Klik 👇👇👇

Tuesday, 24 May 2016

PENGGENAPAN DAN PENERRAPAN PENEBUSAN

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN 
BAB II
DEFINISI PENEBUSAN
Penebusan Dapat Diperoleh
1.      Anugerah Khusus 
2.      Anugerah Umum 
BAB III
PENGGENAPAN DAN PENERPAN PENEBUSAN
1.      Penerapan Penebusan
2.      Penggenapan Penebusan
BAB IV
KESIMPULAN 


BAB II
PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang “Penggenapan dan Penerapan Penebusan”. Maka dengan demikian, penulis mengajak para pembaca agar dapat memahami tentang bagian “penebusan” ini. Sehingga apa yang akan di bahas dalam bagian makalah ini dapat memberkati para pembacanya.
Banyak hal yang menjadi pembelajaran dalam makalah ini, mulai dari definisi penebusan, cara penggenapan dan pernerapan penebusan itu sendiri dalam kehidupan orang yang percaya akan kebenaran Kristus. Hal-hal inilah yang menjadi pembelajaran penting yang perlu dilakukan oleh orang percaya. Maka dengan demikian kita sebagai orang percaya akan hidup dalam perlindungan dan penyertaan Yesus Kristus Jurus Selamat kita sebagai orang percaya.
Maka dengan itu, penulis mengajak pembaca untuk dapat memahami dan mengetahui lebih lanjut tentang penebusan ini agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis satu dengan yang lain terutama dengan Tuhan Allah kita. sehingga kita terus memuliakan nama Tuhan kita yaitu yesus Kristus sang penebus manusia.
Selamat membaca!!

BAB II
DEFINISI PENEBUSAN
Kata “Penebusan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata “tebus”, kata tebus ini diartikan membayar dengan uang kembali barang yang tergadai, selain itu tebus juga memiliki makna “membebaskan” tawanan ataupun budak. Menebus juga dapat diartikan sebagai usaha penyelamatan jiwa. Dalam Teologi Kristen penebusan merujuk pada memaafkan atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus Kristus dengan penyaliban-Nya yang pada akhirnya memungkinkan adanya pendamaian antara Allah dan ciptaan.
Dalam Alkitab juga terdapat kata “penebusan”, penebusan ini mengandung arti yang sangat penting yang berkaitan erat dengan diri manusia. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penebusan itu merupakan suatu tindakan pembebasan dari Allah terhadap manusia. Berhubungan dengan konsep Kristiani mengenai penebusan adalah istilah harga tebusan. Yesus membayar harga pembebasan manusia dari dosa (Matius 20:28; 1 Timotius 2:6). Kematian-Nya adalah untuk menggantikan hidup manusia. Kenyataannya Kitab Suci amat jelas dalam hal bahwa penebusan hanya mungkin terjadi “melalui darah-Nya” (yaitu melalui kematian-Nya)[1].
Jalan-jalan di surga dipenuhi oleh orang-orang yang dulunya adalah tawanan, yang tanpa jasa mereka sendiri, mendapatkan pengampunan dan kebebasan. Para budak dosa sekarang adalah orang-orang suci. Tidak heran mereka menyanyikan nyanyian baru – nyanyian pujian kepada sang Penebus yang telah disembelih (Wahyu 5:9). Kita dulunya adalah hamba-hamba dosa, dihukum untuk terpisah selama-lamanya dari Allah. Yesus membayar harga untuk menebus kita, menghasilkan kebebasan kita dari perbudakan dosa, dan penyelamatan kita dari konsekwensi kekal dari dosa itu.
Penebusan Dapat Diperoleh
1.      Anugerah Umum
Menurut para revisionis, predestinasi ganda tidak konsisten dengan universalitas kasih Allah. Karena jika hanya sebagian orang yang ditentukan selamat, berarti kasih Allah tidak universal. Maka predestinasi ganda mau direvisi menjadi predestinasi tunggal atau bahkan tidak ada predestinasi sama sekali meskipun kedaulatan Allah tetap diakui.
Menurut Shedd, ajaran tentang predestinasi ganda konsisten dengan universalitas kasih Allah. Pertama, Kalvinisme dari WS mengikuti Alkitab yang mengajarkan kedua hal tersebut. Menurut Shedd, konsistensi kedua hal itu memang tidak dapat diselami namun itu harus diterima, sebab firman Allah sudah menyatakannya. Kedua, terdapat derajat kasih Allah dalam anugerah umum dan anugerah khusus. Walau keduanya merupakan wujud kasih Allah, yang pertama lebih rendah dari yang kedua. Jika Allah tidak memberikan kasih tertinggi-Nya kepada orang berdosa, itu bukan berarti Ia tidak mengasihinya. Allah mengasihi semua orang dan buktinya Ta sudah memberikan anugerah umum kepada mereka. Namun ketika anugerah umum itu ditolak karena kehendak manusia yang cenderung kepada dosa, Allah tidak lagi wajib untuk memberikan anugerah khusus dan ini tidak berarti Ia tidak mengasihi.
Roh Kudus memakai firman untuk menginsyafkan manusia berdosa supaya bertobat dan Ia mendorong orang yang diinjili untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Yesus telah menjadi kurban yang memadai bagi pengampunan dosa setiap orang. Ini semua merupakan rahmat kepada manusia secara universal supaya manusia bertobat dari dosa-dosanya (bdk. Rom 2:4f). Allah betul-betul menginginkan supaya orang berdosa mendengar panggilanNya. Ia ingin anugerah umum berhasil dan diterima manusia. Dengan kata lain, Ia ingin menyelamatkan semua orang berdosa.
1)      Anugerah Umum dan Orang Berdosa
Dilihat dari statusnya, manusia adalah orang berdosa dan sebenarnya tidak layak menerima kasih Allah. Hak satu-satunya adalah hukuman kekal yakni kematian. Tapi nyatanya, Allah mengasihi manusia berdosa. Ia memberikan anugerah umum kepada mereka. Dilihat dari kondisinya, kehendak manusia terbelenggu oleh dosa (hal 21). Kehendaknya selalu terarah kepada dosa, bukan kepada Allah. Jadi, secara positif manusia cenderung kepada dosa, dan secara negatif menolak Allah. Akibatnya, manusia diinjili atau tidak, akan menolak dan menyia-nyiakan anugerah umum. Ia tidak mau dan tidak mampu percaya.
2)      Anugerah Umum dan Keselamatan
Pemeliharaan Allah, firman tertulis maupun tidak tertulis, dan karya Roh Kudus secara umum merupakan rahmat Allah bagi semua manusia secara umum. Semua itu dimaksudkan supaya manusia bertobat dan selamat. Kepada mereka yang mendengarkan Injil, firman tertulis dan karya Roh Kudus menginsafkan mereka akan dosa dan perlunya bertobat, seperti yang dilakukan kan firman tidak tertulis dan karya Roh Kudus atas mereka yang tidak mendengar Injil. Jadi, anugerah umum juga menuntun kepada keselamatan namun bersyarat.
Ketiga kategori ini intinya adalah inisiatif Allah, sasarannya adalah keselamatan semua orang, namun respon manusia ternyata menolak anugerah umum. Tuntutan kepada pihak manusia untuk bekerjasama dengan anugerah Allah nyatanya tidak terpenuhi, sehingga keselamatan dalam anugerah umum bersifat hipotetis. Lain dengan keselamatan dalam anugerah khusus yang bersifat kategoris. Dalam anugerah khusus, inisiatif tetap pada Allah namun sasarannya adalah keselamatan dari kaum pilihan, dan responnya percaya dan bertobat. Dalam anugerah umum manusia hanya didorong untuk percaya dan bertobat, sedangkan dalam anugerah khusus Roh Kudus menjadikan manusia mau, mampu percaya, dan bertobat. Dalam anugerah umum dorongan Roh Kudus tidak disertai karya lahir baru, sedangkan dalam anugerah khusus dorongan itu menghasilkan kelahiran baru. Dalam anugerah umum keputusan manusia diambil dalam kondisi yang berdosa sehingga ia bersikap negatif terhadap tawaran keselamatan, sedangkan dalam anugerah khusus meski manusia berdosa yang membuat keputusan, Roh Kudus telah melahirbarukan dan mendorong yang bersangkutan sehingga ia bersikap positif terhadap tawaran keselamatan.
2.      Anugerah Khusus
Seringkali ada kecenderungan pada orang-orang Kristen untuk tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Mereka baru sungguh-sungguh mencari saat mereka menghadapi krisis. Kita melihat pola yang sama ini terjadi pada bangsa Israel di Perjanjian Lama. Ini merupakan alasan utama mengapa banyak orang seolah-olah terus-menerus berada dalam krisis, seperti dikatakan dalam:
Matius 7:21-27:

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Seperti kita baca di ayat tersebut, hanya memanggil Yesus Tuhan tidak menjamin kita masuk ke dalam kerajaan surga. Kita harus melakukan kehendak-Nya. Memanggil-Nya Tuhan namun tidak melakukan kehendak-Nya berarti sama dengan orang yang tidak percaya. Bagaimana mungkin kita berkata bahwa kita benar-benar mengenal Raja segala raja yang mulia namun tidak pernah melakukan apa yang dikatakan-Nya? Mengetahui bahwa Dia adalah Allah, namun tidak mentaati-Nya sama saja dengan khayalan yang menipu diri sendiri. Khayalan ini telah menuntun ke dalam berbagai tragedi dan kegagalan saat seseorang harus menghadapi badai kehidupan.
Oleh sebab itu, salah satu pencarian utama kita seharusnya ialah untuk mendengar perkataan Tuhan. Sebagaimana kita diberi tahu dalam Yohanes 10:4, Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Dengan kata lain, jika kita tidak mengenal suara-Nya kita tidak akan mengikuti Dia. Tetapi mendengar perkataan-Nya dan mentaati-Nya adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang yang bermegah karena mereka begitu baik dalam mendengar suara Tuhan, tetapi mereka tidak pernah melakukan apa yang difirmankan-Nya. Kita harus menunjukkan bahwa firman Tuhan merupakan harta kekayaan yang tidak terukur dan ternilai. Ketika Tuhan memberi kita petunjuk, kita harus terus mengingat dan merenungkannya, serta sering mengkaji ulang untuk melihat sejauh mana kita sudah menuruti petunjuk-petunjuk Raja kita.
Jika Anda bingung tentang cara mendengar suara Tuhan, maka kembalilah dan tinjau kembali hal-hal yang Anda ketahui sebagai kehendak Tuhan. Hal-hal tersebut seperti doa, membaca Alkitab, persekutuan dan semua petunjuk yang jelas diberikan kepada kita dalam Kitab Suci. Saat kita mentaati semua itu, kita akan mulai berjalan dalam terang, dan terang itu akan membuat jalan kita dan suara-Nya menjadi semakin jelas. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 4:18, Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
Jika kita berada di jalan yang benar, segala sesuatu pasti menjadi lebih terang. Jika kita berada di jalan yang salah, maka segala sesuatunya akan menjadi semakin gelap dan semakin membingungkan. Jika jalan kita tidak menjadi semakin terang dan jelas setiap hari, maka berarti kita telah menyimpang dari jalan yang benar. Di dalam Tuhan, jalan yang salah tidak pernah menjadi jalan yang benar. Satu-satunya jalan bagi kita untuk kembali ke jalan yang benar ialah untuk kembali ke titik di mana kita membuat belokan yang salah. Itulah yang disebut dengan pertobatan.
Pertobatan bukan saja merupakan suatu tindakan yang baik; pertobatan adalah salah satu kebenaran Kristen terbesar. Bersama Kristus kita dapat kembali ke titik di mana kita membuat kesalahan, membereskannya, dan memulai kembali. Dalam Kisah Para Rasul 11:18, kita membaca tentang tanggapan orang-orang percaya Yahudi setelah mendengar kesaksian Petrus saat ia pergi ke rumah Kornelius, Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Tujuh kata yang paling kuat penekanannya dalam Kitab Suci ditemukan dalam ayat ini: "Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Pertobatan adalah anugerah khusus yang Allah karuniakan, dan anugerah itu memimpin kepada hidup.

BAB III
PENGGENAPAN DAN PENERAPAN PENEBUSAN
1.      Penggenapan Penebusan
Dalam penggenapan penebusan ini banyak hal yang dapat menjadi sesuatu pembelajaran bagi kita sebagai orang yang percaya, dan itu juga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hali dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat luas. Salah satu yang dapat kita lakukan adalah:
A.    Keharusan pendamaian
Penggenapan penebusan berkenaan dengan apa yang sering kali di sebut atau kita ketahui yaitu Pendamaian. Dan disini juga kita dapat memperoleh pewahyuan Ilahi yang Ultimat dan dengan demikian mendapatkan pemikiran manusia yang ultimat pula. Dalam pikiran manusia yang ultimat tidak mengesampingkan karakterisasi lebih lanjut dari kasih Allah. Alkitab bantak memberitahukan kepada kita orang percya bahwa kasih Allah yang merupakan sember dari pengaliran pendamaian yang dari pada-Nya pendamaian itu tere4kpresikan, juga merupakan kasih yang berbeda dari Allah dari pada yang lainnya.
B.     Natur pendamaian
Dalam natur pendamaian kita sebaiknya menemukan beberapa kata gori yang menyeluruh dalam berbagai aspek pengajaran Alkitab dapat dimasukkan ke dalam katagori yang lebih luas. Aliktan memandang karya Kristus sebagai suatu ketaatan atau konsep yang mernuju ketraatan yang begitu seringnya dengan tujuan untuk menjamun kesimpulan bahwaketaatan itu bersifat umum, dan olek kerenanya bersifat cukup menyeluruh untuk bisa dipandang sebagai prinsip penggalan dan pemersatu.
C.     Jangkauan pendamaian
Pernyataan mengenai jangkauan pendamaian sangatlah sederhana: bagi siapakah Yesus mengadakan pendamaian? Atau dengan bahasa yang lebih sederhana lagi yaitu: untuk siapakah Kristus mati? Dalam hal ini Alkitab memberikan jawaban yang tidak membingungkan yaitu dengan berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang. Namun demikian, dengan berbagai pendapat yang mendukung pernyataan ini dari awal sampai akhirAlkitab menggunakan ekspresi yang universal tetapi tidak dapat ditafsirkan dengan arti manusiawi.
Dari berbagai penjelasan diatas hanya ada satu sember yang sah bagi kita untuk menarik konsep yang benar tentang karya penebusan Kristus sumber itu hanyalah Alkitab. Pencobaan selalu berusaha mengintari kita untuk membuktikan ketidaksetiaan terhadap kriterial yang satu dan hanya satu-satunya ini. Tidak ada pencobaan yang lebih mendetail dan begitu kuat dari pada kecenderungan mengonsepkan penebusan dalam pengertian pengalaman pribadi manusia dan dengan demikian menjadikan pengalaman bagi kitasebagai norma.
2.      Penerapan Penebusan
A.    Ordo Terapan
Provisi yang Allah sediakan di dalam pemeliharaan-Nya demi mempertahankan dan memberikan kenyamanan bagi manusia dan binatang tidak diberikan secara pelit ataupun sebagian-sebagian saja. Ia telah menciptakan dunia ini penuh dengan hal-hal baik yang mencukupi kebutuhan manusia dan binatang dalam memenuhi berbagai selera dan keinginan mereka. Provisi yang Allah kerjakan bagi keselamatan manusia dinyatakan dengan lebih melimpah lagi, provisi ini mengungkapkan keberbagaian kebutuhan manusia dan memamparkan limpahnya kepenuhan kebijakkan, hikmat, anugerah, dan kasih Allah. luar biasanya kelimpahan ini tampak di dalam ketetapan kekal Allah berkenaan dengan masalah keselamatan, tampak di dalam penggenapan penebusan secara historik melalui karya Kristus yang satu kali untuk selamanya dan tampak dan penebusan yang berlanjut  dan terus berkembang sampai mencapai kesempurnaannya di dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
B.     Panggilan Efektif
Ada alasan-alasan yang kuat untuk mempercayai bahwa penerapan penebusan dimulai dengan efektif Allah kepada orang-orang berdosa yang telah mati karena pelanggaran dan dosa mereka. Alasan menempatkan panggilan Allah di tempat pertama menjadi pertimbangan kita setelah kita menyorotin pengajaran Alkitab tentang panggilan efektif. Panggilan semacam ini seringkali disebut sebagai panggilan universal dari Injil yang ditunjukkan kepada semua orangtanpa pembedaan yang jelas. Untuk menunjukkan pemaparan universal sebagai panggilan universal bukanlah tidak tepat, ini merupakan satu kemungkinan kuat bahwa panggilan.
C.     Iman dan Pertobatan
Iman adalah aktivitas dari pihak manusian dan hanya di pihak manusia saja karena di dalam iman kita menerima dan bersandarhanya kepada Kristus, untuk memperoleh penebusan. Jaminan iman seperti yang kita akan lihat nanti merupakan seluruh gerakkan dari seluruh jiwa dari komitmen dari kepada Kristus untuk keselamatan dari dosa dan semua akibatnya. Iman yang membawa kepada keselamatan adalah iman penyesalan dan pertobatan kedalam hidup adalah pertobatan karena percaya. Pertobatan ke dalam hidup adalah anugerah keselamatan , di mana seorang yang berdosa keluar dari pengertian dosa-dosanya yang sesungguhnya, dan menerima kemurahan Allahdi dalam Kristus yang dengan kesedihan dan kebencian yang sungguh terhadap dosanya, telah berpaling darinya kepada Allah dalam arti yang sepenuhnya sambil berusahakeras mengikuti ketaatan yang baru.
D.    Ketekunan
Ketekunan merupakan doktrin yang menekankan bagaimana orang-orang percaya bertekun dalam imannya. Dalam hal ini tidak boleh ditekankan bahwa doktrin ini merupakan ketekunan orang suci, karena pengertian “orang suci” adalah mereka yang dipersatukan dengan Kristus melalui penggilan efektif Allah Bapa dan tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang itu sehingga menjadikan dia dapat bertekun pada akhirnya. Tetapi Alkitab menyediakan konfirmasi tambhan tentang ketekunan ini yaitu baik untuk mengingatkan perkataan yang tidak pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus yang datang dari sorga untuk menjalankan kehendak Dia yang telah mengutus-Nya, yaitu bahwa semua orang telah diserahkan Bapa-Nya kepada-Nya.
E.     Kesatuan Dengan Kristus
Kesatuan dengan Kristus pada diri sendri adalah suatu topik yang sangat besar dan akan merangkul yang lainnya. Kesatuan dengan Kristus ini didasarkan dengan setiap langkah-langkah dari penerapan penebusan dan merupakan suatu kesungguh-sungguhan kebenaran sentral dari seluruh doktrin keselamatan, bukan hanya soal penerapannya tetapi juga penggenapannya melalui Kristus yang satu kali untuk selamanya.
F.      Pemulihan
Pemulihan ini merupakn suatu penyempurnaan dari seluruh proses yang dimulai dari panggilan efektif dan merupakan akhir dari seluruh proses penebusan. Pemulihan ini berarti tercapainya tujuan akhir dari setiap umat pilihan Allah yang telah dipilih seturut maksud kekal Bap dsan melingkupin penggenapan penebusan yang dijamin dan dikerjakan oleh karya pengorbanan Yesus Kristus. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pemulihan bukanlah berkat yang diterima oleh roh orang percaya ketika ia mati, walupun benar bahwa roh orang-orang kudus terpisah dengan tubuhnya tetapi ia akan dijadikan sempurna  di dalam kekudusan dan segera masuk hadirat Kristus.

KESIMPULAN
Dalam kekristen penebusan merujuk pada memaafkan atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus Kristus dengan penyaliban-Nya yang pada akhirnya memungkinkan adanya pendamaian antara Allah dan ciptaan. Dalam Alkitab juga terdapat kata “penebusan”, penebusan ini mengandung arti yang sangat penting yang berkaitan erat dengan diri manusia. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penebusan itu merupakan suatu tindakan pembebasan dari Allah terhadap manusia.
Untuk mencapai penggenapan dan penerapan penebusan banyak hal yang penting untuk diperhatikan dan hal-hal ini sangat menunjang dan member pengertian luas kepada pembaca atau orang percaya bahwa, segala sesuatu yang akan terjadi merupakan kehendak Allah dan tidak ada yang bisa mencegah hal tersebut. Hal bertujuan agar pembaca dapat memahami bagaimana cara Tuhan dalam menyempurnakan atau mengayomi ciptaan-Nya.

No comments:

Post a Comment