(
Pdt. Dr.
Karel Sosipater )
A.
Akar
Etika Perjanjian Baru
Etika
Perjanjian Baru berakar dari “Etika Taman Eden” dan “Etika Perjanjian Lama”.
Yesus mengakui “Otoritas Etika Taman Eden”
(Kej. 1-3), khususnya samalah kejatuhan dosa manusia pertama yang
mengakibatkan hubngan Allah dengan manusia terputus dan adanya nubuat perdana
tentang keselamatan (Kej. 3:15). Teologi dan Etika PB memiliki hubungan yang
erat dengan konteks PL karena itu merupakan dasarnya. Dalam PL yang merupakan
inti dari Etika PL ialah Kesepuluh Perintah Tuhan yang
disimpulkan oleh yesus dalam dua pandanga etis yaitu: “Kasih Terhadap Allah dan Kasih
Terhadap Sesame Manusia” (Mat. 22:37-39) dan hal ini menjadi hukum yang
terutama dalam Perjanjian Baru.
Dalam
Perjanjian Baru khusunya tokoh-tokoh penulis Injil dan beberapa tokoh lainnya
memiliki etika yang berbeda-beda:
1. Matius
Matius
serius menerima ajakkan Yesus dan mengikuti-Nya, ia bertobat dari kehidupannya
yang lama yang penuh dosa sehingga menjadi orang percaya yang setia kepada
Yesus (Mat. 9:9) dan ia mau melepaskan sikap “cinta uang” dan bersedia hidup
jujur dan mengikuti Yesus serta tidak lupa mengucap syukur dalam hidupnya yaitu
dengan mengadakan perjamuan makan menyambut Yesus dan murid-murid-Nya (Luk.
5:29). Matius tabiatnya rendah hati dan menyadari aibnya, ia membiarkan ketika
disebut “Pemungut Cukai” yang ditulisnya sendiri dalam Injil Matius.
2. Markus
Markus
menyambut berita anugerah dari palayanan Petrus dan ia bertobat kemudian aktif
dalam pelayanan pemberitaan Injil bersama Petrus ( 1 Pet. 5:13). Markus seorang
yang pandai bergaul dan ia banyak dikenal oleh banyak jemaat, sehingga ia
menulis dengan memberikan perhatian pada sikap banyak umat Kristen ketika
mendengarkan ajaran Yesus seperti “tabjuk” (Mark. 1:27), “tercengang” (Mark.
7:37), “takut” (Mark. 4:41), “bertanya-tanya” (Mark. 6:14, dan lainnya. Markus
mempunyai iman dan pribadi yang baik sehingga Paulus menulis bahwa Markus
adalah penghibur baginya dalam pergumulan yang dialaminya (Kol. 4:10-11).
3. Lukas
Lukas
merupakan non-Yahudi yang beriman kepada Yesus, hidupnya taat, setia, rendah
hati/tidak sombong, dan bersikap disiplin. Ia seorang dokter (Kol. 4:14) dan
dengan itu ia mengasih orang-orang yang membutuhkan pertolongan bahkan Paulus
sendiri menulis ketika ia dalam penjara “hanya Lukas yang tinggal dengan aku”
(II Tim. 4:11) dan ia juga menyebutkan Lukas sebagai “tabib Lukas yang kekasih”
(Kol. 4:14). Dalam tulisan Lukas paling banyak menyoroti tentang pertolongan
Yesus terhadap orang sakit disbanding ketig Injil lainnya.
4. Yohanes
Yohanes
sikapnya penush semangat dan segera bertindak dan ia juga memiliki kecerdasan
yang baik, hal ini terlihat dimana Yohaneslah yang pertama-tama mengerti makna
dari kain kafan yang terlipat rapi tanpa mayat di dalamnya (Yoh. 20:1-9).
Yohanes memiliki karakter yang positif sehingga ia bisa berkawan akrab dengan
Petrus dan murid lainnya.
5. Maria
Maria
merupakan gadis yang sederhana dan menjaga kesucian dan patut pada adat
istiadat bangsanya. Ia rendah hati dan imannya tunduk dan berserah penuh apapun
yang terjadi dia yakin bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam dan ia menyadari
bahwa apa yang ia alami merupakan panggilan dan tugasnya. Ketika mengandung ia
menerima keadaan sehingga tidak bersedih dengan yang ia alami. Bahkan ketika
mau kelahiran Yesus ia tidak bersedih meskipun mengungsi ke Mesir (Luk. 2:11;
Mat. 2:13,14)
6. Yusuf
Yusuf
seorang Yahudi yang beriman dan saleh serta memelihara adat istiadat kehidupan
bangsanya. Ia seorang yang tulus dan baik hatinya, bahkan ketika mengetahui
tunangannya. Ia tidak marah dan tidak langsung menuduh Maria telah mengingkari
janji setianya, meskipun bagi seorang laki-laki ini adalah hal yang sulit
tetapi ia tetap tidak menceraikan atau meninggalkan Maria.
7. Para
imam
Para
imam pada awalnya bermoral baik, namun selanjutnya mengalami “perubahan”.
Mereka sering kali menerima suapan untuk memutar balikkan keadilan. Mereka
mengabaikan tugas pokok mereka dalam hal kegiatan ibadah keagamaan, tetapi
malah beralih pada ambisi duniawi untuk meraih kekusaan politik. Mereka
memiliki sikap yang sewenang-wenang dan arogan pada masa kehidupan Yesus,
dimana mereka yang merekayasa penangkapan dan pengadilan Yesus agar dihukum
mati.
8. Ahli
taurat
Para
ahli Taurat pada prinsip hidupnya adalah untuk “mengabdi” pada keagamaan, demi
pemeliharaan dan kemajuan kerohanian umat Yahudi. Mereka sangat menghormati
Perjanjian Lama dan mereka memiliki tabiat yang mudah tersinggung, sehingga
mereka sangat membenci Yesus. Dengan itu mereka bersekongkol dengan orang
Farisi dan Imam kepala untu mengadu domba Yesus. Dan, mereka menempatkan
tradisi lebih tinggi dibanding kitab suci PL.
9. Orang
farisi
Kaum
Farisi awalnya adalah kumpulan orang Yahudi yang merasa dirinya orang saleh dan
memisahkan diri karena tidak sepaham (lebih menonjol ke “aku”annya). Mereka
cenderung memiliki tabiat sombong karena merasa dirinya paling baik dan
memiliki karakter yang gila sanjungan/ gila hormat dikalangan orang Yahudi
(Luk. 11:43). Mereka cenderung menafsirkan Alkitab dengan keperluan pribadi dan
membuang kebenaran dengan memakai alasan tradisi nenek moyang (Mat. 3:7).
10. Kaum
saduki
Kaum
Saduki lebih mengutamakan jabatan dan kekayaan dalam hidupnya dan sikapnya
bersifat liberal. Mereka memiliki tabiat yang angkuh dan menyukai perdebatan
dengan guru-guru yang bukan Yahudi dan menghalalkan segala cara dalam
perdagangan atau bisnis gelap yang penting memiliki keuntungan besar. Kaum
saduki sebagai para imam tidak segan melakukan kejahatan, dan dengan segala
macam cara berusaha menganiaya para rasul dan jemaat mula-mula.
11. Orang
herodia
Herodiam
memiliki karakter yang lebih mengutamakan kelompoknya sendiri daripada bangsa
Yahudi. Tabiat mereka licik dan penuh tipu muslihat dan mereka aktif bergabung
dengan orang Saduki dan Farisi untuk mencari-cari cara alasan membunuh Yesus.
12. Orang
samaria
Orang
Samaria menentang orang Yahudi yang pulang dari babel dan melarang mereka
mendirikan bait Allah di Yerusalem sehingga timbul permusuhan yang keras dan
sehingga mereka tidak saling bergaul lagi. Mereka hanya mengakui lima kitab
Musa saja sebagai Firman Allah, menolak kitab Nabi-nabi dan kitab Sejarah.
B.
Murid-Murid
Yesus
Ke-12
murid Yesus dapat disebut “murid khusus”:
1. Andreas
Andreas
tabiatnya baik hati dan suka menolong serta memiliki watak yang sederhana dan
bertubuh kuat. Andreas aktif memberitakan Injil yang konsisten dengan apa yang
diutus oleh Yesus.
2. Simon
Petrus
Petrus
tabiatnya kurang sabar dan suka omong besar dan mudah berjanji yaitu ketika
Yesus berbicara tentang adanya murid yang menyangkal diri-Nya dihadapan semua
murid-Nya dan Petrus dengan suara lantang menyatakan kesetiaannya kepada Yesus
(Mat.26:69-75)
3. Yakobus
Anak Zebedeus
Ia
seorang yang sangat bersemangat dalam pelayan sehingga Yesus menamai dia
“anak-anak guruh” atau Boanerges (Mark. 3:17). Ia juga memiliki sikap egois,
hal ini terlihat saat meminta pada Yesus untuk duduk disamping-Nya dalam
kemuliaan-Nya (Mark. 10:37).
4. Filipus
Filipus
orang yang sederhana dan bukan orang pandai, namun ia mengambil sikap bertindak
daripada mengerti saja. Ia pandai meyakinkan orang lain untuk percaya kepada
Yesus oleh karena sikap yang tidak kritis terhadap apa yang dilihatnya.
5. Bartolomeus
atau Natanael
Ia
seorang yang rasionalis dan seorang yang jujur dan berpandangan terbuka tanpa
kepalsuan dihatinya. Ia memiliki pribadi yang tulus dan beribadah yang benar
sebagai orang Israel, sehingga bisa menyebut Yesus dengan tegas sebagai Rabi,
Anak Allah, dan Raja orang Israel (Yoh. 1:49)
6. Tomas
Tomas
sebelumnya memiliki watak seorang “peragu” dan lemah dan sifat rasionalis sebab
baginya kebangkitan orang mati adalah perkara yang luar biasa. Tomas orang yang
bersikap sitia dan siap matibuat Yesus.
7. Yakobus
Anak Alfaes
Yakobus
muda wataknya konsekwen, karena itu ia memelihara perintah yang Yesus berikan
padanya sebagai murid utusan-Nya karena mememberitakan Injil sampai ke negeri
lain (Luk. 9:16).
8. Tedeus
atau Yudas Anak Yakobus
Tedeus
seorang yang konsenkwen dalam menjalankan tugas yang telah diberikan kepadanya,
ia memiliki kesungguhan hati yang baik sehingga terus bertumbuh imannya kepada
Yesus.
9.
Simon Orang Zelot
Memilliki
kepribadian yang serius dan selalu patuh atas utusan pemberitaan Injil
kebebagai negeri lain, dan memberi kuasa mengusir setan (Mark. 3:13-15).
10. Yudas Iskariot
Sikap
dan wataknya licik, ia menyembunyikan niat sebenarnya dengan mengatakan untuk
membantu orang miskin (Mark. 14:5-6).
C.
Yohanes Pembaptis
Yohanes
Pembaptis seorang yang memiliki kepribadian yang mengasihi, ia hidup saleh,
pendoa dan selalu menekankan soal moral agar orang Farisi dan Saduki tertegur dengan
perkataannya. Ia sangat bersemangat dalam pemberitaan Injil kepada banyak orang
sepaya menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan dan ia seorang yang berani
membela kebenaran sehingga mengancam nyawanya sendiri.
D.
Dasar Etika Yesus
Dasar
ajaran Yesus dalam Perjanjian Baru banyak membicarakan masalah etika, baik
etika pribadi maupun etika sosial. Yaitu:
1. Mengasihi Tuhan Allahmu
Dasar
yang paling utama dari etika Yesus adalah “kasihilah Tuhan Allahmu” yang
menyangkut segenap hati, jiwa dan akal budinya (Mat. 22:37-38). Nah, disini
dijelaskan bahwa sebelum mengasihi tentulah kita haruslah percaya terlebih
dahulu dan menerima-Nya sebagai juruslamat satu-satunya secara pribadi.
Pengertian mengasihi Tuhan artinya: 1. Menyerahkan kehendak kita kepada pimpinan
Tuhan dan mematuhi-Nya. 2. Kesetiaann dan keterikatan pribadinya terhadap Tuhan
Yesus dalam kehidupan ditengah-tengah dunia yang berdosa. 3. Mentaati
pengajaran yang menyangkut nilai-nilai moral Kristiani secara utuh.
2. Mengasihi Sesama
Manusia
Tuhan
Yesus juga memberika perintah agar mengasihi sesama manusia seperti dirinya
sendiri (Mat. 22:39). Pengertian mengasihi sesama artinya bersikap baik, murah
hati mau menolong, memperhatikan keadaan, bersedia memaafkan, sabar, tidak iri,
sopan, ramah dan lain-lain. Apa yang baik dan bermanfaat untuk dirinya sendiri,
berarti itulah yang mesti ia lakukan terhadap sesamanya.
E.
Etika
Paulus dalam surat-suratnya
1. Sebelum Paulus Bertobat
Ia
seorang yang fanatik terhadap agama Yahudi dan tekun mempelajarinya, bahkan ia
tidak bercacat dalam mentaati Hukum Taurat (Fil. 3:6), sehingga ia lebih maju
daripada teman-temannya yang lain. Ia sangat menentang keras ketika muncul
Yesus dan ajaran-Nya, ia melakukan pengejaran dan penganiayaan serta berusaha
untuk membunuhnya seperti halnya dengan Stevanus yang dilempar batu dampai mati.
2. Etika Paulus Setelah Bertobat
Paulus
melatih diri untuk disiplin kerohaniannya (1 Kor. 9;24-27), ia selalu melayani
dengan sepenuh hati dan tidak menganggap dirinya hebat seperti dahulu kala.
Paulus seorang pejuang dalam memberitakan Injil yang memiliki keberanian dan
ketabahan menghadapi tantangan dan ancaman, penganiayaan, siksaan, dipenjara
dan lain sebagainya.
F.
Etika
Surat-surat Umum
1. Surat Ibrani
Dalam
surat Ibrani ini lebih ditegaskan bahwa hasul lebih dalam lagi dan lebih patuh
lagi dalam melakukan dan mengnal jalan keselamatannya sebagai orang yang
percaya, supaya jangan hanyut dalam ajaran yang tidak benar.
2. Surat Yakobus
Dalam
surat Yakobus ini lebih menekankan tentang perbuatan dan iman, sehingga dapat
dikatakan sebagai pelaku Firman bukan hanya sebagai pendengar saja. Dalam hal
ini juga Surat Yakobus memberiakn perhatian kepada orang banyak dan
masala-masalah yang kerap dihadapi.
3. Surat I dan II Petrus
Surat
I Petrus memberikan kepada kita bahwa haruslah bergembira dalam pencobaan dan
selalu hidup rukun antar sesama manusia dalam kasih Allah dan mengajarkan
tentang kerendahan hati sepada semua orang. Surat II Petrus lebih mengarah
bagaimana membangun iman diatas moral dan kasih Allah dan bagaimana kita
meneguhkan panggilan kita dan melawan ajaran-ajaran sesat (guru-guru palsu).
4. Surat I, II, dan III Yohanes
Dalam
I Yohanes memberikan kepada kita pilihan hidup agar setiap yang kita lakukan
sesuai dengan apa yang kita percaya dan bagaimana kita memperlakukan orang
disekitar kita. II Yohanes, mengajarkan supaya kita waspada adanya guru
penyesat agar tidak terjerumus didalamnya dan hidup saling mengasihi. III
Yohanes mengajarkan agar kita saling menolong, dan tidak beperilaku kasar.
5. Surat Yudas
Mengajarkan
kepada kita bagaimana kita membangun iman kita diatas dasar yang benar dan
nasihat untuk bertekun dan menunjukkan kasihnya kepada orang lain, orang
percaya maupun bukan orang percaya.
G.
Etika
Kitab Wahyu
Yang
paling mencolok adalah tentang panggilan untuk bertobat dan bagaimana kita
berjuang untuk meraih kemenanga didalam Yesus Kristus sebagai Juruslamat umat
manusia dan peringatan akan bahaya menjelang akhir zaman.
Kelebihan Buku
“Etika Perjanjian Baru” Pdt. Dr. Karel Sosipater:
Setelah
saya membaca dan merenungkan buku ini saya sangat diberkati tentang berbagai
karakter atau Etika yang ada dalam Perjanjian Baru terkhusus dengan uraian
Etika para tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Dengan demikian saya lebih
memiliki wawasan dalam melakukan setiap pelayan atau pekerjaan yang akan saya
jalankan. Buku ini memberikan uraian yang baik sehingga saya sebagai pembaca
dapat mengikuti alur atau jalan pikiran yang dipaparkan oleh Pdt. Dr. Karel
Sosipater dalam Etika Perjanjian Baru. Uraian ini juga mudah diterapkan dalam
jemaat kerrena dari bahasa dan cara penyajian sangat baik, sehingga para
anggota jemaat memiliki karakter yang baik dan sesuai dengan Firman Tuhan.
Kekurangan Buku “Etika Perjanjian Baru”
Pdt. Dr.
Karel Sosipater:
Ada
kelebihan dan pasti juga ada kekurangannya, saya melihat kekurangan dalam buku
ini dalam hal: Pertama, tidak adanya
uraian cara yang lebih baik agar setiap pembaca dapat mengaplikasikan setiap
isi yang ada dalam buku ini. Kedua, kurangnya
dorongan kepada setiap pembaca untuk belajar dari uraian etika dalam PB ini
sehingga banya orang hanya bertujuan untuk sekedar membaca dan tidak ada
tindakan karena kurangnya himbauan.
No comments:
Post a Comment