DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DEFINISI
PENEBUSAN
Penebusan
Dapat Diperoleh
1.
Anugerah
Khusus
2.
Anugerah Umum
BAB III
PENGGENAPAN
DAN PENERPAN PENEBUSAN
1. Penerapan
Penebusan
2. Penggenapan
Penebusan
BAB IV
KESIMPULAN
BAB II
PENDAHULUAN
Pada bagian ini
penulis menjelaskan tentang “Penggenapan dan Penerapan Penebusan”. Maka dengan
demikian, penulis mengajak para pembaca agar dapat memahami tentang bagian
“penebusan” ini. Sehingga apa yang akan di bahas dalam bagian makalah ini dapat
memberkati para pembacanya.
Banyak hal yang
menjadi pembelajaran dalam makalah ini, mulai dari definisi penebusan, cara
penggenapan dan pernerapan penebusan itu sendiri dalam kehidupan orang yang
percaya akan kebenaran Kristus. Hal-hal inilah yang menjadi pembelajaran
penting yang perlu dilakukan oleh orang percaya. Maka dengan demikian kita
sebagai orang percaya akan hidup dalam perlindungan dan penyertaan Yesus
Kristus Jurus Selamat kita sebagai orang percaya.
Maka dengan itu,
penulis mengajak pembaca untuk dapat memahami dan mengetahui lebih lanjut
tentang penebusan ini agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari
sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis satu dengan yang lain terutama
dengan Tuhan Allah kita. sehingga kita terus memuliakan nama Tuhan kita yaitu
yesus Kristus sang penebus manusia.
Selamat
membaca!!
BAB
II
DEFINISI
PENEBUSAN
Kata
“Penebusan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata
“tebus”, kata tebus ini diartikan membayar dengan uang kembali barang yang
tergadai, selain itu tebus juga memiliki makna “membebaskan” tawanan ataupun
budak. Menebus juga dapat diartikan sebagai usaha penyelamatan jiwa. Dalam
Teologi Kristen penebusan merujuk pada
memaafkan atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus Kristus dengan penyaliban-Nya yang pada akhirnya
memungkinkan adanya pendamaian antara Allah dan ciptaan.
Dalam
Alkitab juga terdapat kata “penebusan”, penebusan ini mengandung arti yang
sangat penting yang berkaitan erat dengan diri manusia. Maka dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penebusan itu merupakan suatu tindakan pembebasan dari Allah
terhadap manusia. Berhubungan dengan konsep Kristiani mengenai penebusan
adalah istilah harga tebusan. Yesus membayar harga pembebasan manusia dari dosa (Matius 20:28; 1 Timotius 2:6). Kematian-Nya adalah untuk menggantikan hidup manusia. Kenyataannya Kitab Suci amat jelas dalam hal bahwa
penebusan hanya mungkin terjadi “melalui darah-Nya” (yaitu
melalui kematian-Nya)[1].
Jalan-jalan
di surga dipenuhi oleh orang-orang yang dulunya adalah tawanan, yang tanpa jasa
mereka sendiri, mendapatkan pengampunan dan kebebasan. Para budak dosa sekarang
adalah orang-orang suci. Tidak heran mereka menyanyikan nyanyian baru –
nyanyian pujian kepada sang Penebus yang telah disembelih (Wahyu 5:9). Kita
dulunya adalah hamba-hamba dosa, dihukum untuk terpisah selama-lamanya dari
Allah. Yesus membayar harga untuk menebus kita, menghasilkan kebebasan kita
dari perbudakan dosa, dan penyelamatan kita dari konsekwensi kekal dari dosa
itu.
Penebusan
Dapat Diperoleh
1.
Anugerah Umum
Menurut para revisionis,
predestinasi ganda tidak konsisten dengan universalitas kasih Allah. Karena
jika hanya sebagian orang yang ditentukan selamat, berarti kasih Allah tidak
universal. Maka predestinasi ganda mau direvisi menjadi predestinasi tunggal
atau bahkan tidak ada predestinasi sama sekali meskipun kedaulatan Allah tetap
diakui.
Menurut Shedd, ajaran tentang predestinasi ganda konsisten
dengan universalitas kasih Allah. Pertama, Kalvinisme dari WS mengikuti Alkitab
yang mengajarkan kedua hal tersebut. Menurut Shedd, konsistensi kedua hal itu
memang tidak dapat diselami namun itu harus diterima, sebab firman Allah sudah
menyatakannya. Kedua, terdapat
derajat kasih Allah dalam anugerah umum dan anugerah khusus. Walau keduanya
merupakan wujud kasih Allah, yang pertama lebih rendah dari yang kedua. Jika
Allah tidak memberikan kasih tertinggi-Nya kepada orang berdosa, itu bukan
berarti Ia tidak mengasihinya. Allah mengasihi semua orang dan buktinya Ta
sudah memberikan anugerah umum kepada mereka. Namun ketika anugerah umum itu
ditolak karena kehendak manusia yang cenderung kepada dosa, Allah tidak lagi
wajib untuk memberikan anugerah khusus dan ini tidak berarti Ia tidak mengasihi.
Roh Kudus memakai firman untuk menginsyafkan manusia berdosa
supaya bertobat dan Ia
mendorong orang yang diinjili untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Yesus telah
menjadi kurban yang memadai bagi pengampunan dosa setiap orang. Ini semua
merupakan rahmat kepada manusia secara universal supaya manusia bertobat dari
dosa-dosanya (bdk. Rom 2:4f).
Allah betul-betul menginginkan supaya orang berdosa mendengar panggilanNya. Ia
ingin anugerah umum berhasil dan diterima manusia. Dengan kata lain, Ia ingin
menyelamatkan semua orang berdosa.
1) Anugerah Umum dan Orang Berdosa
Dilihat dari statusnya, manusia
adalah orang berdosa dan sebenarnya tidak layak menerima kasih Allah. Hak
satu-satunya adalah hukuman kekal yakni kematian. Tapi nyatanya, Allah
mengasihi manusia berdosa. Ia memberikan anugerah umum kepada mereka. Dilihat
dari kondisinya, kehendak manusia terbelenggu oleh dosa (hal 21). Kehendaknya
selalu terarah kepada dosa, bukan kepada Allah. Jadi, secara positif
manusia cenderung kepada dosa, dan secara negatif menolak Allah. Akibatnya,
manusia diinjili atau tidak, akan menolak dan menyia-nyiakan anugerah umum. Ia
tidak mau dan tidak mampu percaya.
2) Anugerah Umum dan Keselamatan
Pemeliharaan Allah, firman tertulis
maupun tidak tertulis, dan karya Roh Kudus secara umum merupakan rahmat Allah
bagi semua manusia secara umum. Semua itu dimaksudkan supaya manusia bertobat
dan selamat. Kepada mereka yang mendengarkan Injil, firman tertulis dan karya
Roh Kudus menginsafkan mereka akan dosa dan perlunya bertobat, seperti yang
dilakukan kan firman tidak tertulis dan karya Roh Kudus atas mereka yang tidak
mendengar Injil. Jadi, anugerah umum juga menuntun kepada keselamatan namun
bersyarat.
Ketiga kategori ini intinya adalah
inisiatif Allah, sasarannya adalah keselamatan semua orang, namun respon
manusia ternyata menolak anugerah umum. Tuntutan kepada pihak manusia untuk
bekerjasama dengan anugerah Allah nyatanya tidak terpenuhi, sehingga
keselamatan dalam anugerah umum bersifat hipotetis. Lain dengan keselamatan
dalam anugerah khusus yang bersifat kategoris. Dalam anugerah khusus, inisiatif
tetap pada Allah namun sasarannya adalah keselamatan dari kaum pilihan, dan
responnya percaya dan bertobat. Dalam anugerah umum manusia hanya didorong
untuk percaya dan bertobat, sedangkan dalam anugerah khusus Roh Kudus
menjadikan manusia mau, mampu percaya, dan bertobat. Dalam anugerah umum
dorongan Roh Kudus tidak disertai karya lahir baru, sedangkan dalam anugerah
khusus dorongan itu menghasilkan kelahiran baru. Dalam anugerah umum keputusan
manusia diambil dalam kondisi yang berdosa sehingga ia bersikap negatif
terhadap tawaran keselamatan, sedangkan dalam anugerah khusus meski manusia
berdosa yang membuat keputusan, Roh Kudus telah melahirbarukan dan mendorong
yang bersangkutan sehingga ia bersikap positif terhadap tawaran keselamatan.
2.
Anugerah
Khusus
Seringkali ada kecenderungan pada
orang-orang Kristen untuk tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan. Mereka baru
sungguh-sungguh mencari saat mereka menghadapi krisis. Kita melihat pola yang sama
ini terjadi pada bangsa Israel di Perjanjian Lama. Ini merupakan alasan utama
mengapa banyak orang seolah-olah terus-menerus berada dalam krisis, seperti
dikatakan dalam:
Matius 7:21-27:
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Seperti kita
baca di ayat tersebut, hanya memanggil Yesus Tuhan tidak menjamin kita masuk ke
dalam kerajaan surga. Kita harus melakukan kehendak-Nya. Memanggil-Nya Tuhan
namun tidak melakukan kehendak-Nya berarti sama dengan orang yang tidak percaya.
Bagaimana mungkin kita berkata bahwa kita benar-benar mengenal Raja segala raja
yang mulia namun tidak pernah melakukan apa yang dikatakan-Nya? Mengetahui
bahwa Dia adalah Allah, namun tidak mentaati-Nya sama saja dengan khayalan yang
menipu diri sendiri. Khayalan ini telah menuntun ke dalam berbagai tragedi dan
kegagalan saat seseorang harus menghadapi badai kehidupan.
Oleh sebab itu, salah satu pencarian
utama kita seharusnya ialah untuk mendengar perkataan Tuhan. Sebagaimana kita
diberi tahu dalam Yohanes 10:4, Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia
berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka
mengenal suaranya. Dengan kata lain, jika kita tidak mengenal suara-Nya kita
tidak akan mengikuti Dia. Tetapi mendengar perkataan-Nya dan mentaati-Nya
adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang yang bermegah karena mereka begitu
baik dalam mendengar suara Tuhan, tetapi mereka tidak pernah melakukan apa yang
difirmankan-Nya. Kita harus menunjukkan bahwa firman Tuhan merupakan harta
kekayaan yang tidak terukur dan ternilai. Ketika Tuhan memberi kita petunjuk,
kita harus terus mengingat dan merenungkannya, serta sering mengkaji ulang
untuk melihat sejauh mana kita sudah menuruti petunjuk-petunjuk Raja kita.
Jika Anda bingung tentang cara
mendengar suara Tuhan, maka kembalilah dan tinjau kembali hal-hal yang Anda
ketahui sebagai kehendak Tuhan. Hal-hal tersebut seperti doa, membaca Alkitab,
persekutuan dan semua petunjuk yang jelas diberikan kepada kita dalam Kitab
Suci. Saat kita mentaati semua itu, kita akan mulai berjalan dalam terang, dan
terang itu akan membuat jalan kita dan suara-Nya menjadi semakin jelas. Seperti
yang dikatakan dalam Amsal 4:18, Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya
fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
Jika kita berada di jalan yang
benar, segala sesuatu pasti menjadi lebih terang. Jika kita berada di jalan
yang salah, maka segala sesuatunya akan menjadi semakin gelap dan semakin
membingungkan. Jika jalan kita tidak menjadi semakin terang dan jelas setiap
hari, maka berarti kita telah menyimpang dari jalan yang benar. Di dalam Tuhan,
jalan yang salah tidak pernah menjadi jalan yang benar. Satu-satunya jalan bagi
kita untuk kembali ke jalan yang benar ialah untuk kembali ke titik di mana
kita membuat belokan yang salah. Itulah yang disebut dengan pertobatan.
Pertobatan bukan saja merupakan
suatu tindakan yang baik; pertobatan adalah salah satu kebenaran Kristen
terbesar. Bersama Kristus kita dapat kembali ke titik di mana kita membuat
kesalahan, membereskannya, dan memulai kembali. Dalam Kisah Para Rasul 11:18,
kita membaca tentang tanggapan orang-orang percaya Yahudi setelah mendengar
kesaksian Petrus saat ia pergi ke rumah Kornelius, Ketika mereka mendengar hal
itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada
bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada
hidup." Tujuh kata yang paling kuat penekanannya dalam Kitab Suci
ditemukan dalam ayat ini: "Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin
kepada hidup." Pertobatan adalah anugerah khusus yang Allah karuniakan,
dan anugerah itu memimpin kepada hidup.
BAB
III
PENGGENAPAN
DAN PENERAPAN PENEBUSAN
1.
Penggenapan
Penebusan
Dalam
penggenapan penebusan ini banyak hal yang dapat menjadi sesuatu pembelajaran
bagi kita sebagai orang yang percaya, dan itu juga dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hali dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat luas.
Salah satu yang dapat kita lakukan adalah:
A. Keharusan
pendamaian
Penggenapan
penebusan berkenaan dengan apa yang sering kali di sebut atau kita ketahui
yaitu Pendamaian. Dan disini juga kita dapat memperoleh pewahyuan Ilahi yang
Ultimat dan dengan demikian mendapatkan pemikiran manusia yang ultimat pula. Dalam
pikiran manusia yang ultimat tidak mengesampingkan karakterisasi lebih lanjut
dari kasih Allah. Alkitab bantak memberitahukan kepada kita orang percya bahwa
kasih Allah yang merupakan sember dari pengaliran pendamaian yang dari pada-Nya
pendamaian itu tere4kpresikan, juga merupakan kasih yang berbeda dari Allah
dari pada yang lainnya.
B. Natur
pendamaian
Dalam natur
pendamaian kita sebaiknya menemukan beberapa kata gori yang menyeluruh dalam
berbagai aspek pengajaran Alkitab dapat dimasukkan ke dalam katagori yang lebih
luas. Aliktan memandang karya Kristus sebagai suatu ketaatan atau konsep yang
mernuju ketraatan yang begitu seringnya dengan tujuan untuk menjamun kesimpulan
bahwaketaatan itu bersifat umum, dan olek kerenanya bersifat cukup menyeluruh
untuk bisa dipandang sebagai prinsip penggalan dan pemersatu.
C. Jangkauan
pendamaian
Pernyataan
mengenai jangkauan pendamaian sangatlah sederhana: bagi siapakah Yesus
mengadakan pendamaian? Atau dengan bahasa yang lebih sederhana lagi yaitu:
untuk siapakah Kristus mati? Dalam hal ini Alkitab memberikan jawaban yang
tidak membingungkan yaitu dengan berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang.
Namun demikian, dengan berbagai pendapat yang mendukung pernyataan ini dari
awal sampai akhirAlkitab menggunakan ekspresi yang universal tetapi tidak dapat
ditafsirkan dengan arti manusiawi.
Dari berbagai
penjelasan diatas hanya ada satu sember yang sah bagi kita untuk menarik konsep
yang benar tentang karya penebusan Kristus sumber itu hanyalah Alkitab.
Pencobaan selalu berusaha mengintari kita untuk membuktikan ketidaksetiaan
terhadap kriterial yang satu dan hanya satu-satunya ini. Tidak ada pencobaan
yang lebih mendetail dan begitu kuat dari pada kecenderungan mengonsepkan
penebusan dalam pengertian pengalaman pribadi manusia dan dengan demikian
menjadikan pengalaman bagi kitasebagai norma.
2.
Penerapan
Penebusan
A.
Ordo Terapan
Provisi
yang Allah sediakan di dalam pemeliharaan-Nya demi mempertahankan dan
memberikan kenyamanan bagi manusia dan binatang tidak diberikan secara pelit
ataupun sebagian-sebagian saja. Ia telah menciptakan dunia ini penuh dengan
hal-hal baik yang mencukupi kebutuhan manusia dan binatang dalam memenuhi
berbagai selera dan keinginan mereka. Provisi yang Allah kerjakan bagi
keselamatan manusia dinyatakan dengan lebih melimpah lagi, provisi ini
mengungkapkan keberbagaian kebutuhan manusia dan memamparkan limpahnya
kepenuhan kebijakkan, hikmat, anugerah, dan kasih Allah. luar biasanya
kelimpahan ini tampak di dalam ketetapan kekal Allah berkenaan dengan masalah
keselamatan, tampak di dalam penggenapan penebusan secara historik melalui
karya Kristus yang satu kali untuk selamanya dan tampak dan penebusan yang
berlanjut dan terus berkembang sampai
mencapai kesempurnaannya di dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
B. Panggilan Efektif
Ada
alasan-alasan yang kuat untuk mempercayai bahwa penerapan penebusan dimulai
dengan efektif Allah kepada orang-orang berdosa yang telah mati karena
pelanggaran dan dosa mereka. Alasan menempatkan panggilan Allah di tempat
pertama menjadi pertimbangan kita setelah kita menyorotin pengajaran Alkitab
tentang panggilan efektif. Panggilan semacam ini seringkali disebut sebagai
panggilan universal dari Injil yang ditunjukkan kepada semua orangtanpa
pembedaan yang jelas. Untuk menunjukkan pemaparan universal sebagai panggilan
universal bukanlah tidak tepat, ini merupakan satu kemungkinan kuat bahwa
panggilan.
C. Iman dan Pertobatan
Iman
adalah aktivitas dari pihak manusian dan hanya di pihak manusia saja karena di
dalam iman kita menerima dan bersandarhanya kepada Kristus, untuk memperoleh
penebusan. Jaminan iman seperti yang kita akan lihat nanti merupakan seluruh
gerakkan dari seluruh jiwa dari komitmen dari kepada Kristus untuk keselamatan
dari dosa dan semua akibatnya. Iman yang membawa kepada keselamatan adalah iman
penyesalan dan pertobatan kedalam hidup adalah pertobatan karena percaya.
Pertobatan ke dalam hidup adalah anugerah keselamatan , di mana seorang yang
berdosa keluar dari pengertian dosa-dosanya yang sesungguhnya, dan menerima
kemurahan Allahdi dalam Kristus yang dengan kesedihan dan kebencian yang
sungguh terhadap dosanya, telah berpaling darinya kepada Allah dalam arti yang
sepenuhnya sambil berusahakeras mengikuti ketaatan yang baru.
D. Ketekunan
Ketekunan
merupakan doktrin yang menekankan bagaimana orang-orang percaya bertekun dalam
imannya. Dalam hal ini tidak boleh ditekankan bahwa doktrin ini merupakan
ketekunan orang suci, karena pengertian “orang suci” adalah mereka yang
dipersatukan dengan Kristus melalui penggilan efektif Allah Bapa dan tinggalnya
Roh Kudus dalam diri orang itu sehingga menjadikan dia dapat bertekun pada
akhirnya. Tetapi Alkitab menyediakan konfirmasi tambhan tentang ketekunan ini
yaitu baik untuk mengingatkan perkataan yang tidak pernah diucapkan oleh Tuhan
Yesus yang datang dari sorga untuk menjalankan kehendak Dia yang telah
mengutus-Nya, yaitu bahwa semua orang telah diserahkan Bapa-Nya kepada-Nya.
E. Kesatuan
Dengan Kristus
Kesatuan dengan
Kristus pada diri sendri adalah suatu topik yang sangat besar dan akan merangkul
yang lainnya. Kesatuan dengan Kristus ini didasarkan dengan setiap
langkah-langkah dari penerapan penebusan dan merupakan suatu
kesungguh-sungguhan kebenaran sentral dari seluruh doktrin keselamatan, bukan
hanya soal penerapannya tetapi juga penggenapannya melalui Kristus yang satu
kali untuk selamanya.
F. Pemulihan
Pemulihan ini
merupakn suatu penyempurnaan dari seluruh proses yang dimulai dari panggilan
efektif dan merupakan akhir dari seluruh proses penebusan. Pemulihan ini
berarti tercapainya tujuan akhir dari setiap umat pilihan Allah yang telah
dipilih seturut maksud kekal Bap dsan melingkupin penggenapan penebusan yang
dijamin dan dikerjakan oleh karya pengorbanan Yesus Kristus. Dalam hal ini
perlu diperhatikan bahwa pemulihan bukanlah berkat yang diterima oleh roh orang
percaya ketika ia mati, walupun benar bahwa roh orang-orang kudus terpisah
dengan tubuhnya tetapi ia akan dijadikan sempurna di dalam kekudusan dan segera masuk hadirat
Kristus.
KESIMPULAN
Dalam kekristen
penebusan merujuk pada memaafkan atau mengampuni dosa melalui kematian Yesus
Kristus dengan penyaliban-Nya yang pada akhirnya memungkinkan adanya pendamaian
antara Allah dan ciptaan. Dalam Alkitab juga terdapat kata “penebusan”,
penebusan ini mengandung arti yang sangat penting yang berkaitan erat dengan
diri manusia. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penebusan itu
merupakan suatu tindakan pembebasan dari Allah terhadap manusia.
Untuk mencapai
penggenapan dan penerapan penebusan banyak hal yang penting untuk diperhatikan
dan hal-hal ini sangat menunjang dan member pengertian luas kepada pembaca atau
orang percaya bahwa, segala sesuatu yang akan terjadi merupakan kehendak Allah
dan tidak ada yang bisa mencegah hal tersebut. Hal bertujuan agar pembaca dapat
memahami bagaimana cara Tuhan dalam menyempurnakan atau mengayomi ciptaan-Nya.
No comments:
Post a Comment