikan pengkhotbah sehingga yang disampaikan oleh pengkhotbah sia-sia.
b.    Pendahuluan sebagai penyuluhan tema khotbah
Dapat kita artikan bahwa pendahuluan itu sebagai pelopor atau pandu yang menerangi tema atau pokok khotbah. Hal ini sama dengan orang yang berkenalan satu sama lain dalam pertemuan pertama, hal ini yang menjadi suatu pendahuluan atau permulaan dalam berkenalan atau juga dalam berkhotbah.

10.  Penutup Atau Kesimpulan
Perkataan kesimpilan berarti pertemuan tali pengikat yang diikat berat. Apabila kita mengikat sesuatu, ujung tali bertemu satu dengan yang lain, lalu kedua ujungnya disambungkan menjadi sebuah ikatan. Dengan ini kita mengerti bahwa kesimpulaan khotbah ialah ikatan dari bab dan bagian-bagian yang telah diururaikan supaya terikat dan terkunci menjadi satu. Beberapa macam penutup atau kesimpulan yang dapat kita terapkan dalam berkhotbah, mengulangi ayat mas dan mengajak pendengar bertekun sehingga tergerakkan hati mereka dan dengan demikian mereka dibawa dan diantarkan kepada jalan keselamatan. Menyampaikan secara ringkas sebagian isi khotbah yang ditekankaan supaya dapat menyadarkan pendengar dan ia juga akan merasakan batapa indah Firman Tuhan itu. Mencertakan kisah pendek atau pengalaman pribadi dalam hal ini kisah atau pengalaman pribadi yang akan disampaikan harus sesuai dengan jalur khotbah yang disampaikan. Mengucapkaan sebuah syair atau nyanyian dalam pengambilan syair alangkah baiknya syair ataupun nyanyian yang umum sehingga pendengar tidak bingung.

11.  Isi atau tubuh khotbah (A)
Yang patut kita perhatikan ialah agar khotbah itu menjadi semakin jelas atau berkembang dari satu bagian ke bagian lain. Demikian halnya dengan berkhotbah, dalam bagian pertama yang harus kita terangkan: apa, mengapa, bagaimana, apa akibatnya? Dengan cara begini sebagian demi bagian khotbah itu semakin jelas.
a.    Apa? Pada bagian ini dapat diisi dengan berbagai keterangan atau penjelasan mengenai soal yang akan diperbincangkan.
b.    Mengapa? Disini kita harus berpikir dengan cerdas, mengatur dengan baik dan menyusun dengan rapi segala percakapan, kaena disini kita harus menjawab sebab-sebab soal yang akan diperbincangkan itu.
c.    Bagaimana? Jadi apa dan mengapa sudah kita terangkan , maka dengan menegaskan bagaimana sesuat itu.
d.   Apa akibatnya? Pada bagian ini menerangkan bagaimana kesudahan semua uraian tadi.

12.  Isi Atau Tubuh Khotbah (B)
Khotnah memiliki aneka ragam sifat, misalnya: khotbah pengajaran, ajakkan, nasihat, kebaktian, peumpamaan, kesaksian, dan khotbah penuturan tetapi jenisnya hanya ada tiga saja. Pertama, penguraian ayat mas dimana ayat tersebut diuraikan sedemikian rupa. Kedua, penguraian suatu pokok dimana suatu topik atau pokok yang diuraikan dengan menggunakan ayat-ayat yang diperlukan. Ketiga, penguraian ayat demi ayat tidak terfokus pada satu ayat mas saja.
13.  Isi Atau Isi Khotbah (C)
Kebanyakkan pengkhotbah yang kurang memahami mempergunakan cara naik mimbar. Mereka berperangsangka bahwa menyusun khotbah suatu pekerjaan ringan. Tetapi ada sebab kenapa khotbah ini dikatakan sudah mendapatkan nama yang kurang baik. Karena kebanyakkan pengkhotbah menyajikan khotbah ayat demi ayat dengan cara serampangan sehingga pendengar merasa jemu dan tidak menyukai cara ini. Contoh:
a.    Kadang-kadang karena kurang paham atau kurang pengalaman, seorang pengkhotbah hanya mengulangi cerita yang tertulis dalam Alkitab.
b.    Kadang-kadang karena kemalasan berkhotbah sehingga ia menerangkan ayat demi ayat tetapi ia sulit melomptinya.
c.    Kadang-kadang juga karena takut.
Almrhum Dr. Jaffray memiliki cara untuk berkhotbah tafsiran:
a.    Pada saat membaca suatu pasal, terlebih dahulu membagi pasal tersebut menjadi beberapa bagian.
b.    Lalu cari bagian pasal yang akan dikhotbahkan setelah itu cari exegetical, doctrinal, dan practical.
c.    Mencari tema yang tidak terlalu panjang atau memuat beberaapa maksud agar mudah diingat dan dimengerti.
d.   Jangan menggunakan kata-kata yang tinggi sehingga pendengar sulit mengerti.
14.  Cerita Pendek Atau Lukisan Dalam Khotbah (Ilustrasi)


3 comments: