Klik 👇👇👇

Wednesday, 4 May 2016

eksegese kata "eis" dalam Kalimat "eis sama ebaptisomen" (I Kor. 12:13)

EKSEGESE DAN KRITIK 12:13 PENGGUNAAN KATA “ EIS ”  DALAM KALIMAT  ” EIS SOMA EBAPTISOMEN “  ( I KORINTUS 12:13 ), ATAU DIBAPTIS DALAM SATU TUBUH DALAM REFERENSI BAPTISAN DAN KOMUNITAS GEREJA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Makalah Ini Penulis Akan Membahas Tentang Judul Eksegese Dan Kritik 12:13 Penggunaan Kata “ Eis ”  Dalam Kalimat  ” Eis Soma Ebaptisomen “  ( I Korintus 12:13 ), Atau Dibaptis Dalam Satu Tubuh Dalam Referensi Baptisan Dan Komunitas Gereja. Dimana pada saat ini banyak pendapat bahwa baptisan selalu menjadi pertebatan dan tidak ada kepastian karena selalu ada perbedaan pendapat masing-masing.
Oleh karena itu kata eis ini menjadi acuan bagi kita untuk mempelajari lebih dalam, untuk bisa mengerti apa yang sebernarnya kenapa Rasul paulus menulis ayat ini kepada jemaat di Korintus? Jadi penulis akan mengupasnya dalam makalah ini agar menjadi bermafaat bagi kita semua Tuhan Yesus Memberkati.
BAB II
EKSEGESE 1 KORINTUS 12:13 PENGGUNAAN KATA “ EIS  (έίς) ”  DALAM KALIMAT  ” EIS SOMA EBAPTISOMEN  ( έίς ςόμα έβαπτίςομέή ) “ 
A.    LATAR BELAKANG 1 KORINTUS 12:13
Dari latar belakang ayat ini sangat membingunkan karena orang-orang Korintus pada saat itu hidup mereka sangat kacau. Oleh karena kedatangan Rasul Paulus di Korintus untuk membertikan tentang keselamatan yang berasal dari Yesus Kristus supaya mereka tidak ada perpecahan orang-orang percaya yang ada di jemaat Korintus pada saat itu[1]. Jadi, dikatakan di sana baik orang Yunani, budak maupun orang merdeka semua sama tidak ada memandang muka itulah yang ditekankan oleh Paulus kepada mereka pada saat itu supaya tetap menjadi satu bagian di dalam Kristus.
Keesaan gereja yang bersumber pada keesaan Allah di jelaskan di dalan Efesus 4:4-6 yaitu satu Tuhan, satu Roh, dn satu Bapa adalah sumber dari kesatuan dalam penghayatan orang Kristen adalah satu iman, satu panggilan, satu baptisan, satu pengharapan. Jadi dasar dari kekristenan orang percaya adalah satu baptisan di dalam Roh yang menjadikan seseorang dari bagian tubuh Kristus.
Oleh karena itu, Orang-orang percaya harus menjadi satu tubuh dalam satu bagian yaitu baptisan Roh Kudus. Oleh karena itu, tindakan ini harus di lakukan agar tidak ada perpecahan dalam jemaat biarlah persekutuan dengan Tuhan berjalan dengan baik dan menjadi hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan kita yang hidup. 
Di dalam 1 Korintus 10:2 Paulus melanjutkan refleksinya mengenai prinsip-prinsip kelakuan kristiani yang akan membantu merukunkan yang kuat dan yang lemah.  Sesudah merefleksikan pengalamannya sendiri  sebagai rasul, ia memperluas lingkaran contoh-contoh,  menunjuk kepada pengajaran Israel dan keadaan orang-orang Korintus  sebelum ia kembali dalam 10:23-11:1 kepada persoalan  mengenai daging berhala dan peringatannya terhadap sandungan, yang merupakan ancaman serius bagi  jemaat (lih 8:1-13)[2]. Paulus mengingatkan orang Korintus bahwa orang-orang Israel menjadi puas  diri dan dihukum (10:1-13).  Paulus mengingatkan akan datangnya amarah Allah yang cemburu karena mengambil  bagian dalam perjamuan  kurban berhala sementara juga mengikuti kurban ekaristi (10:14-22)

B.     Eksegese penggunaan kata  “ Eis “ dalam kalimat eis soma ebaptizomai
Dalam penjelasan kata eis ini terdapat 345 kali dalam Perjanjian Baru, kata eis artinya satu, jadi di dalam Perjanjian Baru  Kata Eis ini yang artinya kita menjadi satu tubuh dan satu Roh dalam Kristus[3]. Oleh karena itu, kita menjadi satu tubuh dimana telah di baptiskan dalam satu Roh yaitu melalui Yesus Kristus dan kita telah mengalami mencurahan Roh Kudus yang satu adalah sepenuhnya[4]. Jadi, kata depan eis dalam bahasa Yunani sangat tepat diartikan dalam kematian Kristus karena bentuk akusatif. Maka kita dibaptis bagi ” kematian Kristus” seperti kita memakai seragam atau tanda pengenal untuk menjadi lambing yang terlihat secara luas sebagai tanda yang kelihatan. . Dari pertanyaan diatas saya setuju karena semua orang yang telah di baptis dan percaya kepada Kristus  maka kita telah di persatukan dengan satu tubuh yaitu di dalam Kristus, jadi kita telah di materaikan dengan kematian Yesus Kristus di kayu Salib bahwa kita harus mengingat pengorbananNya untuk menebus dosa kita.
Inilah kata dalam bahasa aslinya dari I Korintus 12:13 ini,, 1 Corinthians 12:13 kai. ga.r evn e`ni. pneu,mati h`mei/j pa,ntej eivj e]n sw/ma evbapti,sqhmen( ei;te VIoudai/oi ei;te {Ellhnej ei;te dou/loi ei;te evleu,qeroi( kai. pa,ntej e]n pneu/ma evpoti,sqhmenÅadalah eis kata preposition akusatif.
Jadi kata eis ini yang telah diuraikan dari atas adalah satu tubuh di dalam Yesus Kristus yang telah memberi dirinya untuk di baptis dan menerima Roh Kudus sepenuhnya di dalam hidupnya dan menjadi saksi bagi bangsa di segala penjuru dunia. Oleh sebab itu, kata eis adalah akusatif yang artinya to form dengan kata lain membentuk suatu komunitas yaitu satu tubuh di dalam Roh dan baptisan. Jadi, gereja sedang menunggu orang terakhir masuk dan akhirnya gereja Tuhan akan terlihat seutuhnya dalam gereja saat ini.
C.     Pengertian Baptisan  ( Baptizomai ) di dalam 1 Korintus 12 :13
Kata baptisan dalam bahasa aslinya yaitu Yunani artinya Baptizomai berarti memandikan atau membasuh[5]. Jadi kata baptisan ini sering diperdebatkan dalam gereja maupun di dalam berteologi dikarenakan perbedaan pendapat. Oleh karena itu, kata baptisan ini sulit untuk dijelaskan kalau tidak paham arti aslinya yang berpegang pada Firman Tuhan. Baptisan dalam satu Roh tidak menunjukan kepada baptisan air atau baptisan orang percaya dalam Roh Kudus seperti yang terjadi pada hari Pentakosta. Jadi yang sebenarnya adalah tindakan Roh membaptis orang percaya ke dalam tubuh Kristus, yang menyatukan mereka kedalam tubuh itu dan menjadikan mereka jadi satu secara rohani dengan orang percaya lainnya[6].
D. Analisa kata eis di dalam ayat 13
Analisa ayat 13 berkata memang oleh satu Roh kita semua menjadi satu tubuh telah dibaptiskan, (baik) (orang-orang) Yahudimaupun orang-orang bukan Yahudi baik hamba-hamba maupun orang-orang merdeka, oleh karena itu, jemaat di Korintus mereka semua dimasuki oleh satu Roh dan menjadi satu tubuh rohani, yaitu satu perhimpunan dalam Kristus[7]. Oleh karena itu, kita semua mengambil bagian rahmat yang sama Roh, sebagai iman, harapan sukacita, yang kita terima setiap hari di bawah bimbingan, arahan, dan pengaruh mengenai kasih karunia dalam Yesus Kristus.  Jadi mereka menjadi satu tubuh di bawah Kristus , kepala, untuk itu mereka yang dibuat untuk minum menjadi satu Roh dengan kata lain menjadi satu hati dan jiwa satu dengan yng lain yang merajut dalam kasih yaitu kasih Yesus Kristus yang abadi.
BAB III
ARTI BAPTISAN ROH KUDUS I KORINTUS 12:13 DAN RELEVANASINYA BAGI GEREJA SAAT INI
A. ARTI BAPTISAN ROH KUDUS I KORINTUS 12:13
            Baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta yang terjadi hanya satu kali dan tidak terulang lagi. Untuk memahami arti baptisan Roh Kudus marilah kita melihat dalam 1 Korintus 12:13, kalimat ini menggunakan bentuk aorist  tense yaitu menunjukkan suatu peristiwa yang sudah lewat atau terjadi, yang hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang lagi. Oleh karena itu, baptisan Roh Kudus ini hanya terjadi satu kali yaitu pada hari pentakosta di Yerusalem. Jadi setiap orang percaya secara sah telah di baptis dalam tubuh Kristus bersama-sama dengan orang pilihan atau yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus di segala zaman. Roh Kudus telah mempersatukan orang percaya kepada kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi secara pribadi baptisan Roh Kudus itu kita terima pada saat kita percaya kepada Kristus dan menerima Roh kudus pada saat regenerasi ( kelahiran baru )[8].
B. TUJUAN BAPTISAN
Tujuan dari baptisan ini adalah ditempatkannya orang percaya ke dalam tubuh Kristus. Dalam 1 Korintus 12:13 semua orang percaya di sebutkan sebagai objek baptisan,  Roh Kudus merupakan unsure yang ke dalam mana atau dengan ( en ) mana mereka dibaptiskan, dan tujuan baptisan adalah agar orang-orang percaya terdapat membentuk satu tubuh  ( eis hen soma). Subjek yang membaptis tidak disebutkan dalam ayat ini, tetapi bila dikaitkan dengan ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru maka subjek yang membaptis adalah Yesus Kristus  bdg di dalam Matius 3:11; Markus 1:8 ; Lukas 3:16; Yohanes 1:33. Selanjutnya frase kita semua ini menunjukkan bahwa baptisan Roh Kudus itu bukan merupakan pengalaman yang dirasakan oleh sebagian orang percaya saja dan sebagian yang lain tidak, sehingga harus mencarinya. Baptisan Roh Kudus juga bukan pengalam yang terjadi sesudah pertobatan dan bergantung pada kondisi seseorang. Baptisan Roh Kudus dialami oleh semua orang yang telah percaya kepada Kristus. Pada saat pertobatan, setiap orang yang telah percaya keada Kristus menerima baptisan Roh Kudus. Melalui baptisan Roh Kudus itu mereka dipersatukan kematian dan kebangkitan Kristus, sehingga menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
D.       RELEVANSINYA BAGI GEREJA SAAT INI
1.      Menjadi anggota tubuh Kristus
Baptisan Roh Kudus menjadikan setiap orang percaya sebagai bagian dari anggota tubuh Kristus ( 1 Korintus 12:13 ) yang saling memperlengkapi, saling membutuhkan, saling mendukung, saling merasakan dan saling memperhatikan. Melalui kesatuan dalam Kristus itulah kita harus sama-sama merasakan sukacita dan penderitaan karena kita semua adalah tubuh Kristus ( 1 Korintus 12:14-27 ).
2.      Menerima karunia Roh Kudus
Baptisan Roh kudus membuat setiap orang percaya dapat menerima karunia Roh, di mana setiap orang memiliki karunia yang berbeda ( 1 Kor. 12:7-11; Roma 12:4-9 ). Dalam 1 Kor 12:13 mengatakan …kita semua diberi minum dari satu Roh. Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setiap karunia yang di miliki oleh orang-orang percaya, meskipun berbeda-beda smua berasal dari satu Roh yang sama yaitu Roh Kudus.
3.      Membawa transformasi
Paulus mengingatkan hal ini supaya mereka mewujudkan kasih dan pelayanan, melakukan tanpa memandang muka, status, suku, yang dapat menimbulkan perpecahan di dalam jemaat ( 1 Kor 12: 25; bdg Yakobus 2:1-4 ). Kita satu di dalam tubuh kristus karena itu mereka mengaku sudah percaya kepda Kristus tetapi masih memiliki sikap yang membeda-bedakan atau merendahkan sebagian orang percaya karena suku atau status social yang berbeda, yang belum menerima pembaharuan yang sesungguhnya karena mereka belum mengerti makna satu tubuh di dalam Kristus.
Jadi menurut Paulus, baptisan merupakan salah satu cara untuk memulai masuk dalam satu tubuh yaitu perhimpunan umat Kristiani 1 Kor. 12:13, jadi menurutnya pembaptisan bertujuan untuk semua orang tanpa memandang golongan, perbedaan bangsa dan kedudukan karena semua dipandang sudah di baptis dalam satu tubuh Kristus ( Roma 13:14; Efesus 5:26; Kol. 3:10)[9]. Dan semuanya ini menjadi pandangan saya untuk belajar bahwa eis ini menjadi satu tubuh di dalam Kristus dengan pengorbanan yang ditanggung dan ini sangat relevan bagi gereja Tuhan saat ini di manapun gereja berdiri disitu ada nyata bahwa ada komunitas yang baik yaitu gereja Tuhan yang utuh.
BAB IV
KRITIK DALAM REFERENSI BAPTISAN DAN KOMUNITAS GEREJA
KRITIK
Jadi kata eis ini yang telah diuraikan dari atas adalah satu tubuh di dalam Yesus Kristus yang telah memberi diri untuk di baptis dan menerima Roh Kudus sepenuhnya di dalam hidupnya dan menjadi saksi bagi bangsa di segala penjuru dunia. Oleh karena itu, penulis mengkritik bahwa kata eis di dalam 1 Korintus 12:13 ini yang harus kita terima adalah  kita di baptis dalam satu Roh di dalam satu tubuh Kristus. Memang banyak kata yang di pakai dalam baptisan dengan memahaman yang berbeda. Tetapi dalam pembahasan ini Rasul Paulus menenkankan tentang kata eis kepada orang – orang percaya yang ada di jemaat Korintus supaya tidak ada perpecahan di dalam gereja.
Sebab mengemukakan alasan dari kesatuan yaitu baptisan oleh Roh menjadi satu tubuh dari satu Roh (harafiahnya, di dalam satu Roh; bdg Mat. 3:11; Luk. 3:16; Kis 1:5) menunjukkan kepada suasana kesatuan yang dihasilkan oleh baptisan itu. Satu tubuh merupakan tujuan dari tindakan pembaptisan tersebut. Bentuk waktu aoris dari dibaptis jelas menunjukkan bahwa tindakan itu merupakan fakta yang sudah lampau yang berlaku bagi semua orang percaya (bahkan juga jemaat Korintus yang masih bersifat duniawi; bdg I Kor 3:1-3), tindakan mana tidak perlu diulang. Sebetulnya, baptisan yang mempersatukan dengan Kristus bukan sesuatu yang harus dicari, kesatuan tersebut sudah dibuat untuk semua orang. Sebagai konsekuensi dari persatuan dengan Kristus ini, orang-orang percaya semua diberi minum dari satu Roh. Kesatuan dengan Dia pasti menyebabkan Roh tinggal di dalam diri orang Percaya.
Jadi kemenangan Kristus  atas dosa, yang melepaskan umat percaya dari kuasa dosa, merupakan fakta yang telah tergenapi. “artinyaKita telah mati terhadap dosa”  (Rm 6:2); Allah “melepaskan kita dari kegelapan dan membawa kita kedalam Kerajaan  Allah yaitu melalui Anak-Nya yang dikasihiNya”  (Kol 1:13). Dari sudut fakta pengalaman orang percaya, peranng yang sebenarnya dimulai pada saat mereka dipersatukan dalam Kristus.Maksud Paulus, kelangsungan hidup suatu komunitas  bergantung pada dari perbudakan dosa, oleh karya Kristus yang Dipersatukan dengan Kristus berarti dipersatukan dengan orang lain. Hal ini Paulus tegaskan dalam berbagai cara dan terjalin erat disurat-suratnya.
a.             Jema’at
Kata ini Paulus pakai 62 kali (di sebelas suratnya), dan selalu untuk merujuk suatu umat, yaitu jemaat milik   Allah yang telah dipersatukan  kedalam Kistus. Selain itu, sesuai pemakaian masa itu, ekklesia di dalam paulus merujuk kepada jemaat yang berhimpun. Kehidupan bersama didalam Kristus itulah yang memberi arti bagi penghimpunan itu serta menentukan  apa yang terjadi disitu; yang ditekankan  selalu perhimpunan  umat atau umat yang berhimpun, bukan tempat mereka berhimpun. Paulus berbicara tentang saat bilamana “ seluruh jemaat Korintus berhimpun disatu tempat” (1 Kor 14:23), yang mengimplikasikan suatu penghimpunan yang lebih kecil.
b.            Tubuh
Dipandang sebagai realitas sorgawi, jemaat adalah  “tubuh Kristus”. “ Kristus adalah kepala jemaat (ekklesia), tubuh-Nya”  (Roma, Ef 5:23; bdk 4:14-16). Hal ini juga berlaku bagi jemaat local: “sekarang kalian adalah tubuh Kristus “ (12:27) “Kalian” disini adalah jemaat Korintus (1:2).  Seperti organisme manusia, jemaat merupakan kesatuan dalam keragaman, keragaman dalam kesatuan; Paulus terkadang menekankan    yang satu, terkadang menekankan yang lain, saat menghadapi  kebutuhan pastoral.  Bagi Paulus, kesatuan orang percaya dalam Kristus bukan tujuan melainkan fakta : “Kita semua(telah) dibaptiskan dengan satu Roh kedalam satu tubuh” (1 Kor 12:13). Hal ini tetap adalah fakta  sekalipun keragaman  jemaat begitu luar biasa :”Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani , tidak ada hamba atau orng merdeka, tidak ada laki-laki ataupun perempuan  karena kamu semua adalah  satu dlam Kristus Yesus” (Gal 3:23; bdk Kol 3:11)[10].
Oleh karena itu, saya setuju dengan buku doktrin gereja yang di karang oleh Shepfetong   dalam bukunya mengajarkan banyak hal mengenai baptisan dan bagaimana juga supaya tetap ada kesatuan dalam gereja. Jadi memang banyak pendapat bahwa bukunya tidak sesuai dengan harapan mereka tetapi setelah saya baca-baca buku doktrin gereja ini sangat bagus dan sistematis menurut saya mungkin pikiran orang lain-lain.
Saran
Saran saya adalah harus menjadi teladan bagi orang lain, karena di situ ada kesatuan terutama dalam gereja kita.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahsan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa gereja dan baptisan mengalami perubahan dan perkembangan dengan perjalanan gereja dan perkembangan zaman. Dari perkembangannya banyak orang mengetahui tentang baptisan tetutama dalam pelaksanaannya dan juga kepada siapa baptisan ini diberikan. Bila kita melihat lebih mendalam ada dua hal yang menjadi pemahaman yang besar dalam kehidupan orang percaya dalam baptisan ini dan mungkin ini juga tidak bisa dilupakan atau disingkirkan dalam baptisan bahwa semua orang akan dibaptis dalam nama ilahi yang sama yakni dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Mengenai pemahaman dalam konteks baptisan mau tidak mau harus di terima pemahaman ini dengan tetap menjaga rasa saling menghormati dan saling menghargai sebagaimana gereja adalah tubuh Kristus dan persekutuan yang Kudus.

  
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim David, Pelajaran Surat 1 Korintus, Penerbit : Mimery Press JKBTD, Jakarta, 1999
J. Karris, Ofm Robert, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius, Cet-8, 2002,
 Susanto Hasan, Perjanjian Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid II, Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006.
Susanto Hasan, Perjanjian Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid I, Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006.
Browning W.R.F. Kamus Alkitab, Cet. Ke-2, Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007.
  ----------------------- Alkitab Penuntun, Penerbit : Gandum Mas, 1991,  http://www.biblestudytools.com/commentaries/gills-exposition-of-the-bible/1-corinthians-12-13.html, terjamahan dalam bahasa Indonesia, hari Rabu, 08/04/14. jam.23.29
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Doktrin Gereja,Momentum, Cet Pertama, 1997,
Guthrie Donald, Teologi Perjanjai Baru 3, Cet. Ke-9, , Penerbit :BPK Gunung Mulia, Jakarta : 2006,

Ridderbos Herman, Paulus Pemikiran utama Teologinya, Cet. Ke-3, Penerbit: Momentum ,2013




[1] Ibrahim David, Pelajaran Surat 1 Korintus, Penerbit : Mimery Press JKBTD, Jakarta, 1999, hln. 213
[2]  J. Karris, Ofm Robert, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius, Cet-8, 2002, Hal  293-294.
[3] Susanto Hasan, Perjanjian Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid II, Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006. Hln. 247-248
[4]Susanto Hasan, Perjanjian Baru Interlinear Yunani- Indonesia dan Kon kodansi Perjanjian Baru Jilid I, Cet. Ke-3, Penerbit : LAI, Jakarta, 2006. Hln. 929.
[5]Browning W.R.F. Kamus Alkitab, Cet. Ke-2, Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007. Hln. 47
[6]----------------------- Alkitab Penuntun, Penerbit : Gandum Mas, 1991, Hln. 1902
[7]http://www.biblestudytools.com/commentaries/gills-exposition-of-the-bible/1-corinthians-12-13.html, terjamahan dalam bahasa Indonesia, hari Rabu, 08/04/14. jam.23.29
[8] Guthrie Donald, Teologi Perjanjai Baru 3, Cet. Ke-9, , Penerbit :BPK Gunung Mulia, Jakarta : 2006, hln 83
[9]Ridderbos Herman, Paulus Pemikiran utama Teologinya, Cet. Ke-3, Penerbit: Momentum ,2013, hln.393
[10]Berkhof Louis, Teologi Sistematika Doktrin Gereja,Momentum, Cet Pertama, 1997, Hal 140-142.

No comments:

Post a Comment