1.
Arti
Homiletik
Kata
ini berasal dari bahasa Gerika “Homilia” yang berarti: perundingan, penguraian
atau khotbah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai ilmu
berkhotbah atau pelajaran berbicara dihadapan orang banyak. Homiletik bertujuan
untuk semata-mata hendak menerangkan suatu usaha, supaya khotbah tentang Injil
dan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan berkuasa.
2.
Asal
Usul Homiletik
Homiletik
sebenarnya berasal dari benua Timur, yakni bangsa Israel. Hal ini terlukis
nyata dalam kitab suci:
Perjanjian
Lama
a. Ketika
Yehuda memohon kelepasan bagi adiknya Benyamin, maka Yehuda sudah mengatur
dengan baik-baik percakapannya, indah susunannya dan sopan juga tutur katanya.
b. Orang
kedus ialah nabi Musa, yang pandai menerangkan dan menafsirkan sesuatu. Seluruh
kitab Ulangan memuat tentang tafsiran nabi Musa tentang hukum Israel.
c. Selanjutnya
ialah Yotam dengan caranya berkhotbah, contoh seperti yang ditulis dalam
Hakim-hakim 9:7-21 dan ditulis sebagai gurindam.
d. Raja
Daud, ialah dengan menyatakan perasaan hatinya rangkaian syair, dipuji-pujinya
nama Tuhan dalam mazmur dan tahlil.
Begitupun
nabi Yesaya, nabi Yeremia, dan para nabi yang lain adalah orang-orang yang
pandai menguraikan atau mengatur pembicaraan, supaya dapat menguraikan segala
sabda Tuhan.
Perjanjian
Baru
a. Yohanes
Pembaptis, penghubung Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama yang memiliki
ketegasan dalam tutur katanya tetapi jelas pendiriannya, sebab itu banyak orang
tertarik mendengar khotbahnya, meskipun khotbahnya di padang gurun.
b. Yang
paling istimewa ialah cara Yesus Kristus sendiri yang di mana-mana Ia mengajar
dan berunding dan selalu bercakap dengan susunan kata yang teratur rapi,
sehingga banyak orang yang bersaksi kerena kalimat yang tersusun rapi,
perumpamaan yang mudah dipahami dan Ia sangat cerdik dalam soal jawab dengaan
siapun juga.
c. Demikian
juga Khotbah Para Rasul, tokoh yang menjadi panutan dalam Khotbah Para Rasul
yaitu Paulus dan Petrus yang menyatakan bahwa kepandaian mereka dalam penyusuna
perkataan, sehingga tegas dan mudah dipahami isinya oleh setiap orang.
3.
Apakah
Khotbah Itu?
Khotbah
adalah suatu pembicaraan yang menerangkan jalan keselamatan manusia melalui
Yesus Kristus atau Firman Tuhan yang diterima, dirasakan dan dilakukan oleh
orang tersebut dan kemudian diutarakan dengan tegas dan nyata supaya menjadi
kesaksian bagi manusia lainnya. Ada hal yang penting dalam berkhotbah yaitu pribadi
yang berkhotbah dan isi khotbahnya. Kedua hal ini tidak boleh
dipisahkan karena khotbah yang tidak diperkuat oleh kelakuan adalah dusta yang
amat besar.
4.
Judul
dan Tema Khotbah
Kalau
pengkhotbah tahu maksud dantujuan khotbanya, alangkah baiknya ia menjelaskan
kepada pendengarnya soal apakah yang hendak dikhotbahkannya. Jika tidak, pasti
pendengar sendiri memberi judul kepada khotbah itu, baik juga kalau ia
memberikan judul yang bener tetapi kalau tidak! Hal itu akan menjadi penyesalan
belaka. Sebaiknya juga pengkhotbah memberikan sebuah judul yang selaras dengan
isi khotbah seperti basi berani bagi pendengarnya.
Bagaimana
cara mendapatkan tema dan member judul yang selaras dengan isi khotbahnya? Maka
dengan demikian pengkhotbah harus memeriksa bunyi ayat atau pasal yang hendak
dikhotbahkan. Dalam suatu ayat atau pasal, terdapat beberapa ucapan yang
meberikan tekanan lebih dari ayat-ayat lain. Maka dengan itu hendaklah ucapan
itu dipakai senagai tema atau menjadi pokok pembicaraan dan dari situ juga
pengkhotbah mendapatkan judul yang sesuai.
5.
Arah
Tujuan Khotbah
Seorang
pengkhotbah bukan saja harus menyediakan baik-baik isi khotbahnya, melainkan
harus juga menjaga supaya khotbahnya tetap pada suatu jurusan tertentu. Tujuan
yang terbaik dalam khotbah ialah: Yesus Kristus dengan segala pekerjaan-Nya
yang sudah genap dan sempurna. Khotbah semacam ini yang sering dipakai roh
kudus untuk mendatangkan mujizat dalam pertobatan, yaitu seorang pendosa
menangisi dosanya, lali menghampiri Tahta Anugerah Yesus memohon pengampunan
dosa. Selain bertujuan tetap, hendaklah khotbah juga mengenai keperluan dan
kebutuhan para pendengar.
6.
Memilih
Ayat Mas
Sekali-kali
jangan gegabah atau ceroboh apabila mengambil sebuah ayat mas sebagai dasar
pembicaraan dalam khotbah. Karena dasar itulah yang menentukan apakah
khotbahnya akan diabaikan atau diperhatikan orang. Sebab, ada juga yang tidak
boleh gegabah dipakai, ada juga yang tidak selaras dengan tiap kejadian dan
tiap waktu. Kesalahan yang sering terjadi ialah kecerobohan memakai ayat mas
atau dasar pembicaraan khotbahnya. Jadi, bagaimana cara memperoleh ayat mas,
dasar pembicaraan kita? Yang perlu dilakukam ialah meminta bimbingna dari
Tuhan, membuat buku pribadi tentan ayat kitab sucu yang kelak akan dapat
membantu.
7.
Menyediakan
Bab dan bagian-bagianya
Setelah
menemukan ayat mas, tibalah saatnya untuk menyediakan bab dan bagian-bagiannya
atau pokok-pokoknya. Kalau begitu, bagaimana mencari bab dan bagian-bagian atau
pokok-pokoknya:
a. Dengan
cara memeriksa ayat sebelum dan sesudahnya, kadang-kadang kita menemukan
pokok-pokok yang diperlukan.
b. Dengan
jalan menguraikan ayat ma situ sendiri, kata demi kata, kadang-kadang kita akan
memperoleh garis-garis besar yang diperlukan.
c. Kadang-kadang
dengan menambahkan sebagian pernyataan, kita menemukan pokok yang diperlukan.
d. Kadang-kadang
juga dengan mengganti penekanan kata-kata dalam susunan ayat mas tersebut,
sehingga mendapat bagian yang tepat.
8.
Tiga
Syarat Dalam Hal Berkhotbah
a. Tulus,
lebih dahulu pengkhotbah hendaklah seseorang yang tulus dala persekutuan dengan
Tuhan Yesus. Dalam hal ini tulus dapat dilihat dalam ketulusan dalam berdoa,
tulus membaca Alkitab, tulus dalam jabatan, pekerjaan, dan terlebih tulus dalam
berkhotbah dengan menerangkan Firman Tuhan dengan yang sebenarnya. Agar tulus
dalam berkhotbah, pertama-tama kita harus mengerti baik-baik ayat mas, kita
harus mengetahui dengan pasti ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat mas, semua
ayat itu harus dipahami maksudnya dan terangkan bagaimana semestinya.
b. Lurus,
banyak bagian dan bab dalam sebuah khotbah, tetapi maksudnya hanya sebuah saja
dan semua keterangan menjelaskan tujuan ayat mas yang dijadikan dasar
pembicaraan. Kadang-kadang ada juga orang yang berkhotbahdengan memakai banyak
ungkapan atau kiasan untuk menyampaikan
maksud dan tujuannya. Maka dengan itu yang perlu kita lakukan ialah:
a) Lurus
dalam menguraikan tujuann ayat mas
b) Lurus
mengikuti bab dan bagian-bagiannya
c) Lurus
dalam menyusun cerita.
c. Bagus,
bukan saja artinya permai atau indah, melainkan berarti juga jelas, lancer,
tidak kalut, berurutan, tidak lintang pukang, tetapi terang-benderang, tidak
campur-baur, tetapi lurus teratur.
9.
Pendahuluan
Atau Pembukaan Khotbah
Pada
umumnya khotbah terdiri dari tiga bagian/rangkaian yaitu:
a. Pendahuluan
sebagai daya tarik khotbah
Dalam
hal ini, pendahuluan yang tepat dipakai menarik perhatian agar awal dari
khotbah yang akan disampaikan memberikan rasa penasaran dan perhatian para
jemaat. Jika dalam permulaan tidak diawali agar pendahuluan yang menarik
perhatian jemaat mungkin sampai khotbah selesai mereka sama sekali tidak
memerhatikan pengkhotbah sehingga yang disampaikan oleh pengkhotbah sia-sia.
b. Pendahuluan
sebagai penyuluhan tema khotbah
Dapat
kita artikan bahwa pendahuluan itu sebagai pelopor atau pandu yang menerangi
tema atau pokok khotbah. Hal ini sama dengan orang yang berkenalan satu sama
lain dalam pertemuan pertama, hal ini yang menjadi suatu pendahuluan atau permulaan
dalam berkenalan atau juga dalam berkhotbah.
10.
Penutup
Atau Kesimpulan
Perkataan
kesimpilan berarti pertemuan tali pengikat yang diikat berat. Apabila kita
mengikat sesuatu, ujung tali bertemu satu dengan yang lain, lalu kedua ujungnya
disambungkan menjadi sebuah ikatan. Dengan ini kita mengerti bahwa kesimpulaan
khotbah ialah ikatan dari bab dan bagian-bagian yang telah diururaikan supaya
terikat dan terkunci menjadi satu. Beberapa macam penutup atau kesimpulan yang
dapat kita terapkan dalam berkhotbah, mengulangi
ayat mas dan mengajak pendengar bertekun sehingga tergerakkan hati mereka
dan dengan demikian mereka dibawa dan diantarkan kepada jalan keselamatan. Menyampaikan secara ringkas sebagian isi
khotbah yang ditekankaan supaya dapat menyadarkan pendengar dan ia juga
akan merasakan batapa indah Firman Tuhan itu. Mencertakan kisah pendek atau
pengalaman pribadi dalam hal ini kisah atau pengalaman pribadi yang akan
disampaikan harus sesuai dengan jalur khotbah
yang disampaikan. Mengucapkaan sebuah syair atau nyanyian dalam pengambilan
syair alangkah baiknya syair ataupun nyanyian yang umum sehingga pendengar
tidak bingung.
11.
Isi
atau tubuh khotbah (A)
Yang
patut kita perhatikan ialah agar khotbah itu menjadi semakin jelas atau
berkembang dari satu bagian ke bagian lain. Demikian halnya dengan berkhotbah,
dalam bagian pertama yang harus kita terangkan: apa, mengapa, bagaimana, apa akibatnya? Dengan cara begini sebagian
demi bagian khotbah itu semakin jelas.
a. Apa?
Pada bagian ini dapat diisi dengan berbagai keterangan atau penjelasan mengenai
soal yang akan diperbincangkan.
b. Mengapa?
Disini kita harus berpikir dengan cerdas, mengatur dengan baik dan menyusun
dengan rapi segala percakapan, kaena disini kita harus menjawab sebab-sebab
soal yang akan diperbincangkan itu.
c. Bagaimana?
Jadi apa dan mengapa sudah kita terangkan , maka dengan menegaskan bagaimana
sesuat itu.
d. Apa
akibatnya? Pada bagian ini menerangkan bagaimana kesudahan semua uraian tadi.
12.
Isi
Atau Tubuh Khotbah (B)
Khotnah
memiliki aneka ragam sifat, misalnya: khotbah pengajaran, ajakkan, nasihat,
kebaktian, peumpamaan, kesaksian, dan khotbah penuturan tetapi jenisnya hanya
ada tiga saja. Pertama, penguraian ayat mas dimana ayat tersebut diuraikan
sedemikian rupa. Kedua, penguraian suatu pokok dimana suatu topik atau pokok
yang diuraikan dengan menggunakan ayat-ayat yang diperlukan. Ketiga, penguraian
ayat demi ayat tidak terfokus pada satu ayat mas saja.
13.
Isi
Atau Isi Khotbah (C)
Kebanyakkan
pengkhotbah yang kurang memahami mempergunakan cara naik mimbar. Mereka
berperangsangka bahwa menyusun khotbah suatu pekerjaan ringan. Tetapi ada sebab
kenapa khotbah ini dikatakan sudah mendapatkan nama yang kurang baik. Karena
kebanyakkan pengkhotbah menyajikan khotbah ayat demi ayat dengan cara
serampangan sehingga pendengar merasa jemu dan tidak menyukai cara ini. Contoh:
a. Kadang-kadang
karena kurang paham atau kurang pengalaman, seorang pengkhotbah hanya
mengulangi cerita yang tertulis dalam Alkitab.
b. Kadang-kadang
karena kemalasan berkhotbah sehingga ia menerangkan ayat demi ayat tetapi ia
sulit melomptinya.
c. Kadang-kadang
juga karena takut.
Almrhum
Dr. Jaffray memiliki cara untuk berkhotbah tafsiran:
a. Pada
saat membaca suatu pasal, terlebih dahulu membagi pasal tersebut menjadi
beberapa bagian.
b. Lalu
cari bagian pasal yang akan dikhotbahkan setelah itu cari exegetical,
doctrinal, dan practical.
c. Mencari
tema yang tidak terlalu panjang atau memuat beberaapa maksud agar mudah diingat
dan dimengerti.
d. Jangan
menggunakan kata-kata yang tinggi sehingga pendengar sulit mengerti.
14.
Cerita
Pendek Atau Lukisan Dalam Khotbah (Ilustrasi)
Terima kasih, salut
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDeleteSama sama, semoga bermanfaat...
ReplyDeleteTuhan Yesus memberkati🙏