Resensi
Buku
“
Doktrin Manusia”
Doktrin
tentang manusia dalam dogmatika memiliki perbadaan yang harus dapat di bedakan
dengan doktrin Antropologi umum, yang menyangkut semua ilmu pengetahuan di mana
manusia menjadi objek studi. Doktrin tentang manusia ini harus mengikutin
doktrin tentanf Allah, sebab pengetahuan ini menjadi presuposisi semua doktrin
lain dalam dogmatika. Ini merupakan perbedaan yang tipis tetapi harus dibedakan
dengan saksama.
Dalam
penjelasan tentang asal mula manusia menurut Alkitab dalam hal ini memiliki
beberapa penjelasan bahwa manusia diciptakan Allah berbeda dengan ciptaan
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusialah yang paling baik diantara ciptaan
Allah lainnya hal ini dapat kita baca dalam kitab kejadian 1:26. Tetapi menurut
Teori evolusi asal mula manusia yaitu barasal dari keturunan dari salahsatu
spesies hewan Kera yang lebih tinggi mempunyai nenek moyang yang sama. Tetapi
ada salah satu teori evolusi yang bisa diterima oleh para teologi yaitu teori
Teistik yang semata-mata menganggap evolusi sebagai metode Allah berkerja.
Menurut
Alkitab, kesatuan manusia berasal dari satu pasang manusia dalam hal ini dapat
dilihat di dalam kitab kejadian di mana Allah menciptakan Adam dan Manusia.
Tetapi yang dapat kita ketahui menurut ilmu pengetahuan kesatuaan manusia dari
sebuah teori yaitu teori Autochtonisme yang mengatakan bahwa manusia muncul
dari tanah oleh karena kelahiran spontan, teori ini merupakan teori tanpa dasar
sebab kelahiran spontan tidak pernah terbukti dan disepelekan.
Pada
kalangan masa kini banyak manusia yang menganggap bahwa manusia hanya berdiri
dari dua arah yang berbeda yaitu tubuh dan jiwa. Mereka pernah memiliki
pendapat bahwa Allah pernah hidup satu dengan manusiahanya melalui satu
sebstansi ketiga atau suatu keberadaan yang menjadi perantaraan , sehingga
Allah dapat berhubungan dengan manusia hanya melalui elemen pengantara ini.
Tubuh dan jiwa memiliki hubungan yang merupakan misteri yang hingga saat ini
masih menjadi pembicaraan, menurut beberapa teori yang berbeda ini menjelaskan
bahwa perbedaan yang sangat besar terjadi dalam sebuah penjelasan tentang
hubungan antara tubuh dan jiwa ini. Di dalam filsafat yunani menanamkan suatu
pengaruh kepada teologia Kristen yang besar tentang jiwa manusia dan beberapa
pandangan teoritis lainnya.
Manusia
sebagai rupa dan gambar Allah menurut pandangan Historis ini memiliki beberapa
perbedaan pandangn mulai dari Irenius dan Tertullian tang membahas tentang
gambar dan rupa Allah dan beberapa tokoh lainnya begitu pula dengan pandangan
Bapak-bapak Gereja tentang gambar dan rupa Allah. Dalam Alkitab gambar dan rupa
dipakai secara saling bergabtan dan dengan demikian tidak menunjukkan dua hal
yang berbeda.
Manusia sebagai rupa
dan gambar Allah memiliki ensensi yang tercangkup di dalam hal bahwa manusia
gambar dan rupa Allah, maka dengan demikian manusia berbeda dengan ciptaan
Allah lainnya. Beberapa konsep yang membagas tentang hal ini membantu untuk
menjelaskansecara detail tentang manusia sebagai rupa dan gambar Allah.
beberapa konsep tersebut perlu dipahami lebih mendalam lagi agar dapat
mendapatkan penjelasan yang begitu berharga di dalam konsep-konsep tersebut.
Beberapa
perbedaan menurut beberapa alairan:
1.
Pandangan Protestan
Di
dalam protestan mengajarkan bahwa manusia diciptakan dalam kesempurnaan yang
relatif yaitu suatu keadaan yang benar dan kudus. Hal ini tidak berarti jika ia
mencapai kedudukan kemuliaan yang tertinggi yang olehnya manusia sangat mudah
terpengaruh
2.
Pandangan Roma katolik
Menurut
Roma Katolik kebenaran asali bukanlah menjadi milik natur manusia dalam
integritasnya, tetapi merupakan sesuatu yang ditambahkan sesuatu yang
ditambahkan secara supral natural.
3.
Pandangan yang Merasionalkan
Pada
pandangan ini menganggap semua keadaan kesucian primitif dan semuanya menganut
Rasionalis yang percaya bahwa kebenaran yang diciptakan bersamaan dengan
kesucian yang saling berkotrakdiksi.
Dalam
sejarah perjanjian kerja tidak panjang, pada masa Bapak-bapak Gereja pemahaman
tentang perjanjian kerja ini hampir tidak pernah ditemukan walaupun
elemen-elemen yang mencangkupnya semuanya disebutkan. Dasar Alkitab memliki
doktrin pada perjanjian kerja ini sehingga dapat penolakkan yang meluas
terhadap perjanjian kerja mengharuskan menguji dasar Akitab doktrin ini dengan
sangat hati-hati karena doktrin ini merupakan suatu elemen-elemen suatu
perjanjian yang ada kisah awal penciptaan manusia sehingga pada dasar
perjanjian anugerah adalah pelaksanaan dari persetujuan semula oleh kristus sebagai
penjamin.
Pada
bagian yang selanjutnya menjelaskan tentang asal mula dari dosa, hal ini
merupakan satu masalah yang paling sulit baik dalam filsafat maupun teologu.
Pembahasan ini menjadi topik yang sangat menarik untuk diperhatikan sebab kuasa
dosa sangatlah besar dan universal.
Menurut
pandangan historis tentang asal mula dosa yaitu dosa yang berasal dari
pelanggaran dan kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden, hal ini dapat kita
temukan dalam tulisan irenius. Dalam Alkitab dosa merupakan seatu kejahatan
moral yang ada dalam dunia ini yaitu pelanggaran-pelanggaran tentang hukum
Allah. beberapak yang disampaikan Alkitab tentang hah ini yaitu,
1.
Allah jangan dianggap sebagai penyebab
dosa.
Dalam
ketetapan Allah yang kekal memang mamberi peluang kemungkinan masuknya dosa ke
dalam dunia ini tetapi ini tidak boleh ditafsirkan bahwa Allah sebagai penyebab
akan dosa.
2.
Dosa berasal dari dinia Malaikat.
Allah juga menciptakan
bala tentara Malaikat dan mereka semua sangat baik sebab mereka keluar dari
tangan Sang Pencipta, tetapi ada suatu kejatuhan yang terjadi di dalam dunia
Malaikat dan malaikat jatuh dan tersingkir dari Allah. Di dalam Yohanes
mengatakan Iblis sebagai pembunuh manusia dan waktu kejatuhan malaikant itu
memeng tidak pasti di sebutkan bahwa malaikat lah yang di maksud Yohanes tersebut.
3.
Asal mula dosa dalam umat manusia.
Seperti yang telah
diketahui dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa dosa mulai dari pelanggaran Adam
di Firdaun, dengan demikian dari situlah manusia mulai dengan tindakan
kesadaran penuh. Dalam hal ini ada yang mendorong manusia jatuh ke dalam dosa
seperti yang disebutkan dalam buku ini yaitu “Roh” yang melakukan pencobaan
terhadap manusia.
Dosa
merupakan suatu perilaku yang paling menyedihkan akan tettapi juga paling umum
dilakukan dalam hidup manusia, dosa juga merupakan bagian dari pengalaman umum
semua manusia. Beberapa teori yang menjelaskan tentang dosa ini salah satu
pandangan manusiawi tentang dosa dan mungkin juga ada kebenarannya.
Pandangan
Alkitan terhadap dosa yaitu dosa merupakan jenis kejahatan yang spesifik, dan
ada juga yang mengatakan dosa itu memiliki sifat yang mutlak dan seperti yang
diungkapkan dalam penjelasan sebelumnya yang mengatakan bahwa dosa selalu
memiliki hubungan dengan Allah dan kehendak-Nya. Dosa ini mencangkup segala
sesuatu kalakuan atau perilaku kotor manusia. Menurut pandangan pelagian
tentang dosa yaitu manusia telah diberikan kebebasan oleh Allah, sehinggan
manusia dapat memutuskan untuk melakukan yang baik dan yang jahat. Dan menurut
Roma Katolik tentang dosa ini yaitu dosa sebenarnya mencangkup dalam suatu
perbuatan sadar dari kehendak manusia.
Perjanjian
penebusan memiliki Arti dari berbagai pendapat ada yang mengatakan bahwa Allah
tritunggal dan manusia baik tanpa kualifikasi atau dengan kualifikasi sebagai
orang berdosa, orang pilihan, atau manusia dalam kristus, ada pendapat lain
yang mengatakan juga bahwa Allah Bapa yang mewakili Tritunggal dan Kristus
mewakili orang percaya, pandangan kedua ini memiliki sudut pandang sistematik.
Dalam Alkitabiah dari nama itu tidak dapat dipertahankan, akan tetapi hal ini
tentu saja tidak dapat ditarik begitu saja dari realitapermufakatan damai itu.
Rencana penebusan sudah tercakup dalam
ketetapan kekal permufakatan Allah. tetapi dalam hal Allah Putra suatu jaminan
tetapi orang yang tidak percaya tidak akan menerima penebusan. Tuntutan dalam
penebusan adalah di ungkapkan bahwa Adam terakhir harus memperbaiki dosa
Adam dan dari mereka yang diberikan Bapa
kepada-Nya.
Dalam
perjanjian kerja allah tampil sebagai pencipta dan Ia tampil sebagai penebus
dan Bapa. Dalam hal ini pihak-pihak yang berkaitan yaitu Tuhan sendiri yang
menjadi pihat yang pertama, pihak yang memulai inisiatuf. Tetapi dalam hal ini
memiliki suatu perdebatan yang membahas tentang perjanjian itu di buat orang
pilihan walaupun mereka mengalami kesulitan jika mengemukakan pendapat seperti
ini.
Ada
suatu penjelasan tentang hubungan antara Kristus dan Anugerah adalah Kristus
sebagai pengantara. Jadi dapat kita simpulkan bahwa Anugerah dapat didapatkan
jika hanya melalui Kristus. Maka dengan itu manusia dapat memperoleh anugerah
hanya jika percaya akan Kristus.
Perjanjian yang mutlak
yang bersyarat, maka hanya ada satu perjanjian tunggal yang dimaksud,
perjanjian itu sebagai hubunghan yang depenuhnya menurut hukum dan sebagai
suatu persekutuan hidup. Dalam perjanjian ini memiliki keanggotaan mau orang
dewasa juga dapat mencangkup dalam perjanjian ini dan anak-anak juga juga dapat
menjadi salahsatu yang yang terkait dalam perjanjian ini dan juga orang yang
tidak dilahirkan kembali dalam hal ini.
Menurut
pandang dispensasional menurut suatu zaman adalah syatu jangka waktu yang di
dalamnyamanusia diuji berkenaan dengan ketaatan pada wahyu khusus dari kehendak
Allah yang tertentu. Dispensasi perjanjian lama dapat ditemukan dalam kejadian
3:15, sebagian besar orang menyangka perjanjian ini merunjuk kepada perjanjian
tersebut dan ini menjadi Wahyu pertama dari perjanjian itu. Seperti juga
perjanjian dengan Nuh yang sebenarnya bersifat umum yang di mana Allah berjanji
tidak lagi menghancurkan kehidupan manusia dengan air bah. Dan dapat juga
dilihat dalam perjanjian dengan Abraham yang dimana sampai jaman Abraham belum
ada peneguhan yang formal dari perjanjian anugerah. Bispensasi perjanjian baru
dan dispensasi perjanjian lama karena dalam perjanjian baru memiliki sifat yang
universal.
Berkat
yang saya dapatkan:
Saya
dapat mengerti lebih dalam lagi apa itu anugerah, perjanjian-perjanjian Allah
yang dulu telah disampai kan atau di janjikan kepada setiap kita manusia yang
percaya kepada-Nya.
Kritik:
Untuk dapat
dipahami lebih baik lagi oleh pembaca, buku ini seharusnya haru mempunyai suatu
perumpamaan yang dapat menjadi suatu aplikasi terhadap pembaca agar dapat
melakukan hal tersebut atau dapat belajar juga dengan penjelasan-penjelasan
yang diutarakan dalam buku ini.
ulasan buku teologi sistematika2
ReplyDelete