EKSEGESE DAN KRITIK
12:13 PENGGUNAAN KATA “ EIS ” DALAM
KALIMAT ” EIS SOMA EBAPTISOMEN “ ( I KORINTUS 12:13 ), ATAU DIBAPTIS DALAM
SATU TUBUH DALAM REFERENSI BAPTISAN DAN KOMUNITAS GEREJA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Makalah Ini Penulis Akan Membahas Tentang
Judul Eksegese Dan Kritik 12:13 Penggunaan Kata “ Eis ” Dalam Kalimat
” Eis Soma Ebaptisomen “ ( I Korintus
12:13 ), Atau Dibaptis Dalam Satu Tubuh Dalam Referensi Baptisan Dan Komunitas
Gereja. Dimana pada saat ini banyak pendapat bahwa baptisan selalu menjadi
pertebatan dan tidak ada kepastian karena selalu ada perbedaan pendapat
masing-masing.
Oleh karena itu kata eis ini menjadi acuan bagi kita
untuk mempelajari lebih dalam, untuk bisa mengerti apa yang sebernarnya kenapa
Rasul paulus menulis ayat ini kepada jemaat di Korintus? Jadi penulis akan
mengupasnya dalam makalah ini agar menjadi bermafaat bagi kita semua Tuhan
Yesus Memberkati.
BAB II
EKSEGESE 1 KORINTUS
12:13 PENGGUNAAN KATA “ EIS (έίς) ” DALAM KALIMAT
” EIS SOMA EBAPTISOMEN ( έίς ςόμα
έβαπτίςομέή ) “
A.
LATAR
BELAKANG 1 KORINTUS 12:13
Dari latar belakang ayat ini sangat
membingunkan karena orang-orang Korintus pada saat itu hidup mereka sangat
kacau. Oleh karena kedatangan Rasul Paulus di Korintus untuk membertikan
tentang keselamatan yang berasal dari Yesus Kristus supaya mereka tidak ada
perpecahan orang-orang percaya yang ada di jemaat Korintus pada saat itu[1].
Jadi, dikatakan di sana baik orang Yunani, budak maupun orang merdeka semua
sama tidak ada memandang muka itulah yang ditekankan oleh Paulus kepada mereka
pada saat itu supaya tetap menjadi satu bagian di dalam Kristus.
Keesaan gereja yang bersumber pada
keesaan Allah di jelaskan di dalan Efesus 4:4-6 yaitu satu Tuhan, satu Roh, dn
satu Bapa adalah sumber dari kesatuan dalam penghayatan orang Kristen adalah
satu iman, satu panggilan, satu baptisan, satu pengharapan. Jadi dasar dari
kekristenan orang percaya adalah satu baptisan di dalam Roh yang menjadikan
seseorang dari bagian tubuh Kristus.
Oleh karena itu, Orang-orang percaya
harus menjadi satu tubuh dalam satu bagian yaitu baptisan Roh Kudus. Oleh
karena itu, tindakan ini harus di lakukan agar tidak ada perpecahan dalam
jemaat biarlah persekutuan dengan Tuhan berjalan dengan baik dan menjadi hormat
dan kemuliaan bagi nama Tuhan kita yang hidup.
Di dalam 1 Korintus 10:2 Paulus
melanjutkan refleksinya mengenai prinsip-prinsip kelakuan kristiani yang akan
membantu merukunkan yang kuat dan yang lemah.
Sesudah merefleksikan pengalamannya sendiri sebagai rasul, ia memperluas lingkaran
contoh-contoh, menunjuk kepada
pengajaran Israel dan keadaan orang-orang Korintus sebelum ia kembali dalam 10:23-11:1 kepada
persoalan mengenai daging berhala dan
peringatannya terhadap sandungan, yang merupakan ancaman serius bagi jemaat (lih 8:1-13)[2].
Paulus mengingatkan orang Korintus bahwa orang-orang Israel menjadi puas diri dan dihukum (10:1-13). Paulus mengingatkan akan datangnya amarah
Allah yang cemburu karena mengambil
bagian dalam perjamuan kurban
berhala sementara juga mengikuti kurban ekaristi (10:14-22)
B.
Eksegese
penggunaan kata “ Eis “ dalam kalimat
eis soma ebaptizomai
Dalam penjelasan kata eis
ini terdapat 345 kali dalam Perjanjian Baru, kata eis artinya satu, jadi di dalam
Perjanjian Baru Kata Eis ini yang
artinya kita menjadi satu tubuh dan satu Roh dalam Kristus[3].
Oleh karena itu, kita menjadi satu tubuh dimana telah di baptiskan dalam satu
Roh yaitu melalui Yesus Kristus dan kita telah mengalami mencurahan Roh Kudus yang
satu adalah sepenuhnya[4]. Jadi,
kata depan eis dalam bahasa Yunani sangat tepat diartikan dalam kematian
Kristus karena bentuk akusatif. Maka kita dibaptis bagi ” kematian Kristus”
seperti kita memakai seragam atau tanda pengenal untuk menjadi lambing yang
terlihat secara luas sebagai tanda yang kelihatan. . Dari pertanyaan diatas
saya setuju karena semua orang yang telah di baptis dan percaya kepada
Kristus maka kita telah di persatukan
dengan satu tubuh yaitu di dalam Kristus, jadi kita telah di materaikan dengan
kematian Yesus Kristus di kayu Salib bahwa kita harus mengingat pengorbananNya
untuk menebus dosa kita.
Inilah kata dalam bahasa aslinya dari I
Korintus 12:13 ini,, 1
Corinthians 12:13 kai. ga.r evn e`ni. pneu,mati h`mei/j pa,ntej eivj e]n sw/ma
evbapti,sqhmen( ei;te VIoudai/oi ei;te {Ellhnej ei;te dou/loi ei;te
evleu,qeroi( kai. pa,ntej e]n pneu/ma evpoti,sqhmenÅadalah eis kata preposition akusatif.
Jadi kata eis ini yang telah diuraikan
dari atas adalah satu tubuh di dalam Yesus Kristus yang telah memberi dirinya
untuk di baptis dan menerima Roh Kudus sepenuhnya di dalam hidupnya dan menjadi
saksi bagi bangsa di segala penjuru dunia. Oleh sebab itu, kata eis adalah
akusatif yang artinya to form dengan kata lain membentuk suatu komunitas yaitu
satu tubuh di dalam Roh dan baptisan. Jadi, gereja sedang menunggu orang
terakhir masuk dan akhirnya gereja Tuhan akan terlihat seutuhnya dalam gereja
saat ini.
C. Pengertian Baptisan ( Baptizomai
) di dalam 1 Korintus 12 :13
Kata baptisan dalam bahasa aslinya yaitu
Yunani artinya Baptizomai berarti memandikan atau membasuh[5].
Jadi kata baptisan ini sering diperdebatkan dalam gereja maupun di dalam
berteologi dikarenakan perbedaan pendapat. Oleh karena itu, kata baptisan ini
sulit untuk dijelaskan kalau tidak paham arti aslinya yang berpegang pada
Firman Tuhan. Baptisan dalam satu Roh tidak menunjukan kepada baptisan air atau
baptisan orang percaya dalam Roh Kudus seperti yang terjadi pada hari Pentakosta.
Jadi yang sebenarnya adalah tindakan Roh membaptis orang percaya ke dalam tubuh
Kristus, yang menyatukan mereka kedalam tubuh itu dan menjadikan mereka jadi
satu secara rohani dengan orang percaya lainnya[6].
D. Analisa kata
eis di dalam ayat 13
Analisa ayat 13 berkata memang oleh satu
Roh kita semua menjadi satu tubuh telah dibaptiskan, (baik) (orang-orang)
Yahudimaupun orang-orang bukan Yahudi baik hamba-hamba maupun orang-orang
merdeka, oleh karena itu, jemaat di
Korintus mereka semua dimasuki oleh satu Roh dan menjadi satu tubuh rohani,
yaitu satu perhimpunan dalam Kristus[7].
Oleh karena itu, kita semua mengambil bagian rahmat yang sama Roh, sebagai
iman, harapan sukacita, yang kita terima setiap hari di bawah bimbingan,
arahan, dan pengaruh mengenai kasih karunia dalam Yesus Kristus. Jadi mereka menjadi satu tubuh di bawah
Kristus , kepala, untuk itu mereka yang dibuat untuk minum menjadi satu Roh
dengan kata lain menjadi satu hati dan jiwa satu dengan yng lain yang merajut
dalam kasih yaitu kasih Yesus Kristus yang abadi.
BAB III
ARTI BAPTISAN ROH KUDUS
I KORINTUS 12:13 DAN RELEVANASINYA BAGI GEREJA SAAT INI
A. ARTI BAPTISAN ROH KUDUS I KORINTUS 12:13
Baptisan Roh Kudus pada
hari Pentakosta yang terjadi hanya satu kali dan tidak terulang lagi. Untuk
memahami arti baptisan Roh Kudus marilah kita melihat dalam 1 Korintus 12:13,
kalimat ini menggunakan bentuk aorist
tense yaitu menunjukkan suatu peristiwa yang sudah lewat atau terjadi,
yang hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang lagi. Oleh karena itu,
baptisan Roh Kudus ini hanya terjadi satu kali yaitu pada hari pentakosta di
Yerusalem. Jadi setiap orang percaya secara sah telah di baptis dalam tubuh
Kristus bersama-sama dengan orang pilihan atau yang telah bertobat dan percaya
kepada Kristus di segala zaman. Roh Kudus telah mempersatukan orang percaya
kepada kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi secara pribadi baptisan Roh
Kudus itu kita terima pada saat kita percaya kepada Kristus dan menerima Roh
kudus pada saat regenerasi ( kelahiran baru )[8].
B. TUJUAN BAPTISAN
Tujuan dari baptisan ini adalah ditempatkannya orang
percaya ke dalam tubuh Kristus. Dalam 1 Korintus 12:13 semua orang percaya di
sebutkan sebagai objek baptisan, Roh
Kudus merupakan unsure yang ke dalam mana atau dengan ( en ) mana mereka
dibaptiskan, dan tujuan baptisan adalah agar orang-orang percaya terdapat
membentuk satu tubuh ( eis hen soma).
Subjek yang membaptis tidak disebutkan dalam ayat ini, tetapi bila dikaitkan
dengan ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru maka subjek yang membaptis adalah
Yesus Kristus bdg di dalam Matius 3:11;
Markus 1:8 ; Lukas 3:16; Yohanes 1:33. Selanjutnya frase kita semua ini
menunjukkan bahwa baptisan Roh Kudus itu bukan merupakan pengalaman yang
dirasakan oleh sebagian orang percaya saja dan sebagian yang lain tidak,
sehingga harus mencarinya. Baptisan Roh Kudus juga bukan pengalam yang terjadi
sesudah pertobatan dan bergantung pada kondisi seseorang. Baptisan Roh Kudus
dialami oleh semua orang yang telah percaya kepada Kristus. Pada saat
pertobatan, setiap orang yang telah percaya keada Kristus menerima baptisan Roh
Kudus. Melalui baptisan Roh Kudus itu mereka dipersatukan kematian dan kebangkitan
Kristus, sehingga menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
D.
RELEVANSINYA
BAGI GEREJA SAAT INI
1. Menjadi
anggota tubuh Kristus
Baptisan
Roh Kudus menjadikan setiap orang percaya sebagai bagian dari anggota tubuh
Kristus ( 1 Korintus 12:13 ) yang saling memperlengkapi, saling membutuhkan,
saling mendukung, saling merasakan dan saling memperhatikan. Melalui kesatuan
dalam Kristus itulah kita harus sama-sama merasakan sukacita dan penderitaan
karena kita semua adalah tubuh Kristus ( 1 Korintus 12:14-27 ).
2. Menerima
karunia Roh Kudus
Baptisan
Roh kudus membuat setiap orang percaya dapat menerima karunia Roh, di mana
setiap orang memiliki karunia yang berbeda ( 1 Kor. 12:7-11; Roma 12:4-9 ).
Dalam 1 Kor 12:13 mengatakan …kita semua diberi minum dari satu Roh. Ayat ini
menjelaskan kepada kita bahwa setiap karunia yang di miliki oleh orang-orang
percaya, meskipun berbeda-beda smua berasal dari satu Roh yang sama yaitu Roh
Kudus.
3. Membawa
transformasi
Paulus
mengingatkan hal ini supaya mereka mewujudkan kasih dan pelayanan, melakukan
tanpa memandang muka, status, suku, yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam
jemaat ( 1 Kor 12: 25; bdg Yakobus 2:1-4 ). Kita satu di dalam tubuh kristus
karena itu mereka mengaku sudah percaya kepda Kristus tetapi masih memiliki
sikap yang membeda-bedakan atau merendahkan sebagian orang percaya karena suku
atau status social yang berbeda, yang belum menerima pembaharuan yang
sesungguhnya karena mereka belum mengerti makna satu tubuh di dalam Kristus.
Jadi menurut Paulus, baptisan merupakan
salah satu cara untuk memulai masuk dalam satu tubuh yaitu perhimpunan umat
Kristiani 1 Kor. 12:13, jadi menurutnya pembaptisan bertujuan untuk semua orang
tanpa memandang golongan, perbedaan bangsa dan kedudukan karena semua dipandang
sudah di baptis dalam satu tubuh Kristus ( Roma 13:14; Efesus 5:26; Kol. 3:10)[9]. Dan semuanya ini menjadi pandangan
saya untuk belajar bahwa eis ini menjadi satu tubuh di dalam Kristus dengan
pengorbanan yang ditanggung dan ini sangat relevan bagi gereja Tuhan saat ini
di manapun gereja berdiri disitu ada nyata bahwa ada komunitas yang baik yaitu
gereja Tuhan yang utuh.
BAB IV
KRITIK DALAM REFERENSI
BAPTISAN DAN KOMUNITAS GEREJA
KRITIK
Jadi kata eis ini yang telah diuraikan dari atas
adalah satu tubuh di dalam Yesus Kristus yang telah memberi diri untuk di
baptis dan menerima Roh Kudus sepenuhnya di dalam hidupnya dan menjadi saksi
bagi bangsa di segala penjuru dunia. Oleh
karena itu, penulis mengkritik bahwa kata eis di dalam 1 Korintus 12:13 ini
yang harus kita terima adalah kita di baptis dalam satu Roh di dalam satu
tubuh Kristus. Memang banyak kata yang di pakai dalam baptisan dengan
memahaman yang berbeda. Tetapi dalam pembahasan ini Rasul Paulus menenkankan
tentang kata eis kepada orang – orang percaya yang ada di jemaat Korintus
supaya tidak ada perpecahan di dalam gereja.
Sebab mengemukakan alasan dari kesatuan yaitu
baptisan oleh Roh menjadi satu tubuh dari satu Roh (harafiahnya, di dalam satu
Roh; bdg Mat. 3:11; Luk. 3:16; Kis 1:5) menunjukkan kepada suasana kesatuan
yang dihasilkan oleh baptisan itu. Satu tubuh merupakan tujuan dari tindakan pembaptisan
tersebut. Bentuk waktu aoris dari dibaptis jelas menunjukkan bahwa
tindakan itu merupakan fakta yang sudah lampau yang berlaku bagi semua orang
percaya (bahkan juga jemaat Korintus yang masih bersifat duniawi; bdg I Kor
3:1-3), tindakan mana tidak perlu diulang. Sebetulnya, baptisan yang
mempersatukan dengan Kristus bukan sesuatu yang harus dicari, kesatuan tersebut
sudah dibuat untuk semua orang. Sebagai konsekuensi dari persatuan dengan
Kristus ini, orang-orang percaya semua diberi minum dari satu Roh. Kesatuan
dengan Dia pasti menyebabkan Roh tinggal di dalam diri orang Percaya.
Jadi kemenangan Kristus atas dosa, yang melepaskan umat percaya dari
kuasa dosa, merupakan fakta yang telah tergenapi. “artinyaKita telah mati
terhadap dosa” (Rm 6:2); Allah
“melepaskan kita dari kegelapan dan membawa kita kedalam Kerajaan Allah yaitu melalui Anak-Nya yang dikasihiNya” (Kol 1:13). Dari sudut fakta pengalaman
orang percaya, peranng yang sebenarnya dimulai pada saat mereka dipersatukan
dalam Kristus.Maksud Paulus, kelangsungan hidup suatu komunitas bergantung pada dari perbudakan dosa, oleh
karya Kristus yang Dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan
orang lain. Hal ini Paulus tegaskan dalam berbagai cara dan terjalin erat
disurat-suratnya.
a.
Jema’at
Kata ini Paulus pakai 62 kali (di sebelas suratnya),
dan selalu untuk merujuk suatu umat, yaitu jemaat milik Allah yang telah dipersatukan kedalam Kistus. Selain itu, sesuai pemakaian
masa itu, ekklesia di dalam paulus merujuk kepada jemaat yang berhimpun.
Kehidupan bersama didalam Kristus itulah yang memberi arti bagi penghimpunan
itu serta menentukan apa yang terjadi
disitu; yang ditekankan selalu
perhimpunan umat atau umat yang
berhimpun, bukan tempat mereka berhimpun. Paulus berbicara tentang saat
bilamana “ seluruh jemaat Korintus berhimpun disatu tempat” (1 Kor 14:23), yang
mengimplikasikan suatu penghimpunan yang lebih kecil.
b.
Tubuh
Dipandang sebagai realitas sorgawi, jemaat
adalah “tubuh Kristus”. “ Kristus adalah
kepala jemaat (ekklesia), tubuh-Nya” (Roma,
Ef 5:23; bdk 4:14-16). Hal ini juga berlaku bagi jemaat local: “sekarang kalian
adalah tubuh Kristus “ (12:27) “Kalian” disini adalah jemaat Korintus
(1:2). Seperti organisme manusia, jemaat
merupakan kesatuan dalam keragaman, keragaman dalam kesatuan; Paulus terkadang
menekankan yang satu, terkadang
menekankan yang lain, saat menghadapi
kebutuhan pastoral. Bagi Paulus,
kesatuan orang percaya dalam Kristus bukan tujuan melainkan fakta : “Kita
semua(telah) dibaptiskan dengan satu Roh kedalam satu tubuh” (1 Kor 12:13). Hal
ini tetap adalah fakta sekalipun
keragaman jemaat begitu luar biasa
:”Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani , tidak ada hamba atau orng merdeka,
tidak ada laki-laki ataupun perempuan
karena kamu semua adalah satu
dlam Kristus Yesus” (Gal 3:23; bdk Kol 3:11)[10].
Oleh karena itu, saya setuju dengan buku doktrin
gereja yang di karang oleh Shepfetong
dalam bukunya mengajarkan banyak hal mengenai baptisan dan bagaimana
juga supaya tetap ada kesatuan dalam gereja. Jadi memang banyak pendapat bahwa
bukunya tidak sesuai dengan harapan mereka tetapi setelah saya baca-baca buku
doktrin gereja ini sangat bagus dan sistematis menurut saya mungkin pikiran
orang lain-lain.
Saran
Saran saya adalah harus menjadi teladan bagi orang
lain, karena di situ ada kesatuan terutama dalam gereja kita.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahsan diatas penulis mengambil kesimpulan
bahwa gereja dan baptisan mengalami perubahan dan perkembangan dengan
perjalanan gereja dan perkembangan zaman. Dari perkembangannya banyak orang
mengetahui tentang baptisan tetutama dalam pelaksanaannya dan juga kepada siapa
baptisan ini diberikan. Bila kita melihat lebih mendalam ada dua hal yang
menjadi pemahaman yang besar dalam kehidupan orang percaya dalam baptisan ini
dan mungkin ini juga tidak bisa dilupakan atau disingkirkan dalam baptisan
bahwa semua orang akan dibaptis dalam nama ilahi yang sama yakni dalam nama
Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Mengenai pemahaman dalam konteks baptisan mau tidak
mau harus di terima pemahaman ini dengan tetap menjaga rasa saling menghormati
dan saling menghargai sebagaimana gereja adalah tubuh Kristus dan persekutuan
yang Kudus.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim
David, Pelajaran Surat 1 Korintus, Penerbit : Mimery Press JKBTD,
Jakarta, 1999
J.
Karris, Ofm Robert, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius, Cet-8, 2002,
Susanto Hasan, Perjanjian Baru Interlinear
Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid II, Cet. Ke-3,
Penerbit : LAI, Jakarta, 2006.
Susanto
Hasan, Perjanjian Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi
Perjanjian Baru Jilid I, Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006.
Browning
W.R.F. Kamus Alkitab, Cet. Ke-2, Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta,
2007.
----------------------- Alkitab Penuntun,
Penerbit : Gandum Mas, 1991, http://www.biblestudytools.com/commentaries/gills-exposition-of-the-bible/1-corinthians-12-13.html,
terjamahan dalam bahasa Indonesia, hari Rabu, 08/04/14. jam.23.29
Berkhof
Louis, Teologi Sistematika Doktrin Gereja,Momentum, Cet Pertama, 1997,
Guthrie Donald, Teologi Perjanjai Baru 3, Cet. Ke-9,
, Penerbit :BPK Gunung Mulia, Jakarta : 2006,
Ridderbos
Herman, Paulus Pemikiran utama Teologinya, Cet. Ke-3, Penerbit:
Momentum ,2013
[1] Ibrahim David, Pelajaran
Surat 1 Korintus, Penerbit : Mimery Press JKBTD, Jakarta, 1999, hln.
213
[2] J. Karris, Ofm Robert, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,
Penerbit Kanisius, Cet-8, 2002, Hal
293-294.
[3] Susanto Hasan, Perjanjian
Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid II,
Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006. Hln. 247-248
[4]Susanto Hasan, Perjanjian
Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid I,
Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006. Hln. 929.
[5]Browning W.R.F. Kamus
Alkitab, Cet. Ke-2, Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007. Hln. 47
[6]-----------------------
Alkitab
Penuntun, Penerbit : Gandum Mas, 1991, Hln. 1902
[7]http://www.biblestudytools.com/commentaries/gills-exposition-of-the-bible/1-corinthians-12-13.html,
terjamahan dalam bahasa Indonesia, hari Rabu, 08/04/14. jam.23.29
[8] Guthrie Donald, Teologi
Perjanjai Baru 3, Cet. Ke-9, , Penerbit :BPK Gunung Mulia, Jakarta :
2006, hln 83
[9]Ridderbos
Herman, Paulus Pemikiran utama Teologinya, Cet. Ke-3, Penerbit:
Momentum ,2013, hln.393
[10]Berkhof Louis, Teologi
Sistematika Doktrin Gereja,Momentum, Cet Pertama, 1997, Hal 140-142.
No comments:
Post a Comment